09. Sebuah Rahasia

932 79 27
                                    

"Rahasia itu ibarat sebuah bau, jika kau berusaha menutupinya. Ia akan tetap tercium.”


    26 Februari 2009

Aku memiliki rahasia yang tidak kubagikan kepada mereka. Rahasia ini hanya menjadi milikku dan selalu menjadi milikku. Aku pernah menginginkan berbagi rahasia kepada mereka, namun mereka malah tak acuh untuk mendengar kisahku. Termasuk mereka, keluargaku.

Mereka mengetahui rahasiaku, namun hanya sebesar kepalan tangan mereka. Aku tidak tahu, pada suatu saat, mereka akan mengetahuinya melebihi sekepal tangan mereka. Karena kuyakin mereka akan mengetahuinya.

Aku, gadis sejuta rahasia yang akan rapuh. Aku bahagia dengan kerapuhanku, karena dengannya aku belajar artinya hidup.


Aika benci dengan hidupnya, Aika benci dengan mereka yang terus mengusik dirinya, Aika benci orang yang terus mengganggunya, Aika benci dengan pesawat, Aika benci dengan segala hal yang berbau kesedihan. Dan entah mengapa, hal itu terjadi saat sekarang.

“Hai, Aika!”

“Cantik, sini yuk sama Abang.”

“Aika...,”

Gadis yang dipanggil namanya tersebut menoleh ke arah sumber suara dengan alis yang sebelah terangkat. Menatap jengah para lelaki badung yang berada di kawasan tongkrongan anak tawuran.

“APA LO LIHAT-LIHAT?! MINTA DICOLOK MATA LO SEMUA?!” bentak gadis tersebut, membuat sekelompok orang itu makin tertawa terbahak-bahak.

“Jangan galak-galak, dong! Nanti jadi perawan tua, kan kagak enak.”

Gadis itu mempercepat langkahnya, ia tidak mau berurusan dengan laki-laki tengil yang hanya berani dengan komplotan mereka.

“Mau kema—”

Brukkk...

Pukulan gadis itu langsung membekas di wajah seorang lelaki yang terus menggodanya, sedangkan komplotan lelaki tersebut malah mengangah heran tidak percaya. Aika yang tidak sengaja melakukan pukulan itu langsung mempercepat langkahnya. Meninggalkan sekumpulan jejaka muda yang sedang gontong royong membantu pimpinan mereka.

Tidak ada yang bisa merubah sifat dingin gadis itu menjadi lebih hangat. Bahkan, sang Kakak yang terkenal rajanya menaklukan hati cewek, malah tidak sanggup menaklukan hati adiknya yang sangat beku.

“Aika!!” panggil seseorang.

Gadis tersebut menoleh dengan tatapan dingin, tatapannya sama seperti pertama kali ia pindah ke High School IC.

“Gue lihat lo tadi.” ucap orang itu yang baru saja muncul setelah berhari-hari absen dari kelas.

“Terus kenapa? Minta ditonjok juga?! Yuk sini!”

Orang itu tersenyum, “Enggak, tadi gue gak sengaja lihat, di sanakan sarangnya komplotan geng di IC. Nanti lo malah di sangka komplotan tawuran.” ucapnya bernafas lega.

“Muka gue cocok baget ya, jadi komplotan geng murahan itu. Makasih banget, lho! Apalagi kalo lo bilang gue psikopat, gue lebih seneng dengan panggilan itu.” jawab gadis tersebut yang seketika saja wajahnya berubah menjadi murung.

Orang itu adalah Razka, sang ketua kelas yang sudah beberapa hari absen dari kelas. “Yaelah, horor amet mukanya! Kan kalo dilihat gitu kayak nenek lampir yang gak dapat tumbal bulanan.”

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang