Istirahat jam pertama pun dimulai.
"Stef ke kantin kuy." Ajak prisca.
"Nanti dulu nung..."
"Stefff ke kantin yokkk." Teriak Fano.
"Berisik lo. Gausah kayak toa. Ini masih pagi" Oceh prisca
"Malah berantem nih anak berdua. Udah ayok." Ucapku
Kami berjalan ke kantin yang jaraknya tak jauh dari kelasku.
Yang tadi cowo toa itu dia Stefano, nama kita hampir mirip ya. Fyi Dia bukan pacar gue, jangan salah sangka. Gue sama dia udah temenan dari lahir.
"Stef disana aja" ucap prisca sambil menunjuk bangku kosong.
"Yaudah"
"Lo mau mesen apa?" Fano menawarkan.
"Lo tau gue mau apa lah ya fan" ucapku
"Gue seterah lo aja fan, asal jangan lo kasih gue sianida aja." Gelak tawa dari prisca terdengar cukup kencang
"Dasar receh." Ledek Fano
"Fan lo diam aja. Enggak usah mengbalas omongan si prisca. Gue enggak mau denger lo berdua berantem terus. Lo mendingan mesen daripada di sini fannnokuh sayang" Ceramahku pagi ini. Fano sudah jalan.
"Stef masa Niki si ketua osis pacaran sama Hana anak kelas 10 yang culun itu. Gue kalo jadi Niki engga bakal pacaran sama dia" Oceh Prisca si biang rumpi
"Pris lo pagi-pagi udah ngegosip, engga bagus buat kesehatan tubuh pris."
"Engga ada nyambung-nyambungnya dodol sama tubuh. Lo tuh kalo pinter jangan kebego-begoan lah ya"
"Wihh udah dateng makanannya" Ucap prisca girang
"Gue besok-besok engga mau beli makanan lagi. Cape gila, penuh banget sama anak kelas 10. Mana pada genit lagi sama gue" Ucap Fano sambil geleng-geleng.
Aku langsung ambil makanan dan menyantapnya."Dek nanti gue engga bisa balik bareng lo. Lo sama Fano aja tuh. Gue mau latihan basket" Kata abang gue yang tiba-tiba dateng.
"Siap kapten" ucapku sambil hormat.
"Fan adek lo boleh juga. Gue gebet boleh lah ya." Ucap temen Stefan
Uhukkk. Aku tersedak denger omongan temenya.
"Nih lawan dulu tangan gue" Ucap Stefan sambil mengepalkan tangannya
"Wih ada anjingnya, takut ah" Cakap temenya yang pura-pura takut
"Gue balik dulu ya dek" aku hanya mengangkuk.
"Dahh adeknya Stefan yang cantik. Kapan-kapan kita ngedate ya dek" Ucap temennya sambil mengedipkan mata.
"Tuh stef ada yang mau sama lo. Lo kan selama lahir belum pernah pacaran" Cakap Prisca.
"Dih ogah, mendingan gue ngejones sampe dapet sarjana" ucapku jijik.Istirahat sudah selesai. Mari kita lanjut belajar untuk masa depan yang cerah.
Itu bel. Iya gue tau, itu bel paling aneh yang pernah kalian dengar. Coba cari sekolah mana yang bunyi bel kayak gitu.
"Udah ayok ke kelas." Ajak ku pada mereka.
"Belum selesai ini makanan gue stef. Sayang. Ini gara-gara Fano yang beli makanan aja lama. Kayak harus" Ucap prisca.
"Besok lo yang beli Prisca ya sayang" Ucap fano.
Kita berjalan ke arah kelas masing-masing. Prisca meninggal kan makanan yang masih lumayan banyak. Fano belok kanan, sedangkan Prisca dan aku belok kiri.
Kita sudah berada di kelas. Pelajaran biologi. Pelajaran yang ngenosenin abis. Ngantuk. Pingin tidur ah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet As Grey
Teen FictionBagaimana rasanya jika dilupakan orang yang kamu paling sayangi? Bagaimana jika orang itu lupa ingatan disebabkan oleh kamu sendiri? Sedih? Itu pasti. Itulah yang dirasakan oleh Adrian Sadena W. Jika ingatanmu hilang dan masa-masa sulit berada da...