5 - Heartbreak

8.5K 529 53
                                    

Dana menghembuskan napas berat begitu berdiri di pintu kantin. Tempat yang mengingatkannya pada kejadian buruk itu. Setelah kejadian memalukan yang menimpanya sejak itulah dia tak pernah lagi datang ke kantin. Menurutnya masuk ke kantin sama saja membuka luka dan mengingatkannya pada kejadian waktu itu. Tapi sekarang dia lapar sekali dan dia lupa membawa bekal seperti biasanya. Untuk kali ini terpaksa, dengan berat hati Dana memasuki kantin.

Tak jauh berbeda seperti saat pertama kali dia memasuki kampus setelah kejadian dia dipermalukan Helena. Saat ini pun semua memandangnya dengan tatapan heran dan melecehkan. Bahkan Dana mendengar beberapa bisikan yang mencemoohnya.

"Dia benar-benar tidak tahu malu ya."

"Mungkin urat malunya sudah putus." ujar mereka diiringi tawa mengejek.

Dana menarik napas dalam-dalam dan terus berjalan. Memesan makanan dan menempati meja yang kosong. Dia melihat ke sekeliling kantin. Sebagian orang disana sudah tak lagi memandangnya. Mereka kini sibuk masing-masing. Tapi sebagian lagi masih berbisik-bisik. Dana berusaha mengabaikan mereka dengan memandang ke arah lain sampai secara tak sengaja matanya tertumbuk pada sosok Mike yang sedang duduk bercengkrama bersama beberapa temannya sambil tertawa. Dana menatap pemuda itu dengan wajah sendu. Teringat saat Mike masih belum mengenalnya. Bahkan itu lebih baik daripada Mike mengenalnya sebagai pelacur yang ditudingkan teman-teman kepada dirinya. Dana memang ingin Mike mengenalnya tapi bukan dengan label pelacur. Dana sangat sedih. Kenapa ketika Mike mengenalnya harus dengan label buruk yang melekat padanya.

Dana masih menatap wajah itu sampai akhirnya pandangan mereka bertemu. Mereka terdiam. Setelah melihat Dana, wajah Mike yang tadi begitu cerah berubah menjadi dingin.

Seorang temannya mengikuti arah pandang Mike lalu berkata, "Lihat, wajah si nerd itu. Dia menatapmu seperti seorang yang mendambakan cinta. Itu menjijikkan sekali. Apa kau tidak risih ditatap seperti itu terus."

"Mungkin Mike ada hati padanya makanya dia diam saja. Hahaha." sahut temannya yang lain.

"Masa? Benarkah Mike? Memangnya kau tidak malu disukai pelacur seperti itu?" ledek temannya lagi.

"Tampaknya Upik abu sedang menunggu pangeran yang mau berbaik hati menemaninya."

"Biasanya yang suka padamu gadis-gadis cantik tapi ini si nerd yang sudah jelek, bodoh, pelacur pula. Hahaha."

"Hei Mike, cepat sana hampiri dia dan katakan cinta padanya. Dia menunggumu tuh. Hahaha."

Mike yang mendengar ocehan teman-temannya merasa geram. Dia merasa malu. Mike kesal pada gadis itu karena telah menghancurkan image-nya. Dia yang tadi menatap Dana segera memalingkan wajahnya ke arah lain dan bangkit berdiri meninggalkan kantin dengan gusar.

Dana tersentak. Sebegitu bencinya kah Mike pada Dana? Hingga saat melihat dirinya pemuda itu langsung pergi.

***

Helena meraih setumpuk undangan berwarna pink di meja riasnya. Membaca nama-nama yang tertera dimasing-masing lembar undangan. Mengecek kembali apakah masih ada teman yang belum dia undang untuk acara pesta ulang tahunnya atau sudah lengkap semua?

"Helena, apa ini tidak salah?" tanya Elsa sambil menatap heran bertumpuk-tumpuk undangan pink di kasur Helena. Undangannya banyak sekali. Kau itu mau mengundang semua orang di kampus?"

Kiss Of A MermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang