“Aku lebih baik menjadi sosok yang paling jahat daripada berpura-pura menjadi sosok paling lembut namun pada pikirannya tertanam kepicikan.”
“Kenapa kamu gak barengan saja dengan Obi, kalian kan satu sekolah?” tanya Ibu sambil memoletkan selai kacang di atas rotinya.
“Azzu lebih seneng pergi sendiri aja deh, Bu. Daripada cewek-cewek satu sekolah itu cemburuan lihat Azzu.” jawab Aika sambil nyengir kuda menatap Obi.
“Kenapa? Obi kan kakak kamu?”
Aika hanya tersenyum tipis mendengar penuturan ibunya. Mengingat jam telah menunjukkan pukul 6 lewat 15 menit, ia langsung mempercepat sarapannya lalu pamit pergi.
“Azzu pergi duluan ya, Bu, Yah, Kak Obi.” ucap Aika menyalimi mereka satu persatu.
Di saat Aika tengah bergegas menuju pintu depan, suara barriton yang agak keras membuat Aika terperanjat. Ia menoleh ke arah belakang, dan langsung mendapati sosok rupa ayahnya yang tengah memanggil namanya.
“Azzu, kamu harus berubah! Jangan buat mereka bersedih hati.” titah sang ayah yang membuat rupa wajah Aika seketika berubah menjadi pias.
“He’eh.” gumam Aika pelan. Setelah itu, bayangan gadis itu tak terlihat lagi.
R E U N I
Aika mematung di tempat duduknya dengan sebuah earphone yang menyumbat di kedua telinganya. Ritual wajib tiap pagi sebelum guru pengajar masuk. Ya, mendengar lagu.
Aika, yang berarti lagu cinta. Arti nama ini memang cocok bagi sosok Aika Azzura. Gadis pecinta musik mellow dan tidak terlalu menyukai lagu nge-rock. Menurutnya, lagu mellow dapat menenangkan rasa, dan biasanya sajaknya sangat bagus jika dijadikan puisi atau quote setiap hari. Ya, walaupun muka bejat, Aika tetap menyukai kelembutan dalam hidupnya.
Gadis itu bernyanyi dengan nada pelan mengikuti aliran musik yang bergulir tenang di telinganya. Lagu itu memang akhir-akhir ini sangat booming sejak menjadi soundtrack dari sebuah film yang berwujud kisah nyata. Selain itu, lirik lagunya pun sangat berarti dalam bagi Aika, hingga membuatnya berkali-kali menumpahkan air mata.
“Suara lo bagus.” ucap seorang cewek yang tidak pernah Aika lihat sebelumnya.
Aika melepaskan earphone yang terpasang di telinganya.
“Makasih.” jawab Aika dingin.
“Lo anak baru, ya? Kenalin nama gue Syara.”
“Iya. Nama gue Aika.” jawab Aika singkat.
Ia kembali membenamkan wajahnya di balik tangan yang ia lipat di atas meja. Tak berselang lama, sebuah bell terdengar keras di telinganya.
Teeetttt...
Aika mengangkat kepalanya malas, rasanya baru saja ia membenamkan kepalanya menikmati alunan musik. Tiba-tiba saja ia harus dikagetkan dengan bunyi bell sekolah.
“Lengan baju lo kok basah?” tanya Luna tepat saat Aika menghela napas kasar.
Aika berdecak kaget, matanya membulat sempurna dan langsung memerhatikan bajunya yang tengah basah.
“YA AMPUN!! LO NGILER!?” teriak Keno membuat semua orang menoleh ke arah Aika.
Aika yang baru saja bangun dari setengah tidur langsung naik pitam dengan perilaku Keno yang asal Frontal, bahkan ia langsung melempar lelaki frontal itu dengan tatapan maut. kilatan amarah itu sontak membuat Keno terdiam takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI
Teen FictionCerita masa SMA pasti ada suka, duka dan ada cinta. Dan salah satu cinta itu pasti ada "Dia". Hal itu membuat seorang Aika mampu bertahan hingga sekarang. Namun, kenapa ia malah memilih bertunangan dengan orang lain selain "Dia"? Sebuah buku diary...