Prolog

7.1K 419 0
                                    

Irena menatap sedih keluar jendela ruang kerjanya, hujan membuat kaca jendelanya berembun dan sangat dingin, sedingin hatinya saat ini. Irena menghela napas untuk kesekian kalinya, meratapi nasib perasaannya.

"Kenapa? Saat aku mulai membuka hati, malah rasa sakit yang kudapatkan.." gumamnya sendiri.

Ketukan pintu membuat Irena menoleh, seorang perawat masuk dan mendekatinya. "Ada apa suster?" Irena bangkit berdiri dan duduk dikursinya.

"Ini ada undangan peresmian rumah sakit baru di pulau Hebbrie.."

Kening Irena berkerut dalam. "Peresmian rumah sakit katamu?" ia mengambil undangan itu dan membukanya, membaca sekilas.

"Iya. Kalau begitu, saya permisi, Dokter.."

Irena mengangguk kemudian kembali fokus pada undangan ditangannya.

Kenapa tiba-tiba ada undangan? Pikir Irena. Pulau Hebbrie? Bukannya itu proyek yang ditangani Alex? Kenapa?

Pikiran Irena terpotong saat nada panggilan berdering dari ponselnya, buru-buru Irena menjawab.

"Kanit? Ada apa meneleponku?" ucap Irena masih memperhatikan undangan ditangannya.

"Kau sudah mendapatkan undangannya?"

Kening Irena berkerut tambah dalam. Ia menegakkan tubuhnya kemudian menjawab. "Undangan? Maksudmu undangan peresmian rumah sakit di pulau Hebbrie?"

"Ya.." seru Kanit. "Kau harus pergi! Alex juga akan kesana dan Kakakku juga di sana.."

Kakak? Pikir Irena. Matanya langsung melebar saat tahu siapa yang dimaksud sahabatnya. "Maksudmu John ada di sana?"

"Benar! Selama ini dia ada disana. Dan kau tahu, Alex ternyata sudah lama mengetahui kalau kak John ada di pulau itu.."

"Apa John tinggal disana sekarang?"

"Tidak! Itu salah satu pulau milik Papa Robby dan Kak John yang mengelolanya. Karena pulau itu sudah dibuka untuk umum, jadi Kak John membangun rumah sakit di sana dengan bantuan Alex.. Oh, mereka menyebalkan sekali.."

Irena diam karena ia teringat akan percakapan terakhirnya dengan pria itu. 2 tahun lalu, dimana itu adalah pertemuan terakhir mereka.

"Kau mendengarku? Irena? Kau akan pergi, kan?"

"Ya. Aku akan pergi. Terima kasih, Kanit.."

"Terima kasih kembali, sayang. Aku berharap kau bisa cepat mendapatkan cintamu. Aku sudah tidak sabar menantikanmu menjadi kakak ipar.."

Irena tersenyum sedih.

Aku juga berharap begitu...tapi John tidak memiliki perasaan apapun padanya. Pria dingin seperti John, kenapa aku bisa jatuh cinta padamu?

----------

It's Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang