Twelve

4 2 0
                                    


"Pagi, Mr. Edward. Apa benar bapak memanggil saya?"tanyaku pada dosen mata pelajaran biologi yang sedang sibuk di ruangannya.

"Ya, Vanessa. Bisa minta tolong sebentar?"

"Tolong berikan file ini pada Jack Johnson di gedung B. Aku masih ada jadwal mengajar di gedung C pagi ini. Kebetulan aku melihatmu di depan, jadi aku minta tolong padamu. Bolehkan?"

"Iya boleh, sir. Apa ada yang lain?"

"Tidak, itu saja. Terima kasih banyak ya."ujar Mr. Edward lalu sibuk lagi dengan laptop dan mendorong kacamata yang turun sedikit dari batang hidungnya.

"Sama-sama, sir. Permisi"kataku lalu keluar dari ruangan ini.

~~~~~~~

"Oh jelas aku yang menang. Permainan ini mudah semudah membalikkan telapak tangan"ujar Cameron Dallas pada teman-temannya di kelasnya yang belum ramai.

"Heh tadi aku lihat permainan curangmu, Dallas." Kata Jack Johnson menimpalkan.

"Biarkan dia, Jack. Kasihan dia selalu kalah dalam memainkan game ini. Hahaha" ujar Jack Gilinsky yang diakhiri tawanya.

Nah itu dia Jack Johnson. Dalam kelas bahasa bersama teman-temannya yang banyak, sedang memembentuk lingkaran. Mungkin ku beritahu di chat saja.

Vanessa : Mr. Edward menitipkan sesuatu untukmu. Temui aku di depan kelas bahasa.

Huh, mari mengucap syukur pada siapapun yang menciptakan fitur chat di handphoneku. Coba bayangkan kalau tidak ada fitur chat di hpku, jadi aku harus mendatangi Jack ke dalam kelas yang dipenuhi teman-temannya. Bisa mati aku.

Drrrttt drrrttt. One new notification.

Jack : Oke Princess.

Baiklah, hanya ada satu kendala sekarang. Jantungku berdisko di dalam.

Matthew's pov

Loh kenapa Vanessa berdiri di depan kelas, bukannya masuk saja. Oh aku tau, pasti mau menghampiriku. Tanyakan saja lah, daripada kegeeran sendiri.

"Vanessa? Kau ada kelas bahasa?"tanyaku saat menghampirinya.

"E.. Tidak, aku cuma mau antar file ini." Jawabnya dan menunjuk sebuah file di tangannya.

"Untuk siapa?"tanyaku, penasaran.

"Itu untukku. Isinya surat cinta dari Vanessa. Kan sayang?" kata Jack Johnson yang tiba-tiba datang dan menghampiri kami.

"Mr. Edward menitipkan padaku, kekurangannya sudah dicatat di dalam kertas kecil"balas Vanessa yang tidak merespon rayuan Jack.

Haha Johnson ini. Mau berbohong denganku? Cih, tidak akan bisa.

"Tenang Matt, aku hanya mengambil file ini, bukan orangnya. Ya, belum sih."ujar si blonde Johnson.

Jack Johnson, bersyukurlah kau itu temanku. Aku tau dia sedang berusaha mencari perhatian pada adik kelas.

"Nah kebetulan ada Matt dan Jack di sini. Kalian ikut kan besok sore? Pergi ke villa keluarga Whitesides, di pesisir pantai." Ujar Shawn yang baru keluar kelas.

"Aye aye, pantai! Siap, pasti aku ikut. Oh ya, Vanessa mau ikut?"kata Jack diakhiri dengan tatapannya ditunjukan ke Vanessa.

Jangan deh, Vanessa. Kalau kamu didekatin Jack, lalu aku bagaimana?

"Emm.. nanti aku tanyakan kakakku dulu."jawabnya.

"Bilang saja kau akan pergi dengan Jack Johnson yang tampan, pasti aman."

Am i?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang