Eleven

6 2 0
                                    


"Jadi.. Greyson Campbell, kakakku itu kembaranmu?"tanyaku tak percaya dan juga tak mengerti.

"Iya, Ibumu dan Ibuku sangat baik mau mengadopsi kami" jawab Grey sambil menyeruput minumnya.

Aku dan Greyson sedang berada di sebuah restoran yang lokasinya dekat rumahku. Ia sengaja membawaku ke sini, agar kalau aku pingsan karena kaget, ia tidak perlu menggendongku jauh-jauh.

"Tunggu, Berapa umurku saat kamu pergi dulu?"

"12 atau 13 tahun. Sekitar 6 tahun lalu"

"Oh, sial. Semua hal ini membuatku gila" ujarku lalu berdiri dan mengambil minumku lalu berjalan pulang ke rumah.

Tidak peduli akan teriakan Greyson yang memanggilku dari belakang. Toh dia tidak mengerti apa yang ku rasakan, untuk apa aku bercerita dengannya.

"Hei, jalan yang benar. Jangan dengan pikiran kosong, bisa-bisa nanti—"ucapan orang di depanku berhenti karena harus menahan tubuhku yang mendadak terasa kehilangan berat badan.

"Loh kenapa orang ini pingsan? Hei bangun, minumanmu hampir tumpah nih"ucapnya yang kulihat sedikit panik dari sela-sela mataku. Lalu semuanya menjadi gelap.

°°°°°

"Hei bangunlah. Kalau memang mau tidur pulang dulu sana. Aku jadi kerepotan kan." Ujar seseorang yang suaranya sama seperti orang yang tadi menolongku.

"MATT?" ujarku agak teriak karena kaget dengannya yang berhadapan amat sangat dekat dengan wajahku.

"Aduh iya iya ini Matt. Vanessa Campbell, kan?"

"Menurutmu saja aku siapa." Jawabku sambil memutarkan bola mata.

"Terima kasih ya Matt sudah menolongku." Ujar Matt memberiku kode agar aku berterima kasih padanya.

Oh iya harusnya berterima kasih ya? Nanti saja deh. Malas ber ramah tamah dengannya. Tidak berguna.

"Di mana aku? Ah bodoh aku belum memberi tau Justin dan Greyson." Ingat nama Greyson membuatku mengingat cerita Grey tadi. Jadi malas dengan kakak keduaku itu. Kenapa dia tidak memberi tahu ku dari dulu ya?

I want to write you a song,One that's beautiful as you're sweet. Just a hint of pain for the feeling that I get when you are gone. I want to write you a song.

Incoming call from My Greybro

Lihat,teman-teman? Greyson panjang umur.

"Dimana kamu?"tanyanya.

"Rumah teman, kenapa?"

"Hah? Oh, ya balas chat Justin atau nanti kena introgasi dengannya dan Dad. Kalau Dad sudah campur tangan aku tak bisa menjadi pihak pembela lagi."

"Lebih baik diintrogasi daripada bertemu denganmu" jawabku sedikit jutek.

"Hahaha baiklah cepat pulang ya adik kecil. Hubungi aku kalau butuh tumpangan. Bye" ujarnya terakhir yang tak ku iyakan.

"Jadi? Kamu masih ingat kan jalan ke rumahmu?" tanya Matt yang sedari tadi berdiri mendegarkan aku bertelepon, ternyata.

"Iya,tenang saja. Ya sudah terima kasih ya, maaf merepotkan"

"Ganti uang bensinku, baru kuterima permintaan maafmu."

"Heh enak saja kan kita searah bukannya beda arah"

"Kau pikir bahan bakar mobilku apa? Angin? Untung tadi aku le--"ucapan Matt yang sedang menghitung kebaikannya terpotong oleh datangnya seorang perempuan berumur yang ku asumsikan sebagai Ibunya.

"Matt, urusi bawah tanah sebentar. Mom mau keluar beli perlengkapan"ujar seorang wanita paruh baya yang sepertinya Ibu Matt, pun pergi sesudah melihatku dengan tatapan menyelidik.

"Eh Matt aku pulang dulu ya. Terima kasih banyak. Bye!" kataku cepat-cepat merapihkan diri dan berdiri lalu berjalan pulang sebelum mengingat tatapan Ibu Matt berulang-ulang.

Kenapa ya, Ibunya Matt melihatku seperti itu? Maksudnya aku pun tak pernah berbuat salah padanya dan Matt. Oh kalau dengan Matt mungkin sering, tapi dengan Ibunya? Tidak pernah,seingatku.

Sudahlah, mungkin aku kelelahan makanya jadi banyak pikiran begini. Santai saja, jalan ke rumahku tinggal 4 langkah. Siput pun jalan cepat dengan jarak 4 langkah saja.

"Vanessa? Campbell?"

"I..Iya saya sendiri" jawabku lalu kaget dengan orang yang ada di hadapanku.

"Aku Rachel, Ibunya Matthew"

Oh tidak, dia yang diceritakan Greyson tadi.

"Tolong jauhi Matt. Perlu aku ingatkan setiap hari? Sepertinya tidak usah, aku yakin kamu akan mengingatnya"

"Ba.. Baiklah Mrs. Chance aku akan menjauh darinya" jawabku, menganggukan kepala pelan.

"Kenapa, Mom? Kau selalu menjauhkan ku dari teman-temanku tanpa alasan. Tidak hanya Vanessa, bahkan Cam dan yang lain. Kenapa Mom, tidak suka aku berteman ya? Atau tidak mau melihatku bahagia?" tanya Matt kesal, tidak tau kenapa.

"Bukan, Matt. Percaya pada Mom, Mom tidak sejahat itu. Mom hanya mau yang terbaik untukmu Matt" kata Momnya Matt memohon pada anaknya dengan tatapan sendu.

Kalau drama keluarga dimulai seperti ini, lebih baik aku pulang. Tidak enak mendengar drama keluarga orang lain, tau. Mungkin aku pamit saja ya?

"Haha Mom bisa memohon ya ternyata. Aku kira hanya bisa menyuruhku ke ruang bawah tanah untuk jaga Miss Lawrence" ujar Matt diakhiri tawa sinisnya.

Eh, tunggu dulu. Lawrence? Itukan nama belakang Mom. Hm, mungkin Lawrence yang lain. Lagipula kalau itu Mom, seharusnya kan disebut Mrs. Campbell, bukan Miss Lawrence.

"Jangan pernah sebut nama wanita menyebalkan itu, Matt. Lebih baik kamu bawa Campbell kecil ini pulang, sudah mulai malam." ujar Ibu Matt kemudian masuk ke dalam rumahnya.

"Bagaimana? Dramanya seru?"tanya Matt, aneh.

"Eh, tidak. Aku pulang ya, thank you Matt"jawabku lalu berjalan kaki ke rumah.

~~~~~~~

799 words are too short, right?


Ups hewhew sorry

Vote+Coments are things that i need.

Tommodallasxx

Am i?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang