SVT - EYELESS JACK

344 14 0
                                    

Halo, namaku Minghao. Aku akan bercerita pada kalian
tentang pengalamanku. Aku tidak yakin apakah hal
tersebut merupakan sesuatu yang berbau paranormal
atau apapun istilah tepatnya, namun setelah "sesuatu” itu datang kepadaku, aku menjadi percaya akan hal-hal yang berkaitan dengan paranormal.

Satu minggu setelah aku pindah bersama kakakku,
Jeonghan, setelah rumahku disita, aku telah selesai berkemas. Jeonghan cukup setuju dengan ide aku pindah
bersamanya mengingat kami sudah tidak saling
berjumpa sejak 10 tahun lamanya, aku juga merasa
senang dengan hal ini.

Aku tertidur dengan pulas setelah semua barang-barangku masuk ke dalam rumah. Setelah satu minggu, aku mendengar suara gemerisik dan berdesir dari arah luar rumah sekitar pukul satu dini hari. Kupikir suara tersebut adalah seekor rakun, maka aku mengabaikannya dan kembali tidur. Keesokan paginya aku menceritakan hal tersebut kepada Jeonghan dan dia juga berpikiran sama denganku.

Keesokan malamnya, kupikir aku mendengar suara
jendela terbuka serta suara langkah yang berat, seakan- akan sesuatu memasuki kamar.

Aku meloncat bangun dan memeriksa seluruh isi kamar, namun aku tidak melihat apapun. Keesokan paginya, Jeonghan menjatuhkan cangkir kopinya saat dia melihat keadaanku. Dia menunjukkan padaku sebuah cermin untuk aku mengaca. Sebuah luka yang lebar menghiasai pipiku.

Setelah bergegas menuju rumah sakit, dokter
mengatakan padaku bahwa aku pasti telah tidur sambil berjalan, namun kemudian dia menunjukan sesuatu padaku yang membuat darahku serasa membeku. Dia mengangkat kemejaku dan menunjukan sebuah luka irisan yang terjahit, tepat dimana ginjalku berada. Aku terbelalak menatap matanya. “Entah bagaimana caranya kau kehilangan ginjal kirimu semalam. Kami benar-benar tidak tahu apa yang terjadi dan bagaimana. Maafkan aku Hao.” Kata dokter.

Keesokan malamnya lagi merupakan titik puncak
semuanya. Sekitar tengah malam, aku terbangun
kembali dan melihat sebuah pemandangan yang
sungguh mengerikan. Aku bertatapan langsung dengan sosok yang mengenakan kerudung hitam dan topeng biru tua gelap tanpa hidung ataupun mulut.

Sosok itu menatap lekat ke arahku. Sosok tersebut juga meneteskan cairan kehitaman dari lubang matanya. Aku meraih kamera di saku mantel di dekatku dan memotretnya. Setelah memotretnya sosok tersebut menerjangku, berusaha merobek dadaku untuk mengambil paru-paruku.

Aku menghentikannya dengan menendang mukanya dengan telak. Aku berlari keluar, sebelumnya aku meraih dompetku. Aku akan membutuhkan uang. Aku kabur dari rumah Jeonghan di tengah malam buta. Aku akhirnya berhenti di hutan dekat dengan rumah Jeonghan untuk mengatur nafasku di atas sebuah batu besar.

Aku jatuh pingsan dan terbangun di rumah sakit. Dokter Chwe memasuki ruangan. Dokter yang sama yang
menanganiku sebelumnya.

“Aku punya sebuah berita
baik dan buruk untukmu, Hao ” Dokter Chwe memulai
pembicaraan.

“Kabar baiknya dalah bahwa dirimu hanya mengalami cidera kecil, dan orang tuamu akan segera menjemputmu.”

Lega sekali mendengarnya.

“Kabar buruknya adalah bahwa saudaramu telah tewas dibunuh oleh… sesuatu. Maaf.”

Orang tuaku mengantar aku kembali ke rumah Jeonghan
untuk mengambil barang-barang.

Saat memasuki ruangan aku merasa trauma dan ngeri, namun berusaha untuk tetap tenang. Aku mengambil kamera lalu berhenti. Di lorong menuju kamarku, kulihat mayat Jeonghan dan sesuatu berukuran kecil tergeletak di sampingnya. Aku memungut benda kecil itu dan segera masuk ke dalam mobil tanpa membicarakan mayat Jeonghan.

Kuperiksa benda kecil yang kupungut sebelumnya. Apa yang kulihat nyaris membuatku muntah. Ternyata itu senggenggam sebelah ginjalku yang hilang, tampaknya telah dimakan separuh, dengan cairan hitam yang melumurinya.

KPOP CREEPY PASTAWhere stories live. Discover now