Part 18 --History repeated--

87 11 11
                                    

Author kembali!!
Kangen gak? Enggak? Jahat.
Enjoy today's part!!
********************

Krieeett.. Pintu kamar Fadiya terbuka tidak terlalu lebar. Kamar itu gelap karena penghuni kamarnya, Fadiya, sedang tertidur lelap, tenang, dan sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. Avyra melangkahkan kakinya ke dalam kamar, matanya menatap kosong, setelah itu ia menutup pintunya agar tidak seorang pun curiga. Didekatinya tempat tidur Fadiya secara perlahan, tapi pasti. Tangannya bergerak, pikirannya kosong.

Kau tidak perlu menghindar lagi. Kau sudah sendirian, tidak perlu diragukan lagi. Tidak ada yang peduli padamu, tidak juga sahabatmu. Genggam tanganku dan bergabunglah,

Fadiya terbangun setelah merasa ada pergerakan di kamarnya. Setelah penglihatannya mulai jelas, ia pun menyadari bahwa tidak ada apa-apa di kamarnya, tapi ada yang janggal. Dibalikannya bantal putih empuknya dan tidak menemukan apa-apa di sana. Fadiya pun berlari le luar kamar dan tanpa mempedulikan matanya yang berkantung seperti perut kangguru dan rambutnya yang seperti Asih dari film Danur. Ia membangunkan teman-temannya. Semuanya tanpa terkecuali.

"Ada apa sih, Fad? Malam-malam," gerutu Adnan yang masih setengah tidur. Dari rautnya, ia pasti merasa terganggu karena mimpinya sebagai koboi terganggu begitu saja.

Bukannya menjawab pertanyaan Adnan, Fadiya langsung berteriak, "CALISTAAA!!! KRISTAL IBLISNYA 'HILANG'!!!"

0,7 detik setelahnya terdengar bunyi pintu jatuh.
---------------

Kau berada dalam bimbinganku, sayang. Akulah temanmu yang sebenarnya. Takkan kubiarkan kau sendirian seperti yang mereka lakukan,

Avyra berdiri di depan pintu Istana, mantap dan yakin. Kristal Iblis ditangannya, dan kekuatan benda itu semakin lama semakin kuat. Petir menggelegar dan menyambar apa saja di dekatnya. Seakan-akan, bahaya sedang menuju kemari.

Hanya ada satu cara untuk bertemu teman-temanmu yang baru,

Diangkatnya Kristal Iblis tinggi-tinggi, tanpa keraguan ataupun rasa bersalah. Ia telah berserah diri dengan sukarela. Tanda hitam berbentuk segitiga berpendar di lehernya. Di dalam tanda itu ada inisial 'WF'

"Dengan kekuatan mutlak dari Devil's Crystal, aku, Avyra Dwiresti, seorang manusia, melepas kutukan 'Pengasingan' terhadap Kegelapan. Dan dengan kekuatan ini pula, aku membangkitkan Putri Elvenora dari tidurnya setelah ratusan tahun," Avyra mengucapkan kata mantra dengan penuh keyakinan.

Of every peace there is
A fight can be bring
A shadow will increase
as tomorrow arises
The Darkness shall awake
And spread all despises
But all is to take
this world's everything,

(Dari semua kedamaian yang ada
Sebuah pertempuran bisa didatangkan
Bayangan 'kan bertambah
Bersamaan dengan terbitnya esok hari
Kegelapan akan bangun
Dan menyebar kebencian hati
Akan tetapi semuanya untuk
Mengambil semua yang dimiliki dunia)

Tiupan angin bisa saja menerbangkan orang berbobot 100 kg sekalipun. Anak-anak Expecto berlarian ke luar Istana bersama dengan Calista dan saudara-saudaranya. Tidak mungkin mereka tidak terkejut ketika mendapati teman mereka berdiri di sana, mantap dan yakin, berserah diri kepada Kegelapan, a. k. a. 'Berkhianat'.
"Avyra apa yang telah kau lakukan?" teriak Sinta. Air mata telah membuat matanya seperti kaca. Cobaan apa lagi ini, Ya Tuhan?
------------

Badai menghujani wilayah Kegelapan. Para monster dan pasukan yang lain bisa merasakan kekuatan mereka kembali setelah ratusan tahun lamanya. Seorang pemuda jangkung berambut hitam kelam memasuki ruangan yang isinya hanyalah seorang gadis yang belum terbangun dari tidurnya. Bola-bola cahaya hijau yang mengelilingi tubuh gadis itu perlahan-lahan memasuki tubuhnya. Tubuh gadis itu berpendar hijau, tanda Bulan sabit hitam-hijau muncul di keningnya. Pemuda itu menyeringai licik. Akhirnya! "Saatnya bangun, Putri Tidur. Kakakmu pasti akan sangat senang bisa berjumpa lagi denganmu,"
------------

Blood Of FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang