SVT - KABUR

100 6 1
                                    

Creepypasta ini menceritakan tentang dua anak yang kabur dari rumah dan bermalam di sebuah pondok tua. Di sana mereka mengalami sebuah pengalaman mengerikan yang takkan pernah bisa mereka lupakan.

Seungcheol duduk di kelas 5 saat cerita ini terjadi. Dia saat itu sangatlah nakal dan sahabatnya, Jeonghan, tidaklah lebih baik darinya. Mereka selalu terlibat dalam masalah akibat keusilan yang sering mereka lakukan.

Suatu hari di pertengahan musim panas, Jeonghan benar-benar membuat marah orang tuanya hingga mereka bertengkar hebat. Jeonghan yang sedang dalam keadaan kepala panas memutuskan untuk kabur dari rumah. Ia mengajak Seungcheol ikut serta. Seungcheol sangat mendambakan petualangan dan tawaran itu terlalu menggoda untuk dilewatkan.

Mereka mengepaki tas sekolah dengan barang-barang yang seorang anak kelas lima SD butuhkan saat kabur dari rumah: jus, snack, dan komik. Setelah mereka makan malam di rumah kami masing-masing, mereka menyelinap pergi dan bertemu di taman. Saat itu sekitar jam 8 malam.

“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” ujar Seungcheol.

Mereka berdiskusi dan ternyata tak ada banyak hal yang bisa dilakukan. Mereka akhirnya memutuskan bersembunyi di pondok kecil di tengah ladang. Mereka tinggal di sebuah pedesaan dan begitu mereka meninggalkan desa kecil tersebut, maka mereka hanya akan dikelilingi oleh ladang dan sawah yang seakan tiada habisnya. Di tiap ladang, biasanya terdapat sebuah pondok kecil dimana para petani akan menyimpan semua peralatannya. Mereka mengetahui sebuah pondok yang tampaknya terbengkalai dan tak terlalu diperhatikan orang. Mereka akhirnya memilih tempat itu menjadi base camp mereka.

Mereka kemudian masuk ke pondok dan melihat-lihat “harta karun” apakah yang tersimpan di sana. Ada sebuah traktor manual dan tumpukan jerami yang nampaknya sempurna untuk menjadi ranjang tidur. Mereka menyalakan lampu senter sambil menikmati snack yang dibawa dan sesekali bertukar komik. Mereka merasakan puas, akhirnya mereka berhasil mencicipi seperti apa kebebasan itu.

Entah Seungcheol tidak begitu yakin. Namun suatu saat di tengah malam, mereka mendengar suara yang aneh, asalnya dari luar. Jeonghan dan Seungcheol hampir melompat karena terkejut dan segera mematikan lampu senter mereka.

Mereka bersembunyi di balik tumpukan jerami dan memelankan suara napas agar tak ada yang mendengar keberadaan mereka.

“Sreeek ... sreeeek ....”

Mereka mendengar suara yang aneh. Suara itu kedengarannya seperti sesuatu yang diseret di atas jalan berkerikil.

“Sreeeeek ... sreeeeek ...”

Apapun itu, itu seperti sedang berjalan mengelilingi pondok.

“Apa itu?” Seungcheol berbisik dengan suara serendah mungkin.

“Kurasa kita harus mengeceknya keluar?” tanya Jeonghan, yang entah bagaimana, lebih pemberani ketimbang Seungcheol saat itu.

Ia perlahan bangkit dan mengendap-endap mendekat ke jendela. Seungcheol yang berada di belakangnya melihat Jeonghan melompat ketakutan saat ia melongok dari jendela. Seungcheol ikut melihat keluar karena penasaran.

Ada seorang wanita tua di luar.

Punggung wanita itu bungkuk dan ia sangatlah kurus, sehingga nampak seperti tulang yang hanya terbungkus oleh kulit. Rambutnya yang putih sangatlah panjang dan tampak berantakan.

“Si ... siapa dia?” bisik Jeonghan dengan suara pelan. Namun Seungcheol sama sekali tak tahu menahu, sama seperti dia.

Perempuan tua itu menyeret sebuah karung yang tampaknya terbuat dari goni. Karung itu tertutup oleh sebuah tali yang mengikat bagian atasnya. Karung itulah yang menyebabkan suara yang tadi kami dengar.

KPOP CREEPY PASTAWhere stories live. Discover now