BC#10

6.6K 505 14
                                    

Seminggu kemudian Keenan kembali kesekolah seperti biasa.

Sampai saat ini, Tak ada yang tau akan keadaan Keyla.

Yang mereka tau, Keyla telah tiada. Well, berterimakasihlah pada Kelly yang kemarin melabrak Nana dan membeberkan berita omong kosong itu.

Sungguh, Keenan mengakui, Kelly memang hebat dalam mengecoh orang lain.

Kali ini, Keenan menoleh kearah Zella yang duduk dengan pandangan kosong. Pria itu mendengus saat menyadari Zella tak menoleh kearahnya sedikit.

Hoi! Mereka ini duduk sebangku! Bangku panjang lagi! Massa Keenan diabaikan?!

Kening Keenan berkerut kerut tanda ia sedang berpikir. Entah perasaannya saja atau apa, Zella hari ini terlihat Kacau.

Matanya sembab dan rambutnya terlihat berantakan.

Um, mungkin ia sedih akan kehilangan Keyla mengingat ia tau jika Keyla telah meninggal.

Sebenarnya Mulut Keenan gatal ingin memberitahukan kebenaran pada Zella, sang calon Istri tapi .. ah lupakan. Lagipula adiknya itu sudah menetap diJerman sekarang.

Keenan menatap gadis disampingnya itu dalam diam. Zella terdiam dengan pandangan kosong, ia bahkan tak sadar Jika Keenan memperhatikannya dirinya sedari tadi.

Segitunya Sayang pada Keyla? Sampai sampai seperti mayat hidup seperti itu. Apa pesona Keyla segitunya?

Hm, cocok jadi Istri Keenan dimasa depan.

Keenan mengerjapkan matanya sesaat saat pemikiran konyol itu melintas dipikirannya. Lalu pria itu tersenyum tipis.

Boleh juga.

Keenan mengedarkan pandangannya pada 2 sahabat Zella yang lain, tak beda Jauh dengan keadaan Zella selama ini.

Hm, kalau dilihat lihat, Luna dan Alicia cocok disandingkan dengan Kay. Mungkin.

Tapi, tapi,.. Luna terlalu dingin dan terlihat Kejam, tidak cocok dengan Kay yang 11-12 dengannya.

Keenan mengalihkan pandangannya pada Alicia, gadis itu terlalu baik, lembut dan Manja. Lebih cocok dijadikan adik.

Lalu, Terakhir. Mata Keenan menatap Nana yang duduk dipojok belakang. Setau Keenan, seisi kelas ini mengucilkannya usai ia dilabrak oleh Kelly.

Dulu, mereka berlima selalu bersama kemanapun. Tapi kali ini sepertinya tidak lagi, Mereka memilih jalannya masing masing.

Mereka membentuk sekutu baru dan membiarkan Nana mengucilkan diri dipojokan Kelas.

Dan Yeah, berita besarnya, Ia menyukai Keenan. Cih, Apa pesona Keenan sekuat itu sampai sampai Perempuan itu rela menusuk temannya dari belakang?!

Ah, mungkin Benar. Musuh kita bisa saja orang terdekat. Dan juga, terkadang Sahabat bisa jadi bangsat!

Seperti inilah contohnya.

Pria itu berdecih lalu tersenyum setan.

"Jangan Coba coba merencanakan hal buruk padanya!" Ucapan Dengan nada dingin itu membuat Keenan tersentak kaget.

"Aku tau seisi kelas membencinya. Tapi, jangan macam macam atau Kau akan berhadapan dengan Kami!"

Zella menatap Keenan dengan Raut wajah datar. Kali ini ia menatap telak dimata Hitam Keenan. Tanpa Rasa Malu yang biasa ia rasakan dan juga tanpa debaratn menyebalkan itu.

Err maaf, ralat..debaran itu masih ada. Hanya saja sebisa mungkin Zella menahannya.

"Kami!" Ucap Zella dengan penuh penekanan.

Dan Keenan tau, Kami yang Zella maksud adalah Gengnya.

Keenan tersenyum tipis, Setia kawan Ya?

Benar, Calon Istri Idaman.

Keenan menyunggingkan senyum Setan.

Gadis itu Miliknya. Sekali lagi, Zella
Miliknya. Hanya dia.

***

"Aku tau seisi kelas membencinya. Tapi, jangan macam macam atau Kau akan berhadapan dengan Kami!"

Zella menatap pria dengan tatapan datar. Raut wajahnya plat seperti tembok. Tak peduli dengan jantungnya yang berdetak kencang saat melihat mata hitam sekelam malam milik Keenan yang menyedotnya untuk kembali jatuh kedalam pesona pria itu.

Keenan terlihat kaget tapi Zella tak peduli.

"Jangan menyentuhnya seujung kuku pun. Meski kau kakaknya Key, aku tidak mengijinkanmu menyakiti siapapun. " Gadis itu mendesis garang dan menggebrak meja lalu bangkit dan Pergi. Keenan mengangguk pasrah sambil mengelus dadanya saking terkejutnya.

Toh, dia tidak ada maksud jahat. Meskipun rasa Kesal itu ada, Keenan tak pernah main kasar dengan perempuan. Ia sayang ibu dan Adiknya. Ah, jangan lupa Calon Istri dan Anak anak perempuannya kelak.

Ia hanya butuh sedikit pengakuan dari Nana. Sedikit!

**

Sepulang sekolah, Keenan berhenti diparkiran. Lingkungan sekitar terlihat Sepi. Hanya satu dua orang yang berjalan jalan. Keenan terlihat menunggu seseorang.

Hei,
Jangan menggoda! Keenan sedang menunggu Nana, Bukan Zella!

Iris hitam itu menyipit saat melihat Keadaan Nana yang err.. maaf, seperti Korban bullying.

Rambut gadis itu terlihat lepek dan pakaiannya yang kotor dengan noda coklat dimana mana.

Gadis itu terlihat Kaget saat melihat Keenan yang menatapnya lalu menunduk.

"Hei." Panggil Keenan saat gadis itu melewatinya.

Nana terlihat tegang. Ia menoleh dengan gerakan patah patah kearah Keenan. "Y-ya?''

"Langsung saja." Keenan menghampiri Nana yang terlihat ketakutan. Gadis itu mundur kebelakang saat melihat Keenan mendekatinya.

"Hei. Jangan takut." Meski Keenan mengucapkannya dengan tenang, yang Nana dengar seperti panggilang Kematian. Wajah gadis itu memucat. "Hiks.. aku minta maaf. Hiks.. ini bukan mauku. Hikss.. ini.. ini.."

Nana terlihat bingung saat menjelaskan, air mata mengalir deras dipipinya membuat Keenan tak tega.

Hah, jadi ingat Keyla.

"Ernest kan?" Dan, Nana mengangguk membuat Keenan mengeraskan rahangnya.

"Berikan alasan kenapa kau mau mengikuti maunya?" Tanya Keenan dengan pelan.

"Hiks. Dia.. hìks sepupuku hiks. Dia.. dia bilang akan menghancurkan perusahaan orang tuaku."

Kini, Keenan mengerti. Nana hanya Kambing hitam.

Ernest brengsek, Keenan berjanji akan menghancurkannya sehancur hancurnya!

"Ayo. Ku antar pulang." Ucap Keenan hendak mendekati Nana tetapi gadis itu malah melangkah mundur kebelakang.

Urusan Ernest, ia akan turun tangan tanpa membawa siapa siapa dalam setiap langkahnya.

Keenan bukan pengecut yang akan membawa banyak temeng untuk melindungi diri sendiri.

"Keenan, aku.. maafkan aku. Aku tidak menyukaimu. Itu hanya alibi yang dibuat Ernest." Nana kembali menunduk antara malu dan Sedih. "Itu.."

Keenan tersenyum kecil. "Aku tau."

"Keen, jaga Zella." Ucapan dari Nana itu membuat Keenan menepuk rambut gadis itu gemas.

"Hm. Jika Ernest menyiapkan sesuatu. Kuharap kau tidak akan berpikir dengan menyetujuinya dengan bodoh."

***

***

[3]BAD COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang