part 2

489 23 2
                                    

Hatiku tlah mati rasa untuk cinta yang lainya, Tapi aku akan mencoba untuk mencintainya.

-----

Teesa menatap pancaran wajahnya di cermin, mengamati dirinya sendiri yang telah di rias dengan bedak yang tipis, cocok untuk kulit putihnya serta berbagai make up lainya,
Ia menundukan wajahnya, bagaimana ia bisa menikah dengan laki-laki yang baru di kenalinya beberapa minggu yang lalu, hatinya masih ragu, bahkan bertemu pun hanya satu kali di saat perjodohan itu, dan tanpa di sangka hari ini adalah hari pernikahanya air matanya menetes begitu saja saat mengingat masa lalu itu.

FLASH BACK
"Apa kau sudah siap? untuk acara pernikahan kita hari ini."

"Tentu saja aku siap Teesa, oh yah pasti wajah kamu saat ini sangat cantik, akhh aku jadi tidak tahan ingin cepat menikahimu dan memilikimu." ucapnya terkekeh di sebrang sana.

"Aku tunggu kamu untuk menikahiku dan memilikiku sayang." Teesa tersenyum.

"Ok Teesa sayang, tunggu aku di pelaminan nanti, sekarang kau siap-siap dulu yah, aku dan keluarga juga lagi di jalan nih sebentar lagi sampai mungkin setengah jam lagi."

"Ok, baiklah, hati-hati yah aku tunggu kamu di sini." ucapnya la lu hendak memutuskan panggilan itu tapi suara berat itu menahanya.

"Tunggu." tahanya.
Aku mencintaimu Teesa Andriyani, sampai mati."

Teesa hanya tersenyum bahagia saat Sammy mengucapkan kata ini, memang ini bukan pertama kalinya ia katakan, tapi entah kata-kata terakhir yang di ucapkan di telpon tadi membuat hatinya sangat-sangat bahagia.

----------
Detik waktupun berjalan tanpa terasa sudah setengah jam menunggu sang mempelai pria, Teesa tampak mondar-mandir sambil terus menghubungi Sammy, tapi lagi-lagi tidak ada jawaban perasaanya saat ini sangat khawatir.

"Bagaimana? pa ada jawaban?" ucap mamahnya, Teesa menggelengkan kepalanya pelan.

"Belum mah, bagaimana ini aku takut terjadi apa-apa padanya kita harus bagaimana?"
ucapnya masih dengan perasan khawatir.

"Coba kamu hubungi lagi Sammy, mungkin saja nanti di angkat."

Teesa masih menghubunginya dan detik kemudian, terdengar sebuah jawaban di sebrang sana.

"Hallo."

".........."

"Iya kak ada apa? oh yah kemana Sammy? kenapa ponselnya ada pada kak adlan?" tanya Teesa dengan cepat saat mendengar suara dari Adlan kakak dari Sammy.

"....................."

"Apa? Tii...daaak mungkin, kau bohongkan kak, Sammy tidak mungkin meningal." ucapnya pelan dengan terbata-bata, air matanya tak dapat ia bendung lagi dadanya tiba- tiba menjadi sesak tubuhnya pun lemas seketika dan BRUUK tubuh nya terjatuh bersamaan dengan ponsel yang sedang ia pegang.

"Teesa? kau kenapa sayang? apa yang terjadi pada Sammy?" ucap mamahnya menghampirinya ia ikut khawatir melihat anaknya yang tiba-tiba jatuh dengan air mata yang bercucuran.

"Sammy mamah, Sammy dia kecelakaan, dia sudah ninggalin Teesa mah kak Adlan bilang nyawanya tidak bisa tertolong lagi." ucapnya sesenggukan mendengar itu mamahnya langsung terkejut tidak percaya detik kemudian ia memeluk anaknya dan menenangkanya,

"Teesa, tenang nak, kau harus tenangkan dirimu, sekarang katakan dimana di? kita harus memastikan mungkin saja itu bohong."

ucap mamahnya menenangkan, Teesa menunjukan alamat rumah sakit yang di beritahu Adlan tadi dan saat itu juga orang yang sudah kumpul di acara pernikahanya, segera di bubarkan mereka cukup terkejut  saat bilang pernikahan di batalkan karena mempelai pria terjadi kecelakaan, dan saat itu juga Teesa dan keluarganya langsung menuju Rumah Sakit itu.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang