Sembilan Belas

24 3 0
                                    

Hati hati banyak typo

Selamat membaca

****

Dari depan pagar rumah shalsa zidan melihat semuanya perlakuan kasar franz terhadap shalsa. Dia lihat jelas dengan mata kepalanya sendiri

Tangan zidan mengepal kuat,keras menahan emosi apa yang di rasakan. Zidan tidak habis pikir dengan apa yang di lakuan pria tadi. Zidan beranjak dari tempat tersebut ternyata keputusan zidan untuk kembali ke rumah shalsa keputusan yang tepat tadinya ia ingin mengambil flasdisk yang ada di jaket yang di pake shalsa namun berubah saat melihat kejadian tersebut , dia mendengar teriakan suara shalsa dari dalam rumah tersebut

Dengan langkah besar zidan masuki rumah shalsa tanpa memencet bel atau mengucapkan salam. Rumah itu terlihat berantakan. Beling bertebaran dimana-mana barang barang yang tergeletak berantakan. Dengan cepat zidan menaiki tangga untuk mencari kamar shalsa dan dia menemukan depan pintu berwarna pink yang gantungan yang tertulis "A.S.W (welcome to my word)" Itu nama shalsa

Tanpa berfikir apa-apa lagi, zidan mencoba masuk ke kamar shalsa. Zidan lalu berjalan menuju shalsa yang sedang meringkuk seperti bayi di samping ranjangnya, lalu memanggil namanya beberapa kali namun zidan tidak merespons

Zidan menghela nafas panjang, membuang sesak di dada. Mendadak pertanyaan-pertanyaan tentang shalsa bermuculan di otak zidan. Sejak kapan shalsa menderita? , kenapa dia selalu berlaga baik-baik saja kalau dia tidak baik baik saja? , kenapa dia sembunyikan dalam dalam? , kenapa dia selalu membuat orang semua tertawa bahkan dia belum.bisa bikin dia tertawa?"

Dengan hati-hati zidan merebahkan shalsa di ranjang lalu menyelimutinya. Napas zidan seakan berhenti saat melihat luka-luka di tubuh shalsa. Zidan mengambil kotak obat. Dengan terampil zidan mulai memgobati luka-luka di tubuh shalsa. Iya mengobati pelipis dan pinggir bibir shalsa dengan hati hati

Selesai mengobati luka-luka shalsa sekarang zidan hanya sibuk memperhatikan shalsa lekat-lekat sambil memutar kejadian tadi.

"Saya janji sal untuk selalu menjaga kamu" ucap zidan lirih dengan tangan yang menggegam tangan shalsa

****

Sejak kejadian malam itu, zidan berjanji untuk menjaganya tidak boleh yang melukai shalsa bahkan franz.

Shalsa benar-benar menghilang. Sudah dua hari shalsa tidak masuk sekolah. Zidan sudah menghubungi shalsa namun nomornya tidak aktif sudah beberapa kali zidan kerumah shalsa namun shalsa tidak ada dirumah bahkan asisten rumah tangganya bilang 'non shalsa sudah pergi dari kemarin marin bahkan hapenya di tinggal' zidan mengusap wajahnya dengan gusar fikirannya terus tertuju ke shalsa

"Aryazidan halim!" Teriak guru di depan yang sedang menjelaskan namun zidan masih dengan lamunannya "ARYAZIDAN HALIM!" Teriak guru tersebut

"Shalsa!" Ucapnya setengah teriak membuat guru tersebut menatap zidan sinis

Sorak- sorakan dari teman kelasnya membuat semakin berisik

"Kamu mendengar kan apa yang saya jelaskan?" Ucap guru tersebut

"Engga pak" ucap zidan polos "maaf ya saya gaakan ngulangin lagi"

"Jika sekali lagi saya melihat kamu seperti tadi tidak segan-segan saya mengeluarkan kamu dari kelas saya zidan " Peringat guru tersebut

*****

Waktu menunjukam pukul delapan pagi, ia menarik headset yang masih terpasang dari tadi malam. Shalsa mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha beradaptasi dengan cahaya yang masuk dari jendela kamar apartemennya. Semenjak kejadian dua hari yang lalu shalsa memutuskan untuk kembali ke apartemennya untuk beristirahat sejenak dan untuk mengilangi luka yang franz berikan. Bahkan shalsa meninggalkan handphone-nya dirumah agar tidak ada yang menggangu.

FEELINGBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang