Prolog

20.3K 917 49
                                    

Hamparan air biru membentang diiringi debur ombak yang sesekali menabrak karang. Orang-orang yang berenang di pantai berteriak riang kala gulungan ombak kecil itu menyambar mereka. Terlihat beberapa anak-anak yang membangun istana pasir. Wanita-wanita berbikini dan pria-pria bertelanjang dada berlalu lalang sambil membawa papan selancar. Beberapa diantaranya bercengkrama, berjemur di atas pasir, bahkan terlihat sepasang kekasih berkejar-kejaran di bibir pantai.

 Beberapa diantaranya bercengkrama, berjemur di atas pasir, bahkan terlihat sepasang kekasih berkejar-kejaran di bibir pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pantai begitu ramai dengan tawa-tawa mereka. Tapi tidak dengan gadis yang baru saja keluar dari sebuah rumah di tepi pantai. Tatapannya kosong. Gurat-gurat kesedihan tergambar jelas diwajahnya. Sudah tak terhitung berapa kali ia mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya. Tak terhitung berapa liter air mata yang sudah ia keluarkan. Tetap tak ada seorangpun yang mempedulikannya. Dia sudah lelah. Sungguh, dia tak tahan lagi.

Gadis itu berlari dengan berlinang air mata. Melewati orang-orang yang sibuk melakukan sesuatu di pantai. Saat kakinya mulai menyentuh air, dia melompat, menceburkan diri ke dalam lautan.

Gelembung-gelembung air keluar dari mulutnya. Dia berenang dengan cepat menyelami lautan. Berharap dapat menghilangkan perasaan berkecamuknya. Menjauhkan apapun yang selama ini membebaninya. Sesaat kepalanya menyembul ke permukaan untuk mengambil napas. Tak lama, dia kembali menyelam.   

Gadis itu terus berenang mengitari batu karang yang cantik. Bercengkrama dengan ikan-ikan kecil nan lucu. Namun sesaat pandangannya tersita oleh seekor ikan dengan corak unik ditubuhnya. Dia yang merasa tertarik dengan keindahan ikan itu pun mengikutinya. Tapi dia kecewa saat sedang asyik mengikuti ikan unik itu tiba-tiba saja napasnya tak kuat lagi untuk menyelam. Gadis itu pun segera berenang ke permukaan dan mengambil napas sebanyak-banyaknya. Dia memejamkan mata menikmati dinginnya air. Laut memang selalu dapat menenangkan hatinya. Tapi gadis itu sedikit terkejut begitu melihat sekelilingnya. Lautan lepas sepi tanpa seorang pun. Gawat. Rupanya dia sudah berenang terlalu jauh. Dia harus segera kembali.

Gadis itu pun bersiap untuk kembali berenang, namun belum sempat dia menyelam, sekelebat gelombang aneh mengagetkan dirinya. Gadis itu melihat ke sekeliling. Seketika perasaan takut mulai menyeruak. Tak lama kemudian sesuatu menarik kakinya. Membuat kepalanya yang tadi berada dipermukaan kini sepenuhnya masuk ke dalam air. Rasa perih menjalar saat seekor hiu menggigit pergelangan kakinya. Dia mencoba memberontak namun hiu itu terlalu kuat untuk dilawan. Cairan berwarna merah mulai keluar diantara birunya air. Gadis itu pasrah. Matanya terpejam bersamaan dengan buih-buih yang keluar dari mulutnya. Jika memang ini bisa menghilangkan kepedihan hidupnya, maka biarlah. Biarlah dia tenggelam sedalam-dalamnya. Dia tak peduli lagi bahkan jika hiu itu mencabik-cabik tubuhnya. Karena setelah ini semua penderitaannya akan hilang.

Tiba-tiba sosok manusia setengah ikan muncul meninju rahang hiu hingga membuat gigitannya terlepas. Dengan sendirinya hiu itu pun kemudian pergi tanpa melawan.

Manusia setengah ikan beralih pada sosok tubuh yang terombang-ambing di lautan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia setengah ikan beralih pada sosok tubuh yang terombang-ambing di lautan. Lengannya yang kekar merengkuh tubuh malang itu, lalu membawanya ke daratan.

 Lengannya yang kekar merengkuh tubuh malang itu, lalu membawanya ke daratan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia menatap lekat wajah gadis yang baru saja ditolongnya. Kelopak mata yang sedang terpejam itu begitu bengkak. Hidung mungilnya juga tampak memerah. Sepertinya gadis itu terlalu banyak menangis.

"Sebenarnya dia manis... Tapi sayang dia tampak begitu rapuh." ucapnya sembari menyingkirkan anak rambut yang menutupi pipi si gadis dan membelainya sambil tersenyum.

Detik berikutnya senyum itu berganti dengan rasa khawatir. Dia baru saja sadar bahwa gadis itu butuh pertolongan. Manusia setengah ikan itu pun segera melihat sekelilingnya. Tampak beberapa pria dan wanita yang sedang asyik bermain voli pantai beberapa meter dari tepian. Dia segera mencari batu didekatnya. Sebelum melempar batu yang ditemukannya dia mendekatkan bibirnya pada bibir gadis itu, memberinya napas buatan.

Sesaat kemudian gadis itu terbatuk-batuk. Sebelum gadis itu tersadar sepenuhnya dan melihat sosok dirinya, si manusia setengah ikan segera melempar batu ke arah para pemuda yang  sedang bermain voli. Salah satu diantaranya menjerit saat sesuatu yang keras mengenai bokongnya. Wajahnya celingukan mencari sosok mana yang melemparnya, tapi bukannya menemukan siapa yang melemparnya pemuda itu malah menangkap sosok seorang gadis yang tergeletak di atas pasir. Pemuda itu pun kontan berteriak pada teman-temannya dan segera menghampiri gadis malang itu untuk menolongnya.


Manusia setengah ikan yang sebelumnya sudah bersembunyi dibalik bebatuan tersenyum lega begitu melihat para pemuda menolong gadis itu. Dia pun menyeret dirinya kembali ke air lalu berenang membelah lautan.

TBC

Halo, ini cerita pertamaku di wattpad. Sebenernya cerita ini udah aku buat sejak lama. Yah, daripada disimpan terus mending ditaro disini kan. Siapa tahu ada yg baca. Maaf kalo cerita atau tulisannya kurang bagus. Saya masih belajar. Mohon vomment nya supaya saya bisa koreksi. Terima kasih sudah mau baca...

Kiss Of A MermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang