3 - I Can Kiss Away The Pain (aku bisa mengusir rasa sakit)

11.9K 605 72
                                    

Pandangan para pria tak lepas dari salah seorang gadis yang baru saja keluar dari kolam renang. Dengan bikini merah yang mempertontonkan tubuh seksinya, Helena berjalan mengambil bathrobe yang dia letakkan di salah satu kursi santai di dekat kolam.

Helena memang memiliki tubuh yang tinggi dan langsing. Dengan kulit putih mulus dan rambut ikal panjangnya. Dia sadar betul bentuk tubuhnya yang seperti model pakaian dalam ternama membuat para pria yang berada di dalam kolam maupun di luar terus menatapnya tanpa berkedip. Namun, meskipun begitu Helena hanya tersenyum simpul walaupun dalam hati dia berbangga diri.

Helena memakai bathrobe-nya dan berpindah ke meja bulat dengan atap berbentuk payung. Dia mengambil kaca mata hitam serta jus disana lalu berpindah ke pagar kapal. Helena memakai kaca matanya untuk menghalau sinar matahari yang menyilaukan pagi itu. kemudian menumpukan kedua sikunya disana sambil memandang lautan lepas dan sesekali meminum jusnya.

Helena tengah menikmati liburannya di kapal pesiar. Setelah ujian semester selesai beberapa hari yang lalu dia merencanakan berlibur bersama teman-temannya. Rita dan Elsa juga turut ikut bersamanya di kapal pesiar itu. Mereka masih asyik berenang di kolam sementara Helena, sekarang tampak tenggelam dalam lamunan menikmati pemandangan lautan yang indah. tapi sedetik kemudian dia terkejut dengan gelombang air yang bergerak deras. Memunculkan ekor berwarna kehijauan yang menebas air beberapa meter dari pandangannya. Dengan cepat Helena melepas kaca matanya dan mencari-cari sosok yang baru saja dilihatnya tadi.

"Apa yang barusan kulihat?" gumamnya pelan. "Itu seperti ekor... Mermaid!" Helena menutup mulutnya. Apakah mermaid itu benar-benar ada?

***

Beberapa pria berenang dengan lincah menyusuri kedalaman lautan biru. Mencari sesuatu yang beberapa hari ini telah hilang. Tubuh mereka terbalut sisik berkilauan dari pinggang ke bawah. Membentuk ekor indah yang mengibas-ibas air. Sekian lama mereka menyelam di kedalaman laut, sampai akhirnya mereka menyembulkan kepalanya ke permukaan.

"Sebaiknya kita beristirahat dulu." kata salah satunya. Mereka kemudian berenang menuju bebatuan karang besar tak jauh dari posisi mereka tadi.

Empat pemuda tampan mendudukkan ekornya pada batu karang besar ditengah laut. Sinar matahari tengah menyorot tubuh berotot nan indah dengan kotak-kotak diperut mereka. Para merman itu tidak perlu takut akan terlihat oleh manusia karena tempat itu sepi dan jauh dari jangkauan manusia.

"Bagaimana ini? Sudah berbulan-bulan kita mencarinya tapi tidak ketemu juga." Tanya merman yang memiliki ekor hijau muda.

"Benar. Kita sudah menyusuri semua lautan. Tapi tak ada satu jejak pun yang tertinggal." Timpal merman yang berekor cokelat.

Merman yang memiliki ekor hijau tua mengela napas. "Jika dia tidak ada di lautan. Hanya ada satu kemungkinan."

"Apa maksudmu?" Tanya merman berekor merah

"Dia pasti ada di daratan." Jawab merman yang memiliki ekor hijau tua.

Yang lain pun terkejut.

"Kemungkinan dia tertangkap manusia dan terjebak di daratan."Lanjut merman hijau tua. "Kita harus mencarinya ke daratan."

"Bagaimana caranya?" Tanya merman merah. "Bangsa kita tidak memiliki kaki."

"Kita harus menemui seorang penyihir." Jawab merman hijau tua, membuat ketiga merman yang lain memandangnya tak percaya.

***

Dana memasuki kamarnya dengan lesu. Dia menaruh travel bag di lantai kemudian mendaratkan bokongnya di tempat tidur. Dia mendesah lelah. Liburan di rumah nenek sama sekali bukan hal yang meyenangkan baginya. Setiap hari dia selalu mendengar ocehan cerewet yang membuat telinganya sakit. Tapi entah kenapa ayahnya senang sekali mengajaknya kesana padahal Dana sama sekali tidak betah.

Kiss Of A MermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang