part 7

365 15 1
                                    

Disaat aku mulai mencintaimu.
Tapi kau malah membuat aku ragu untuk mencintaimu lagi.

--------

Teesa terbangun dengan tubuh yang sudah enakan, ia  menatap Tubuh Brian yang sedang berbaring di sampingnya.
Teesa tersenyum saat menatap wajah polos Brian saat tertidur.
Teesa merasa bersalah pada Brian, ia ingat betul kemarin Brian terus rela menjaganya dan berkat segala perhatian yang di berikanya, Teesa ahirnya bisa sehat kembali.

"Maafkan aku, telah mengabaykanmu, maaf" lirih Teesa tiba-tiba air matanya metes begitu saja.

Hari ini Teesa memilih untuk bangun lebih pagi dan, untuk memulai dari awal ia akan belanja stok makanan dan  memasakan sarapan untuk suaminya itu, sebagai ucapan terimaasih, karena telah menjaganya.

----------

Brian terbangun, ia mencari-cari Teesa namun tidak ia temukan. Namun sebuah surat membuatnya sedikit lega.

"Hari ini aku pamit untuk belanja bahan makanan , jangan hawatirkan aku" 
Brian tersenyum lega saat ia membaca surat Teesa.

----------

Nara tersenyum bahagia, karena ia berhasil menemukan Vila Brian. Ia tersenyum licik lalu kaki nya melangkah menuju ke dalam Vila Brian.

Brian keluar dari kamar mandi menampangkan setengah badanya yang hanya di lilit handuk, seketika pandanganya tertuju kepada wanita yang berada di ambang pintu.

"Sayang" ucapnya lalu menghampiri Brian

"Kau, kenapa ada di sini, lancang sekali kau memasuki kamar ku"

"Suuut, jangan galak-galak gitu akhh, aku jadi semakin cinta padamu" ucapnya lalu semakin mendekat ke arah Brian
Brian menatapnya penuh emosi

-----

Teesa berjalan menuju Vilanya sambil membawa belanjaanya, ia tersenyum senang saat melangkah masuk menuju vilanya, setelah itu ia meletakan belanjaanya.

"Akkkh, ahirnya sampai juga, oh yah kak Brian udah bangun gak yah, coba deh aku cek" ucapnya lalu melangkah menuju kamarnya CKLEEK
Teesa menegang di ambang pintu, ia menutup mulut nya dengan tanganya, keterkejutan yang ia lihat, membuatnya tak tahan lagi menahan air mata.

"Teesa" ucap Brian setelah melepaskan ciumanya dengan Nara sementara Nara hanya tersenyum puas

"Aku, bisa menjelaskanya Teesa" ucapnya lembut lalu melangkah menuju Teesa.

"Berhenti disana, tetap disana jangan mendekat" ucapnya lalu air matanya begitu deras di pipinya

"Teesa, ku mohon deng..."

"Cukup, cukup Brian, apa lagi ini, kau benar-benar seseorang yang biadab, apa kalian sering melakukanya di belakangku hah,
Kau sungguh tak bermoral Brian. Aku jijik padamu aku benci padamu" napas nya naik turun menahan amarah yang melandanya. Lalu ia memilih pergi dari ruangan terkutuk itu.

Brian mengacak rambutnya prustasi.
"Akkh, sialan kau sangat tak bermoral di depanya akkh aku benci diriku sendiri"

"Sayang" mengelus punggung Brian

"Pergi dari sini" tatapanya penuh amarah

"Tapi Say..."

"Aku bilang pergi dari sini bisakah kau tak menggangu kehidupan ku lagi hah, apa kau lupa dulu kau mencampakanku dan memilih pergi dari pernikahan, tapi untuk apa sekarang kau datang lagi, dengar Nara, aku sudah tidak mencintaimu, kau tahu aku sangat mencintai istriku, jadi berhentilah menggangguku, ku mohon" bentaknya yang membuat Nara meneteskan air matanya.

"Brian, maaf, maafkan aku, aku yang terlalu egois aku memang salah aku lebih memilihnya, tapi aku juga ingin bersamamu, maaf, maaf atas kesalahanku dulu, sekarang bisakah kita bersama lagi aku sangat mencintaimu sangat mencintaimu Brian" isaknya

"Lupakan aku pergi dari hadapanku, dan jangan pernah lagi menampakan wajahmu di depanku" ucapnya lalu mendorong tubuh Nara ke luar kamarnya. Brian mengusap mukanya

Brian pov

Betapa bodohnya aku, kenapa aku malah diam saat ia menciumku.

Dan kenapa aku malah semakin terhanyut dalam ciumanya.
Dan tanpa ku sangka ia membuka resleting bajunya, dan membuat nafsuku seakan-akan memuncak.

Bagaiaman pun aku ini lelaki normal pantas jika aku terangsang, dan menerima sentuhanya, tapi aku juga pikir-pikir dahulu sebelum bertindak,

Bukan Nara yang aku mau tapi Teesa, dan tanpa ku sadari sebelumnya. Teesa masuk kedalam kamar dan melihatku sedang berciuman dengan Nara,  akkh betapa bodohnya aku, aku telah menyakitinya.

Brian pov end

--------

Teesa masih menangis, dan memilih pergi ke pantai Bali, ia duduk di sebuah bangku disana, ia menghapus air matanya dengan kasar, mengingat kejadian tadi seakan-akan hatinya terbakar api yang menyala-nyala.

"Kenapa kau tega berbuat itu denganya, apa hanya karena aku selalu menolak jika kau ajak, sungguh tapi bukan ini yang aku inginkan, aku selalu menghindar darimu hanya karena aku belum yakin padamu, dan benar saja kau malah mempermainkanku, aku benci aku sangat benci padamu" dalam isaknya

"Teesa"

"Untuk apalagi kau menemuiku" ucapnya masih menangis

"Maaf, maafkan aku Teesa maaf" ucapnya lalu langsung menarik Teesa kedalam dekapanya, Teesa berusaha memberontak, namun Brian malah semakin mempererat pelukanya.

"Kau jahat Brian aku membencimu, ceraikan aku sekarang juga, aku sudah muak melihatmu" ucapan Teesa sontak membuat Brian melepas pelukanya

"Cerai, kenapa kau meminta cerai denganku Teesa"

"Karena dari awal aku memang tidak pernah mencintaimu, dan sekarang aku sudah muak dengan pernikahan ini, aku ingin cerai" teriaknya lalu berlari menjauhi Brian, Brian diam mematung sungguh ucapan Teesa membuat jantungnya seakan berhenti," bukan ini yang aku  inginkan, bukan perceraian yang aku inginkan, tapi sebuah kebahagiaan, tapi kenapa jadi seperti ini" Ucapnya lalu ia membuang nafas nya dengan kasar.

------

 

Hahaha Gaje yah ceritanya, akhh vote vote vote donkkk

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang