Episode 1

4.3K 382 19
                                    

Beberapa orang dengan pakaian hitam dan berkacamata terlihat bergerombol di sekitar helipad, seperti sedang menunggu tamu kehormatan dan benar saja, tidak lama kemudian deru baling-baling helikopter terdengar jelas, putaran baling-baling membuat angin berputar dan membuat pakaian orang-orang itu seakan terbang.

Tepat saat helikopter itu mendarat dengan sempurna, salah seorang berlari kecil menuju helikopter dan segera membukakan pintu.

"Selamat datang, Tuan. Saya harap perjalanan Anda menyenangkan.."

John mengangguk dengan ekspresi dingin lalu melangkah cepat. "Semua persiapan sudah dilakukan?"

"Sudah, Tuanku. Peresmian rumah sakit dilakukan lusa."

"Bagus. Antar aku melihat persiapannya.."

"Baik, Tuan. Silahkan lewat sini.."

Johan mengikuti langkah pria muda itu kemudian berjabat tangan dengan semua orang yang sudah menyambutnya.

Mereka tiba di gedung rumah sakit tidak lama kemudian. John langsung melangkah masuk dan melihat situasi serta beberapa interior rumah sakit. Beberapa orang menjelaskan terperinci kegunaan beberapa alat kesehatan disana.

"Saya berterima kasih karena Anda semua sudah bekerja keras untuk menyiapkan semua ini.." ucap John dengan sedikit membungkuk, ia tulus mengatakan itu. Tanpa kerja sama mereka, rumah sakit ini tidak bisa berdiri.

"Anda tidak perlu merendah diri. Kami senang bekerja sama dengan Anda."

John mendongak lalu tersenyum.

----------

Irena tiba di pulau Hebbrie pagi hari pada hari peresmian gedung rumah sakit. Sejujurnya, Kanit sudah memberinya kemudahan untuk berangkat bersama Alex menggunakan pesawat pribadi, namun Irena ingin menikmati perjalanannya, menatap keindahan laut dan beberapa burung yang terbang diatas air laut.

"Terima kasih.." ucap Irena pada supir taxi itu kemudian memberikan bayarannya. Ia mengangguk dan langsung membawa kopernya masuk kedalam hotel.

Setelah mendapatkan kunci kamar hotel, Irena tidak membuang waktu. Ia naik ke lantai 4 dimana kamar hotelnya berada. Namun saat pintu lift terbuka, ia bertemu dengan pria yang membuatnya sakit hati, walau begitu, Irena tidak membenci pria itu.

"Kau ingin masuk atau tidak?" suara John yang berat terdengar seperti ancaman di telinga Irena. Dengan kikuk ia menarik kopernya dan masuk kedalam lift, berdiri cukup jauh dari John.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya John dingin.

Apa yang harus aku katakan?

"Kau sedang berlibur?" tanya John sekali lagi.

Irena menunduk dan mencengkeram erat penarik kopernya, lebih baik memilih untuk diam dan menunggu pintu lift terbuka dilantai 4.

Saat ia tiba di lantai 4 buru-buru Irena keluar namun sayang, roda kopernya terjebak di lift. Ia sedikit kewelahan dan John secara reflek membantunya dengan langsung membawa koper itu keluar.

"Dimana kamarmu?" tanya John dengan langkah lebar, Irena kewelahan mengikuti langkah lebar pria itu.

"Itu-disana.." tunjuk Irena. John meletakkan koper itu di depan kamar hotel Irena dan tanpa mengatakan apapun segera berbalik dan pergi dari sana.

Irena terbengong melihat ekspresi John yang sangat dingin kepadanya. "Terima kasih.." gumam nya pelan.

----------

Peresmian gedung itu sangat mewah dengan sambutan singkat dari John sebagai pemilik dari rumah sakit itu kemudian dilanjutkan dengan pemotongan pita, simbolis bahwa rumah sakit itu dibuka untuk umum.

It's Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang