» Here comes that rainy feeling again «
●●●
"Yah... hujan lagi," keluhku sambil menengadahkan tangan ke depan untuk merasakan seberapa derasnya rintik hujan sore ini.
Guyuran hujan cukup deras juga sore ini, dan sialnya aku tidak membawa payung yang dapat melindungiku dari hujan. Aku lekas menarik tanganku ketika tetesan-tetesan dari langit itu mulai membasahi telapak tanganku.
Aku memandang ke arah langit berusaha menemukan secercah tanda berhentinya hujan, tapi nihil. Sepertinya hujan sore ini akan awet.
"Rain!" panggil seseorang.
Aku langsung menoleh setelah mendengar ada yang memanggilku.
"Hujan nih, hujan-hujanan yuk!" ajak orang itu sambil senyam-senyum tidak jelas.
"Ih, ngapain?" tanyaku heran setelah mendengar ajakan tidak masuk akal itu.
"Ya gapapa, lo kan suka hujan." katanya lagi.
"Taunya?"
"Ya tau lah, orang udah jelas-jelas nama lo itu Rain, jadi lo pasti suka hujan." katanya mantap.
"Sok tau," kataku sewot.
Kebiasaan orang-orang yang sangat tidak kusukai, adalah saat ia mencoba ingin dekat denganku tapi dengan cara menebak kesukaanku melalui namaku. Semua orang pasti akan tertipu mengira aku suka hujan karena namaku. Dan lelaki ber-name tag Rafi ini adalah orang yang kesekian kalinya yang menggunakan metode kuno itu.
Hanya karena sebuah nama yang menggambarkan sesuatu, bukan berarti kamu yang punya nama menyukai sesuatu itu juga bukan?
Aku memutar bola mataku jengah. Lagi lagi tebakan zonk itu terdengar.
"Lo bawa payung?" tanyaku kemudian.
Lelaki yang ada di depanku ini menggeleng.
"Tapi gue bawa motor," katanya.
"Ga nanya." kataku datar. Ih, Rafi! Yang ditanya apa jawabnya apa.
Sudah lima belas menit lamanya aku berdiri disini sambil menunggu hujan reda. Jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, dan entah kenapa Rafi juga masih saja setia menunggui hujan reda tepat di sampingku.
Serius aku ingin pulang sekarang. Ini sudah terhitung satu jam sejak tetesan-tetesan dari langit itu jatuh, tapi sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda hujan ini akan reda. Entah sudah berapa kali aku mendesah, mengeluh dan bahkan menggerutu karena hujan.
Aku tidak tahu Rafi dengar atau tidak, aku juga tidak peduli jikapun ia mendengarnya. Sejak tadi yang aku lakukan hanya berdiri di sini sambil menatap hujan dengan nanar, sedang Rafi dari tadi malah berusaha mengajakku untuk bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain & Raina
Teen Fiction[✔] Ini cerita tentangku. Tentang seorang Raina Milea Irawan. Tentang hujan yang kubenci. Tentang matematika yang tidak kusukai. Tentang cinta yang kupercaya hanya fantasi. Dan tentang dia yang mengajariku supaya jangan takut mencinta kembali. Ini...