part 4

411 18 3
                                    

Dari senyum bibirmu.
Kutemukan kenyamanan jiwa.
Menusuk kedalam ruang hatiku.
Yang membara di dalam perasaan ini.

------

Brian sedang fokus mengerjakan pekerjaan kantornya, namun tiba-tiba sebuah ketukan pintu menghentikan kegiatanya.

"Masuk." ujar Brian, lalu baru selangkah seseorang itu melangkahkan kakinya, Brian menatapnya dengan tatapan sulit di artikan.

"Hai Brian, apa kabar?" ucapnya tersenyum manis

"Nara, kau bukanya kau...?"
Sedetik kemudian Nara sudah memeluknya. Brian hanya diam saat gadis bernama Nara itu memeluknya.

"Brian, maafkan aku, aku menyesal, aku tidak bermaksud untuk meninggalkanmu pada saat itu." ucapnya terisak, Brian melepaskan pelukanya

"Pergilah aku sedang sibuk, tidak ada waktu membahas itu." ucapnya dingin

"Apa kau membenci ku? Brian lihat aku, aku benar-benar menyesal padamu, aku ingin kita bisa bersama seperti dulu lagi."

"Maaf Nara, aku sudah menikah, jauhi aku." ucapnya yang sukses membuat Nara terbelalak

"Apa? kau pasti bohongkan, kau pasti sengaja kan hanya ingin membuatku menjauhimu iya kan, oh sudahlah sayang jangan membuat cara agar aku menjauhimu, karena sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu."

"Cih dasar pembohong, aku jelaskan sekali lagi aku tidak berbohong aku memang telah menikah, dan aku sangat mencintai istriku." ucap Brian lalu memilih melangkah pergi dari Gadis masalalunya ini
Gadis itu menampangkan emosinya, dan tidak rela mendengar bahwa Brian telah menikah.

------------
Jam menunjukan pukul 00:20 , Brian masih memikirkan atas kejadian tadi.

Brian pov

Gadis itu, mengapa ia kembali, tidak puaskah ia mengecewakanku.

Tiba-tiba datang dengan  tanpa dosanya ia  mengatakan maaf, dan memeluku begitu saja, lalu kemana dia, saat pernikahanya akan di laksanakan, ia malah pergi entah kemana dan membuatku sangat kecewa  namun kini ia datang kembali, apa yang harus aku perbuat,sejujurnya aku memang masih menginginkan nya  tapi bagaimana dengan Teesa.

Brian pov end

Cklek
Suara pintu membuyarkan lamunanya.

"Maaf, aku hanya ingin membawakanmu cofe ini." ucapnya lalu Brian hanya diam, Teesa pun memilih untuk keluar dari ruanganya, namun suara berat itu menghentikanya.

"Duduklah Teesa." ucapnya tersenyum sambil menatap Teesa.
Mau tak mau ahirnya Teesa duduk di sebelahnya.
Mendengar suaranya lagi entahlah hati nya merasa sangat senang, namun ia menyembunyikanya.

"Maaf, atas kejadian malam itu aku...."

"Sudahlah, aku tidak ingin membahasnya, lagian aku juga sudah memaafkanmu."

"Baiklah, aku tidak akan membahasnya, Sekarang lebih baik kau tidurlah ini sudah malam." ucapnya lalu kembali menatap laptop nya, Teesa menahan tangan Brian, dan membuatnya menatap ke arah Teesa

"Kau juga harus istirahat, jangan terus mementingkan pekerjaanmu, pikirkan kesehatanmu juga, kalau tidak nanti kau bisa sakit
" ucap Teesa tersenyum lalu melangkah keluar dari ruangan Brian.

Brian mencerna ucapan yang Teesa katakan padanya,

"Angin dari mana ini, sungguh membuat hati ku lagi-lagi bahagia saat Teesa perhatian padaku, akhh aku benar benar senang saat ia menampakan senyumnya lagi padaku, sungguh aku merindukan saat ia tersenyum padaku
" batinya sambil terus tersenyum bahagia.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang