"Aku akan menikah dengan Mike..."
Kanit langsung tersedak mendengar penuturan dari Irena.
Buru-buru Irena memberikan tisu dihadapannya pada Kanit. "Terima kasih..." ucap Kanit kemudian menatap Irena lekat.
"Kau mau menikah dengan Mike? Apa ini april mop?" gurau Kanit.
Irena menggeleng. "Tidak. Aku sungguh-sungguh, Kanit."
"Kenapa tiba-tiba?" raut Kanit berubah cemas. "Bukannya kau sudah tidak mencintai Mike?"
Kepala Irena mengangguk pelan, kemudian menunduk. "Aku berubah pikiran. Mike sangat mencintaiku, Kanit. Dia bersungguh-sungguh mencintaiku dan ingin berubah."
"Jadi, karena itu kau mau menerimanya?"
Sekali lagi Irena mengangguk.
"Tidak! Kau tidak mencintai Mike, demi Tuhan, Irena!" seru Kanit frustrasi. "Yang kau cintai adalah Kakakku!" tegas Kanit. "Kak John! Bukan Mike..."
"Cintaku bertepuk sebelah tangan, Kanit. Aku sudah terlalu lama menahan sakit ini. Sudah 2 tahun berlalu, Kanit. Aku tidak bisa terus begini."
"Tapi kak John juga mencintaimu, Irena."
"Tidak!" tegas Irena. "Dia tidak mencintaiku sama sekali..."
"Apa?" Kanit terlihat terkejut. "Tapi Kak John bilang padaku, dia akan membuatmu bahagia..."
"Apa?" kini ganti Irena yang terkejut.
Kanit mengangguk semangat. "Itu tiga bulan lalu. Aku ingat dengan jelas, kak John menjawab panggilanku di ponselmu. Waktu itu hari sudah malam, aku terkejut saat mendapati Kak John yang menjawab ponselmu."
"...Saat kutanya, dia bilang kau sedang tidur. Itu aneh, bukan? Jika Kak John tahu kau tidur, itu berarti kalian bersama saat itu. Aku terus mendesaknya dan dia bilang..."
"Kali ini aku akan mencoba membahagiakannya. Kau tenang saja. Aku tidak akan menyakitinya..."
Kanit mengingat dengan jelas ucapan John malam itu.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian? Jelaskan padaku, Irena? Apa ada sesuatu?" tangan Kanit terulur meraih tangan Irena.
Irena melihat itu dan perlahan menarik tangannya menjauh dari tangan Kanit. "Maafkan aku..." ucapnya kemudian.
Bahu Kanit lemas seketika. Sudah berkali-kali Kanit mencoba membujuk Irena. Namun tetap saja, hasilnya nol besar.
"Kapan rencana kalian akan menikah?"
"Secepatnya.."
"Irena... tolong jujurlah padaku... apa yang sebenarnya terjadi?"
"Aku tidak bisa. Maafkan aku..." Irena menggeleng pelan dengan raut wajah sedih hampir menangis.
Kanit berdiri, seketika duduk disamping Irena, memeluk sahabatnya. "Irena, selama ini aku diam saja. Tapi, kali ini aku tidak akan tinggal diam..."
Tiba-tiba Irena menarik tubuhnya dan menatap Kanit dengan bingung. "Apa maksudmu?"
Kanit berubah serius bahkan terkesan sangat marah pada Irena. "Kau sedang hamil, kan?"
Mata Irena terbelalak seketika.
"Lihat! Kau terkejut. Tentu saja..." lalu Kanit tertawa hambar. "Aku pernah mengalaminya, Irena. Dulu kau yang mengetahui saat aku hamil, kan?"
Irena ingat itu. Dia yang menyadari Kanit hamil dulu. "Kanit..."
"Apa? Aku tahu saat kau di rumah sakit. Aku mengamati dirimu. Dan aku menyadarinya..."
Kanit mencengkeram kedua lengan Irena. "Katakan siapa? siapa Ayah dari bayi itu?"
Irena diam dan itu menjadi bukti tentang kecurigaan Kanit selama ini.
"Jadi kalian menghabiskan malam bersama? Dan kau sekarang hamil anak Kak John?"
"Kanit!"
"Aku akan mengatakannya pada Kak John!" Kanit langsung berdiri dan Irena segera meraih tangan Kanit, menghentikan rencana Kanit.
"Jangan! Please!" mohon Irena dengan air mata.
Mata Kanit membulat penuh amarah. "Aku akan tetap mengatakannya..." kini Kanit meraih tasnya, mengambil ponsel dan segera menghubungi Alex.
"Alex! Dimana Kak John?"
"John? Dia baru saja pergi. Kenapa?"
"Kemana?" tanya Kanit kemudian Irena berusaha meraih ponsel itu. "Tidak Irena! Aku akan mengatakannya..."
"Dia pergi dengan sopir ke bandara. Dia akan kembali ke pulau Hebbrie.."
"Apa!" seru Kanit menatap Irena. "Aku akan ke bandara."
"Ada ap—"
Kanit langsung memutuskan sambungan ponsel dan menatap Irena. "Aku sendiri yang akan mencegah Kak John pergi dan mengatakan bahwa kau sedang hamil..."
Irena menggeleng sedih, ia langsung menyusul Kanit.
----------
John sudah memutuskan untuk kembali ke pulau Hebbrie dan ingin mengetahui semuanya. Jika dia menemui Irena lagi, John takut dia tidak bisa mengendalikan diri. Jadi, keputusan yang tepat yaitu mencari tahu sendiri, seperti kata Alex.
Sebentar lagi pesawatnya akan berangkat. Ia berdiri dan menatap gelisah sekeliling. Perasaannya tidak enak, sungguh.
John melangkah namun baru beberapa langkah, ada yang memanggilnya.
"Kak John!"
Tubuh John refleks berbalik dan terkejut mendapati Kanit berlari kearahnya.
"Ada apa?" tanya John cemas menatap Kanit yang ngos-ngosan.
"Jangan pergi, kak! Kumohon!"
"Kenapa? Aku pergi untuk mencari sesuatu, Kanit.."
Kanit menggeleng. "Jangan! Kau tidak boleh pergi. Aku—aku ingin mengatakan sesuatu..."
"Sepenting itu sampai kau menyusulku kesini?"
Kepala Kanit mengangguk. "Iren.. Irena.. dia—"
"Jangan pergi!"
John mendongak dan menatap ke belakang tubuh Kanit. "Irena?"
Kanit berbalik dan terkejut mendapati Irena berdiri di belakangnya.
----------
Tanpa sadar, John sudah melangkah mendekati Irena. Ia bisa melihat wajah Irena yang memerah dan napasnya yang ngos-ngosan sama halnya dengan Kanit.
Kenapa disini ada Irena juga?
"John..." napas Irena memburu, wajah perempuan itu pucat. John merasa khawatir.
"Kau sakit?"
"Irena? Kenapa kau mengikutiku? Jika kau ingin mencegah ku mengatakannya, kau tidak akan berhasil. Karena aku akan mengatakannya pada Kak John disini, di hadapanmu, bahwa kau—"
"Aku yang akan mengatakannya sendiri. Kumohon!" pinta Irena lemas pada Kanit.
"Sebenarnya apa yang kalian bicara? Mengatakan apa?"
"Irena—"
"John!"
Irena dan Kanit sama-sama bersuara. Irena melangkah mendekati John, membuatnya kebingungan dengan sikap Kanit dan Irena.
"John...." Lirih Irena kemudian pingsan, dengan sigap John menangkap tubuh Irena.
"Iren? Iren?" panggil John.
"Aku akan menghubungi ambulance..." seru Kanit terlihat panik.
Ini semua salahnya, pikir Kanit. Jika terjadi apa-apa, dialah penyebabnya.
----------
Update lagiiiiiii 🤩🤩🤩
Banyak pembaca baruuu yes.. saya suka banget 😎😎😎
Maaf, kemrin saya ada pelatihan di malang, so, gak bisa update... but....
Next time, bakal update teratur lagi...
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Love [TAMAT]
RomanceSequel "Baby Wedding" John-Irena Cover by : @penulismalamminggu ---------------- Judul : It's Love Penulis : adhwaaeesha Jumlah Episode : 16 { Prolog+14ep+epilog} Update : Hari Sabtu - Minggu ========== "Aku menyukaimu, John.." "Aku bukan pria bai...