Kenapa tidak pernah ku sadari.
Tentang ketulusan yang kau beri.
Selalu ada untuk menemaniku saat sepi.
Haruskah aku mengakhiri.
Atau memulainya lagi.----
Teesa berjalan seorang diri di jalanan, ini adalah hari kedua ia dan Brian masih belum akur, Teesa menghindar begitu juga Brian, semenjak perdebatan kemarin Teesa masih belum bisa memaafkan Brian walau Brian memohon beribu maaf padanya.
Plash Back
"Teesa ku mohon, dengarkan aku sekali saja ?" ucap Brian masih menahan tangan Teesa
"Apa? apalagi hah, aku benci padamu, kau sungguh keterlaluan, apa ini caramu melampiaskan, nafasu mu dengan wanita lain hanya karena tidak bisa di puaskan oleh istrinya."
"Astaga, Teesa kau sedang bicara apa hah, sungguh demi Tuhan
tidak ada maksud untuk melampiaskan nafsu ku pada wanita lain, dia yang memulai bukan aku, perlu kau ketahui Teesa bahwa aku...""Sudah cukup, kau pikir aku anak kecil hah yang bisa kau bohongi sayangnya aku bukanlah anak kecil , dan keputusanku semakin bulat aku ingin segera perceraian." menatap tajam Brian
"Kenapa kau kekeh ingin bercerai denganku Teesa." suaranya lebih tegas
"Karena aku tidak pernah mencintaimu, aku masih mencintai Sammy." jujurnya
Brian mengacak rambutnya kasar
"Akhh, bisakah kau belajar untuk mencintaiku Teesa , harus berapa kali lagi aku meyakinkanmu Teesa , Aku mencintaimu
Dan kenapa Sammy dan Sammy yang selalu kau bicarakan, sadarlah Teesa dia sudah pergi apa lagi yang kau harapkan.Sungguh sangat beruntung dia di cintai wanita sepertimu.
Lantas apa aku bisa menggantikan posisisnya,
Aku ingin merebut posisinya di hatimu Teesa , Tapi sayangnya terlalu tinggi mimpiku untuk menggapaimu Teesa.( Ucapnya lalu membuang nafas sebentar)
Jika perceraian yang sangat kau inginkan itu. Baiklah aku akan melakukanya secepat mungkin, dan setelahnya kau bisa bebas dari genggamanku"
ucapnya lalu melangkah jauh dari hadapan Teesa, Teesa menatap punggung Brian yang semakin menjauh, ia menghela nafasnya ada satu keganjalan dihatinya yah, bersalah, entah bersalah karena apa, melihat pengakuan dari Brian membuat detak jantungnya seakan-akan tak ingin beraturan berdetak.flash back off
-----**-----Teesa menelusuri jalan di malam hari, langkahnya terus berjalan dengan tanpa tujuan, pikiranya masih teringat tentang kejadian tadi, berkali-kali ia membuang nafasnya dengan kasar,
Tanpa ia sadari seorang pria mengikuti, setiap jejak yang ia langkahkan, pria itu terus mengikutinya tanpa memalingkan wajahnya dari sosok gadis yang sedang ia ikuti itu.
"Jangan sampai lolos, kalau bisa habisi dia tanpa sisa" ucap telvon di sebrang sana, ia tersenyum licik.
"Baik Nonna, akan saya lakukan"
Dengan segera ia, memulai aksinya.Langkah Teesa terhenti saat melihat seorang pria berbadan cukup sedang dan tentunya lebih tinggi darinya sama sekali tak ia kenal berdiri di hadapanya,
Perasaan yang pertama tentu ia bingung siapa pria ini, dan yang kedua ia takut mendapati pria tak di kenal ini."Ssiapa kau" ucapnya terbata-bata
"Hai gadis manis, menurutku tidak penting memberitahu siapa aku ini, yang terpenting sekarang mari ikut denganku" ucapnya dengan segera mencekal lenganya
"Apaan ini, akhh lepaskan tolongg, akhhh kumohon lepaskan" ucap Teesa meronta-ronta saat pria itu menariknya menuju mobil
Teesa menggigit tangan kokoh itu, dan saat itu juga terdengar erangan dari pria itu, dengan segera Teesa mencoba untuk lari.
"Gadis sialan" umpatnya lalu berhasil mencegah Teesa untuk berlari, ia membawa Teesa dan menyandarkanya di samping mobil
"Kumohon jangan sakiti aku" ucap Teesa bergetar
"Dengar gadis manis, aku tidak akan menyakitimu, dengan syarat kau harus ikut bersamaku" ucapnya lalu semakin menempelkan tubuhnya dengan Teesa, Teesa semakin takut apalagi saat pria yang tak ia kenal ini memegang dagunya.
"Lepaskan dia, brengsek" ucap seseorang keluar dari mobilnya
Sontak pria yang bersama Teesa menatap ke arahnya, perasaan Teesa langsung berubah tenang saat melihat sosok pria di depanya.
"Ttolong selamatkan aku" ucap Teesa meneteskan air mata
"Akhirnya pangeranmu datang juga, sayang kurasa sudah terlambat, wanita mu akan ku habisi sekarang juga"
lalu tanganya sudah mencekal pisau dan menempelkan di leher mulus Teesa, Teesa meringis ketakutaan tubuhnya bergetar hebat.
"Sialan, berani kau melukai wanitaku, akan ku buat kau mati di tanganku" ucapnya lalu dengan segera memukulnya dengan sekilas dan sukses membuat pisau itu terlepas, dengan segera Teesa berlari ke arahnya.
"Kau tidak apa-apa" ucap Brian penuh hawatir, Teesa hanya menggelengkan kepalanya
"Brian awas" ucap Teesa saat melihat pria itu mendekat ke arah Brian dan membawa pisau itu, dengan segera Brian menarik pisau itu dari tangan pria itu dan saat itu juga ia memberi beberapa pukulan kepada pria itu, dan akhirnya pria itu tersungkur di jalanan dengan luka parah di sekitar wajahnya.
"Itu tidak seberapa, jika sekali lagi kau berani mengganggu wanitaku, siap-siap mati di tanganku" ucapnya lalu melempar pisau yang ada di tanganya menuju ke samping pria itu, setelahnya ia langsung menarik tangan Teesa menuju mobilnya.
------***---
Di dalam mobil Brian hanya diam juga dengan Teesa yang masih ketakutan , dan tidak butuh waktu lama mereka sampai di apartemnya.
"Brian, tanganmu" ucap Teesa sambil meraih telapak tangan kanan Brian yang mengeluarkan darah segar dari pisau yang ia pegang tadi.
"Tidak apa, hanya luka kecil" ucapnya sedikit menyunggingkan senyuman
"Kau gila, ini luka parah ayo biar aku yang mengobatinya" dengan segera Teesa membawa Brian ke sova dan mendudukanya di sana, dengan segera ia membawa kotak p3k
"Maaf ini karenaku" ucap Teesa sambil mengobati luka di telapak tangan Brian yang cukup sobek akibat pisau tajam itu, ia segera membalut luka itu.
Hati Brian bersorak ria di sana mendapat perhatian dari seorang Teesa"Tidak, bukan salahmu aku terluka, aku yang harus minta maaf tidak bisa menjagamu, aku bukanlah suami yang baik" Teesa menatap Brian
"Jangan membuatku semakin bersalah padamu, ku mohon jangan lukai dirimu demi aku, kita akan bercerai jangan membuatku semakin merasa bersalah padamu" ucap Teesa tegas
"Aku akan melakukan apapun termasuk nyawaku untuk menjagamu" ucapnya lalu membuang napasnya sebentar
"Bahkan walau nanti kita sudah bercerai, aku akan tetap melindungimu" ucapnya menatap balik mata Teesa, lalu ia beranjak pergi ke kamarnya meninggalkan Teesa yang masih terdiam di Sova"Bukan, bukan ini yang aku inginkan, mulutku menyuruhku mengucapkanya, tapi lain hati ku sepertinya menolak, menolak untuk bercerai denganmu.
Apa ini, sungguh aku bingung perasaan apa ini, aku yang kekeh ingin bercerai denganya tapi sekarang, hatiku berubah aku tidak sanggup jika nanti bercerai denganya" batin Teesa lalu meneteskan air matanyaTerimakasih udah nyempetin baca cerita gaje inih.. salam hangat dari author abal abal ini hhe
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
Romance(SEDANG DI REVISI Mohon maklumi cara penulisanya yah typo bertebaran dimana-mana) Kisah cinta seorang gadis yang terlalu mencintai kekasihnya, dengan penuh ketulusan, sampai rela menutup hatinya untuk cinta yang lainya. Namum seberapa keras pun ia...