08. Aufan Razka

881 80 23
                                    

*Vote and comment

“Jangan pernah mencintai seseorang melebihi apapun, karena jika seseorang itu tidak mencintaimu, kaulah yang akan terluka.”

18 Februari 2009

Di umurku yang sekian ini, aku masih tidak tahu artinya cinta. Boro-boro untuk pacaran, jatuh cinta pun belum pernah. Gak percaya? Ya sudah, ini urusanku dengan hatiku. Lalu, siapa yang akan menjadi sosok cinta pertamaku? Ah tidak, aku tidak ingin mencinta untuk saat ini. Sampai aku benar-benar siap untuk jatuh cinta.


Ketampanan, sosok yang dipandang kepintarannya, memiliki jiwa karismatik, dan lesung pipi yang melekat di daging yang tak bertulang, mempunyai keunggulan, serta patuh pada Tuhan. Mungkin ini adalah kriteria dari para perempuan zaman sekarang. Puji-pujian yang mereka lantunkan pada para lelaki idaman di luar sana. Mulai dari, cogan, cogan hiburan dunia, surganya dunia, nikmat mata, dan segala pujian yang mereka lantunkan ketika bertemu dengan ciptaan Tuhan yang seperti itu.

Begitu juga pujian-pujian yang diberikan kepada pentolan sekolah. Siapa lagi kalau bukan ketua kelas sepuluh Ipa 1, Aufan Razka. Lelaki yang sebentar lagi akan menginjak umur 16 tahun tersebut, mempunyai aroma ketampanan di High School IC. Siapa yang tidak kenal dia, peraih UN tertinggi se-Provinsi. Dari anak SD hingga nenek-nenek gigi ompong pun memuji ketampanannya. Lelaki yang berkaca mata saat menulis ini, membuat banyak orang jatuh cinta padanya, menganggumi paras yang ada dalam dirinya, serta membuat banyak orang terhipnotis akan kehadirannya.

“Gue tahu lo tampan, tapi ketampanan lo udah bikin sekolah ini gaduh! Lo tahu kan, sampe SMA seberang sana saja juga tahu nama lo. Sepopuler kah lo di mata mereka?” cerocos Keno.

“Tambah sempit, nih, peluang buat cowok kurang tampan.” sambung Andito yang berjalan lebih dulu meninggalkan dua orang temannya di belakang.

Kali ini mereka satu meja dengan cewek-cewek tak kalah hits di sebuah ruangan yang bernama kantin. Siapa lagi kalau bukan Aika, Zata, Luna, Syara, Kara, dan Qonita. Cewek-cewek tersebut sekarang cekikikan mendengar penuturan Keno dan Andito dari jauh, kecuali Aika, si gadis yang tidak tertarik dengan jalan pembicaraan mereka.

“Raz, gue punya pertanyaan, nih, buat lo. Siapa cewek yang paling lo sukai dari banyaknya penggemar lo?” tanya Qonita membuat yang ditanya hampir tertelan daging bakso.

“Pertanyaan lo kayak gue lagi bunuh Mirna aja!”

“Jawab aja susah banget, sih!” gerutuh Keno dan Zata berbarengan.

“Iya—”

“KHA?! LO SUKA SALAH SATU PENGGEMAR LO?!” teriak Keno, membuat seisi kantin menoleh ke satu meja.

“Bukan, maksud gue, iya enggak ada lah! Lo-nya aja langsung ngambil arti beda.” gumam Razka dengan muka merah padam.

Mereka yang berada di meja tersebut hanya ber”oh” ria, sedangkan salah satu cewek diantara mereka hanya bengong tak berujung.

"Kenapa, Raz? Lo ganteng, pintar, anak sayangan guru, popoler, ya... sempurna lah, tapi kenapa gak ada satupun yang kecantol di lo?" tanya Syara panjang lebar.

"Jangan-jangan,  lo maho lagi?" gumam Keno.

"BANGSAT!! Gini-gini, gue juga suka sama cewek." jawabnya sembari menghirup jus jambu yang baru saja ia pesan.

"Emang siapa cewek yang lo suka?"

"Laudya Chintya Bella." jawabnya membuat tawa para cewek di meja itu tertawa lepas, termasuklah Aika.

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang