Vanessa's pov
Hm pagi yang cerah untuk memulai masa depan yang cerah juga bersama Jack. Eh,eh. Kenapa aku jadi kepikiran Jack seperti ini? Sepertinya anak itu memakai sihir untuk membuatku selalu memikirkannya.
"Ready,Nat?"tanya Justin
"Yeah let's go"jawabku
"Bye Grey. Love u to the moon and back"ucapku pada Greyson yang sedang bermain dengan Buddy,anjing kecilku.
"Ew love u too little monster"balas Greyson
"You say 'ew' and you say 'love u too' what the hell is that mean,Grey? How stupid."ucap Justin pada Greyson
"Diam saja. Aku tau kau juga mau ku bilang 'love u' kan?"ujar Greyson pada Justin. Huh perbincangan yang aneh dimulai lagi.
"Ew ofcourse no. I'm not gay like u,Grey"balas Justin pada Greyson.
"Guys,kalian bisa melanjutkan perbincangan aneh ini nanti,kan? Ini sudah jam 8:40 dan aku harus berangkat"ucapku menghentikan perbicaraan aneh itu.
"Okay,okay. Sorry,Miss Campbell. Let's go"ucap Justin lalu berjalan mendahuluiku.
"Bye Grey. Love u bro"ucapku pada Grey.
"Love u too my sister"balas Greyson.
Lalu aku pun berangkat dengan Justin.
-------~~~~-------
"Hei,Vanessa"sapa Lunetta yang berada di samping lokerku.
"Oh hei,Lunetta. What's up?!"sapaku balik pada Lunetta.
"Katanya kemarin kau jalan dengan Jack Johnson,anggota Magcon itu ya?"tanya Lunetta.
"Yeah.. tapi dia hanya mengantarku ke taman saja. Kami tidak nonton bioskop ataupun makan diluar,tenang saja"jawabku agak gelagapan.
"Dan juga kau bertemu dengan Matthew Espinosa di Central Park?"tanya Lunetta lagi.
"Yeah,kami kemarin bertemu untuk membicarakan tugas kelompok kami. Itupun tidak selesai karena dia sangat menyebalkan,jadi kutinggal saja dia di taman"jawabku seraya menceritakan yang terjadi kemarin.
Gosh,sepertinya murid-murid disini merupakan detektif. Buktinya mereka tau kemana aku kemarin. Ralat,senior mereka kemana kemarin. Mana mungkin mereka mau mencari tau tentang diriku yang hanya seorang murid beasiswa.
"Untung saja bukan aku yang sekelas dengannya kemarin. Andaikan aku punya kelas yang sama dengan Matt,mungkin sudah ku cakar-cakar mukanya yang terlihat dingin itu. Hahaha"ucap Lunetta membuatku membayangkan wajah Matt dicakar oleh Lunetta. Hahaha lucu juga wajah nan tampan milik Matt,pasti jadi menarik perhatian semua orang di kampus ini.
"Hei guys,how's your day?"sapa Tricia yang baru saja datang.
"Seems good before you come"balas Lunetta
"Haha you must be kidding,Simpson. I'm your moodboster,am I?"ucap Tricia pada Lunetta
"Kalian seperti sepasang lesbian"ucapku membuat mereka langsung melotot kearahku.
"Oh okay,okay. Just kidding"ucapku pada mereka.
"Oh hei Vanessa,Matt mencarimu"ucap Tricia membuat Lunetta langsung melihat ke arahku dengan tatapan kaget.
"Don't look at me like that. Matt hanya mencariku,bukan ingin mencakar wajahku,Lunetta"ucapku membuat Lunetta dan Tricia tertawa
"Dimana Matt sekarang,Tricia?"tanyaku pada Tricia.
"Di halaman belakang"jawab Tricia.
"Okay,see you later guys"ucapku lalu meninggalkan mereka dan berjalan ke halaman belakang kampus ini.
~~~~~~~
Saat aku sampai di halaman belakang,terlihatlah Matt yang sedang duduk di rumput dengan dua atau tiga buku yang berada disampingnya.
"Kau pikir kau itu penting ya?"tanya Matt saat aku baru saja ingin duduk.
"Sorry?"tanyaku balik karna tak mengerti pertanyaannya.
"Bagaimana rasanya diantar pulang dan membuat orang menunggumu,huh?"tanya Matt lagi. Oh mungkin dia membicarakan yang terjadi kemarin.
"Aku tidak meminta orang itu untuk mengantarku. Dialah yang ingin mengantarku pulang dan akhirnya aku dijemput jadi dia pulang sendiri. Dan aku tidak memintamu untuk menunggumu. Kau sendiri yang mau mengerjakannya tanpa bantuan jadi aku meninggalkanmu"jawabku.
"Alasan yang bagus,Campbell. Kau pintar berakting seolah kaulah rajanya."ucap Matt. Apa maksudnya? Aku tidak mengerti.
"Huh,shut the fuck up. Kau yang memintaku datang tapi kaulah yang menyuruhku pergi. Menyebalkan."balasku
"Untuk apa kau membicarakan dirimu sendiri? Sadarlah,apa yang kau bicarakan merupakan sifatmu"ujar Matt. Apa yang sedang dia bicarakan? Anehnya dirimu Matt.
"Apa? Aku bahkan tidak memintamu datang lalu menyuruhmu pergi"ucapku.
"Tetapi hatimu memintaku untuk datang dan gengsimu menyuruhku pergi"ujarnya semakin tidak jelas. Oh sepertinya aku tau apa yang dia bicarakan.
"Apa kau mengira aku menyukaimu? Is that?"tanyaku. Sepertinya Matt terlalu percaya diri.
"Itu sudah jelas dari tatapanmu padaku"jawabnya lalu berbaring di rumput halaman yang luas ini.
"Kau terlalu percaya diri"ujarku
"Tidak. Aku tau karena tatapanmu yang menjawab segalanya"balas Matt.
"Tidak,aku tidak menyukaimu. tidak mungkin. dan tidak akan"ucapku
"Yes,you are. and you will",balas Matt.
"Lihat saja nanti. Kalau aku menyukaimu suatu hari nanti,kau bisa mencakar wajahku"ucapku asal karena mengingat ucapan Lunetta tadi.
"Akan kupegang ucapanmu"balas Matt.
~~~~~~~
Huh,untung saja tugasku dengan Matt sudah selesai,setidaknya aku tidak perlu melakukan hukuman yang diberikan Mr.Rivera
Sekarang saatnya pulang. Tapi belum terlalu siang. Bagaimana kalau kuajak Alexa,Tricia dan juga Lunetta ke cafe dad? Lagipula Justin kan ingin bertemu Tricia lagi.
"Yo Campbell. Kau sendiri?"sapa Alexa.
"As you see,Miller. Apa kau punya kelas setelah ini?"tanyaku
"I think no. Where's Lunetta?"ucap Alexa.
"Kantin,mungkin. Apa kau lihat Tricia?"ujarku.
"Yo hi girls. What's up?!"sapa Lunetta yang baru saja datang bersama Tricia.
"Darimana kalian?"tanyaku
"Kantin"jawab Tricia.
"Apa kalian masih ada kelas?"tanya Alexa.
"Nope"jawab Tricia bersamaan dengan Lunetta.
"Let us go to James' coffee. Kafe yang pernah kita datangi. Mereka membuat sajian kopi yang sangat nikmat. Kalian harus mencobanya"ajak Lunetta. Senang rasanya mendengar bahwa kafe dad disukai oleh orang-orang.
"Yeah Let's go"ucapku,Tricia dan Alexa.
-------~~~~-------
887 words,too short or nah?Answer on Coment :)Vote+Coments are things that i need.
Tommodallasxx

KAMU SEDANG MEMBACA
Am i?
FanfictionSebuah kisah cinta yang sedikit rumit, dengan melibatkan masa lalu orang tua Vanessa dan Matthew. Dua remaja yang dulu pernah bersahabat namun harus dipisahkan oleh kisah percintaan dari kedua orang tuanya. sedikit aneh memang, mereka sempat membenc...