part 17

4.7K 151 3
                                    

     Ini hari kedua raya dirumah sakit,dan ia masih memikirkan mondy yg belum saja menemuinya, apa mondy sudah tidak memperdulikan dia lagi?,entahlah raya bingung, tapi Intinya raya benar" merindukan mondy, sahabatnya, ayah dari janin yg ia kandung.

     Raya menolehkan matanya ke arah luar jendela, melihat langit yg sangat cerah,dan raya berpikir apakah hidupnya bisa secerah langit itu?  Saat ia bersama mondy.

     Mondy sedikit buru" masuk ke rumah sakit, karna waktu jam besuk tinggal 20 menit lagi, ia menekan" tombol lift namun tidak bisa.

       "ini kenapa lagi? " gumam mondy.

    "maaf dek, lift sedang diperbaiki" ucap satpam disana.

    Tanpa menyahut omongan satpam tadi, mondy langsung berlari menuju tangga, ia menaiki anak tangga satu persatu, hingga Di anak tangga terakhir mondy sedikit ngos"an mengingat ruangan raya ada di lantai 3.
     Mondy terus berjalan hingga ia berada Di depan pintu ruangan raya,ia tidak memikirkan Ada atau tidak adanya orangtua raya disana yg penting ia masuk,mondy pun memegang gagang pintu lalu membuka pintu itu perlahan.
       Mondy tersenyum melihat raya yg tiduran dengan mata yg memandang keluar jendela.

       "ray? " panggil mondy lembut sambil mendekati Raya.

     Raya yang kenal suara itu langsung menoleh, ia melihat mondy disana yg mendekatinya dengan senyuman khas mondy.

      "mondy..  " panggil raya lirih, tanpa ia sadari ia juga meneteskan airmatanya.

       Mondy yang melihat air mata raya menetes,ia merasakan sesak Di dadanya,mondy meraih tangan raya,mengusap Punggung tangan itu.  Sedangkan raya, ia malah menarik tangannya kemudian mengerahkan kedua tangannya ke mondy, ia ingin mondy memeluknya.
    Mondy yg memang juga merindukan raya pun memeluk wanita itu dengan lembut, ia mencium puncak kepala raya, sesekali mengelusnya agar wanita itu berhenti menangis.

     "aku takut mon..  Aku takut.. "
Ungkap raya.

      "ga ada yg perlu ditakutin ray..  Karna aku akan terus menjaga kamu " ucap mondy lalu melepas pelukannya,menghapus air mata raya dan memberikan senyuman tulusnya.

        Mondy duduk disamping ranjang raya, mendangarkan semua cerita raya. Beberapa kali mondy mengusap mukanya tanda kalau ia lagi menahan amarahnya.

       " Dan mama tetap ingin menjodohkan aku dengan gino, Tanpa anak ini" ucap raya dengan suara yg kembali menahan tangis.

      "mama akan menggugurkan anak ini mon..  " ucap raya lagi dengan suara yg memelan, ia refleks mengusap perutnya, karna insting seorang ibu yg melindungi anaknya.

       Mondy menunduk sekilas, lalu menatap dalam mata teduh raya, dan raya menatap balik mata mondy yg penuh emosi.

      "ray..  Engga Ada satu orang ayah pun rela membiarkan gitu aja anak nya digugurkan, termasuk aku " ucap mondy

       "apapun akan aku lakukan agar mama kamu tidak menggugurkannya,itu anak aku ray..  " kali ini suara mondy yg bergetar,ada sirat emosional disitu.

       Raya tersenyum samar,ia terharu Karna ucapan dan tekad mondy, ia bersyukur memiliki sahabat yg bertanggung jawab seperti mondy.

        Mondy membuka tasnya, mengambil sesuatu Di tasnya itu, raya memandangi mondy. dan mondy mengeluarkan sesuatu itu,kotak kecil yg berwarna hitam.

     "ray..  Aku ingin ada  ikatan Di antara kita" ucap mondy sambil membuka kotak itu, mengambil kalung liontin kecil.

     "Di dalam liontin ini ada rambut aku, dan aku ingin kamu memberikan sedikit rambutmu untuk mengisi liontin aku"
Ucap mondy

    Raya mengerut kan keningnya,mobdy yg mengerti raya sedikit bingung kemudian meneruskan kalimatnya

    "biar kamu tau, aku selalu ada untuk kamu, dan kamu selalu Ada Di Hati aku. "

      "kalau kamu merindukan aku, kamu bisa menggenggam kalung ini " jelas mondy

     Raya pun tersenyum, ia mengangguk,kemudian raya Mengambil gunting memotong ujung rambutnya lalu mengisi liontin itu.

    Mondy tersenyum lalu memakai liontin yg isinya rambut raya kelehernya, dan mondy memasangkan liontin isinya rambut dia ke leher raya.

      "Demi cinta kita,semyanya akan aku lakuin " ucap mondy

      "Demi cinta Kita " ucap raya dan tersenyum hangat.

Tbc

Takdirku adalah Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang