4 - Chasing Her

8.6K 546 40
                                    

Suasana taman kampus siang itu cukup ramai. Banyak orang-orang disana berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Biasanya mereka menggunakan taman untuk sekedar bersenang-senang dan mengobrol tapi tidak sedikit juga yang menggunakan taman untuk keperluan belajar. Seperti Dana yang duduk tenang di salah satu bangku panjang. Sejak tadi matanya tak pernah lepas dari buku yang dipegangnya. Dia baru saja membalik lembar halaman saat seseorang tiba-tiba duduk disampingnya.

"Hi dear, are you busy?" sapa seorang pria tampan.

"Namaku bukan dear. "Jawab Dana cuek tanpa repot-repot menoleh ke wajah lawan bicaranya. Karena tanpa menoleh pun dia tahu siapa orang yang duduk disampingnya itu.

Theo hanya tertawa kecil mendengar jawaban Dana. "Habis kau tidak mau memberitahu namamu sih. Jadi aku panggil dear saja. Lagipula itu manis juga kan langsung memanggilmu sayang. Kita seperti pasangan kekasih."

"Kita bukan pasangan kekasih." jawab Dana masih tetap memandang bukunya.

"Baiklah, kita lupakan dulu masalah itu. Mau coklat?" Theo menyodorkan sebuah kotak bening dengan pita biru pastel di atasnya.

Dana mendelik sebentar kemudian menyunggingkan senyum sinis. "Tampaknya itu sekotak cokelat dari seorang gadis."

"Yah, memang. Baru saja ada seorang gadis yang memberiku cokelat. Apa kau mau?"

"Wow, sepertinya kau langsung populer ya." sindir Dana.

Kedua alis Theo terangkat karena bingung.

Dana mengalihkan pandangannya ke sekeliling taman. "Lihatlah. Para gadis semuanya melihat kesini. Berbisik-bisik dan menatapmu dengan sorot memuja. Meski sebagian ada yang menatapmu aneh karena mendekati gadis nerd sepertiku, tapi kau hebat juga ya bisa menarik perhatian para gadis dengan tampangmu itu."

Theo mengikuti arah pandang Dana. Apa yang dikatakan Dana memang benar. Para gadis tak henti-henti menatapnya. Bahkan ada yang sempat melambaikan tangan ketika Theo bertemu pandang dengan mereka.

"Sepertinya semua gadis menyukaimu dan ingin dijadikan pacarmu." lanjut Dana sinis.

Theo menoleh pada gadis di sampingnya. "Lalu bagaimana denganmu?"

Dana menatap lawan bicaranya sambil mengernyit bingung.

"Semua gadis menyukaiku lalu kenapa kau tidak?" tanya Theo dengan wajah serius.

Dana mengekeh sinis. "Tentu saja tidak."

"Kenapa?" tanya Theo lagi. "Kenapa kau tidak menyukaiku seperti gadis lainnya?"

Dana menutup bukunya dengan kasar, lalu menjawab, "Karena aku bukan mereka. Aku tidak sembarangan menyukai seseorang. Apalagi pria yang memiliki ekor sepertimu!" ucapnya tajam kemudian bangkit dan meninggalkan Theo dengan langkah cepat.

Seperti biasa Theo hanya tersenyum menanggapi sikap galak Dana.

***

"Cheers!!!" seru Helena saat bersulang bersama kawan-kawannya di sebuah cafe. Mike baru saja tiba dari luar kota dan pemuda itu membawa kabar gembira dengan kemenangnya. Karena itulah sekarang mereka bersenang-senang untuk merayakan kemenangan tim basketnya.

"Kau hebat, sayang." puji Helena manja sambil mengalungkan kedua tangan dileher Mike.

Mike merangkul kekasihnya dengan mesra. "Bayangan wajahmu yang selalu memberiku semangat saat aku bertanding."

"Oh... Itu manis sekali."

Mereka pun larut dalam ciuman yang dalam. Rita, Elsa beserta empat teman Mike hanya bisa memandang mereka dengan senyum iri.

Kiss Of A MermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang