Kenapa harus selalu seperti ini.
Saat hatiku benar-benar ingin berubah, tapi lagi-lagi sebuah penghianatan kudapatkan.-----
Teesa menghela nafasnya dengan kasar, raut wajah kesal masih tampak di wajah manisnya itu.
Setelah hari kemarin dimana ia dan Brian mulai berdebat lagi, hatinya benar-benar sangat kacau, dan Brian juga tampak berubah seakan akan lebih memilih menghindarinya, setiap kali ia bangun dari tidur sosok Brian pasti sudah tidak ada hampir 3 hari ia jarang bertemu Brian entah apa yang di lakukanya setiap malam sehingga membuat Teesa tidak bisa melihatnya, mungkinkah memang ia tidak pulang, lantas dimana ia.
Untuk itu Teesa memilih menemuinya di kantor Brian, sekedar ingin menemukan penjelasan dari Brian bagaimana pun ia masih menjadi istrinya, jadi berhak tau atas apa yang selalu di lakukan suaminya itu.
----
"Ku mohon Brian, tolong untuk kali ini saja, tolong kembalilah padaku, aku tidak bisa membayangkan jika hidup tanpa kamu." ucapnya lalu memeluk tubuh Brian.
Rahang Brian mengeras, lalu dengan sedikit kasar ia mendorong tubuh wanita itu dari tubuhnya.
"Pergi, atau aku akan berbuat kasar padamu Nara." ucapnya sedikit membentak.
"Tidak, aku akan tetap di sini, sampai kau mau memaafkanku, dan kembali padaku." ucapnya kekeh
Brian mengacak rambutnya prustasi."Akkkh, kau ini benar-benar wanita...."
Cup bibir Nara sudah berada di bibir Brian dan menciumnya dengan sangat ahli, beberap kali Brian berpikir dan akhirnya ia sadar ia tidak boleh hanyut dalam ciuman ini, ia ingat betul ketika Teesa pernah melihatnya berciuman dengan Nara dan itu membuat Teesa semakin membencinya, dan dengan segera ia dorong tubuh milik Nara."Oh jadi karena ini, kau sampai tidak pulang, apa karena kalian ingin mempunyai waktu untuk saling berciuman hah." ucap Teesa di ambang pintu air matanya sudah tidak bisa ia bendung.
"Ttesa akkh ini, ini...." Brian tampak terkejut dengan kedatangan Teesa.
"Kami melakukanya karena saling mencintai." ucap Nara kemudian, Teesa hanya menggelengkan kepalanya.
"Sungguh kau benar-benar pria brengsek Brian kau biadab, lagi-lagi aku di kejutkan dengan pemandangan ini, sungguh kau keterlaluan, segera ceraikan aku sekarang sepertinya aku sudah tidak bisa percaya lagi padamu pria Bajingan dan keputusanku semakin bulat untuk cerai denganmu." umpat Teesa lalu dengan segera ia berlari dari ruangan Brian.
Tangan Brian berhasil menggampai tangan Teesa.
"Dengarkan penjelasanku dulu Teesa." ucap Brian prustasi.
Teesa menghempaskan tangan Brian kasar.
"Jangan berani menyentuhku lagi, aku benci kamu." Plakkk
Sebuah tamparan tepat di pipi kiri Brian. Tidak ada lagi yang perlu di jelaskan." lanjutnya lalu pergi begitu saja dengan air mata yang masih menetes.Pandangan semua pegawai disana menatap ke arah Brian
Brian tampak risi melihtnya.
"Jangan menatapku seperti itu, atau kalian akan ku pecat." ucapnya dengan nada marah, semua pegawai di sana saling menundukan kepalanya takut akan kemarahan bos nya itu.----
Nara tersenyum puas saat melihat Brian dan Teesa bertengkar.
"Lihat saja, sebentar lagi rumah tangga kalian akan hancur." ucapnya lalu tersenyum penuh kemenangan.
Huh authornya jadi gedeg nih ama si nara dasar pho, hahaha jadi ikutan kesel
Oh iya lupa jangan lupa likenya yah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
Romance(SEDANG DI REVISI Mohon maklumi cara penulisanya yah typo bertebaran dimana-mana) Kisah cinta seorang gadis yang terlalu mencintai kekasihnya, dengan penuh ketulusan, sampai rela menutup hatinya untuk cinta yang lainya. Namum seberapa keras pun ia...