Part 6 - Felicia Meet Khristy

763 66 5
                                    

Khristy POV

"Gue bakalan cerita!" kataku bersemangat.

Flashback

"Aarghkkk......" aku mengeram kesakitan. Disini sepi sekali tak akan ada yang menemukan aku jika aku mati disini.

"Dasar cewek genit lo," kata seniorku. Dia dan beberapa senior menapar dan menjambak rambutku. Aku bisa merasakan beberapa helai rambutku tercabut dari kepalaku. Hanya menangis dan merintih kesakitan yang bisa aku lakukan.

Mereka menganiayaku di lorong sepi sekolah. Jumlah mereka ada empat aku tak bisa melawan.

Ini hari ketigaku di sekolah baru. Aku pindah sekolah kelas dua SMP dan ini perlakuan yang aku dapat tiga hari berturut - turut di sekolah ini. Sungguh menyedihkan hanya karena senior tampan menawariku pulang bersama.

Siapapun tolong aku! Hatiku menjerit. Aku tak sanggup lebih baik mati dari pada disiksa setiap hari.

Bughk.. Bughk..

"Arrghkk..." mataku terpejam yang aku dengar hanya suara hantaman keras dan geraman kesakitan kuperkiran berasal dari para senior itu.

Aku terkapar di lantai masih sadar. Melihat sekilas senior yang menyiksaku tergeletak juga disana. Ada gadis menghampiriku menepuk pelan pipiku berusaha menyadarkanku.

"Hei. Are you okay?" tanyanya dan itu kalimat terakhir yang ditangkap telinggaku sampai aku kehilangan kesadaran.

Aku tersadar menatap langit - langit putih. Aku dimana? bertanya - tanya dalam hati. Aku menatap sekeling ada seorang gadis duduk dekat ranjang yang aku tiduri menatapku datar.

"Gue dimana?" tanyaku padanya.

"Lo sadar juga akhirnya," katanya dengan datar dingin tak peduli? Tunggu aku rasa dia peduli padaku kan dia yang menyelamatkan aku.

Gadis itu beranjak pergi meninggalkan aku. Aku seperti familiar dengan wajahnya. Ah.. iya dia bintang sekolah dan sekelas denganku. Siapa namanya? Feruka? Fenisa? Ah.. sudahlah akan aku cari tau nanti.

----------------- -- --

Tubuhku lebam disana - sini tapi aku tetap sekolah karena aku ingin berterimakasih kemarin tak sempat karena dia langsung pergi begitu melihatku sadar. Aku memasuki kelas dia duduk disana dekat jendela dengan buku yang menemaninya.

Aku berjalan mantap menuju gadis itu.

"Selamat pagi!" kataku padanya seceria mungkin.

Tapi dia hanya melirikku lalu melihat bukunya lagi. Dia seolah tak peduli dengan kehadiranku.

"Terimakasih," ucapku duduk disampingnya sambil bertopang dagu.

Dia menatapku mengangkat alisnya. Ekspresinya sungguh datar dingin aku bisa beku di dekat gadis ini.

"Terimakasih sudah nolongin gue kemarin, Fenisa." jelasku dengan senyum mengembang.

"Felicia bukan Fenisa," koreksinya dengan datar.

Sebenarnya aku sudah tau namanya hanya sengaja agar dia mau bersuara.

"Ah, gue salah ya? Gue Khristy," ucapku memperkenalkan diri.

Felicia tak peduli dengan kehadiranku. Aku sungguh kesal dengan sikapnya. Dari informasi yang aku dapat beberapa teman kelasku, Felicia sikapnya memang seperti itu. Dingin, datar, cuek dan tidak mempunyai teman karena dia tidak bergaul dengan siapapun.

Flashback off

"Dan semenjak itu gue terus deketin dia. Hingga akhirnya dia nyerah dan jadilah kita bersahabat sampai sekarang," kata Khristy dengan nada kemenangan.

"Deketin gimana tuh caranya?" tanya Devan penasaran dengan apa yang dibuat Khristy hingga Felicia takluk.

"Dia neror gue, Dev," jawab Felicia.

"Teror kayak gimana, Lic?"

"Lo pasti gak percaya. Dimana pun gue pergi disitu dia ada. Gila! Selama seminggu Khristy sms dan telpon gue setiap dua jam sekali. Akhirnya gue nyerah. Lo bayangin sendiri aja gimana rasanya jadi gue," jelas Felicia.

Devan hanya bergidik ngeri membayangkan jika terjadi padanya. Khristy hanya tertawa mendengarkan penjelasan Felicia.

"Eh, kalian gak pulang? Udah sore nih," kata Felicia.

Mereka langsung melirik jam sudah pukul lima.

"Oke deh, gue pulang dulu," pamit Devan.

"Lo nganter gue pulang kan?" tanya Khristy.

"Idih ogah gue nganter lo!" jawab Devan.

"Dev, anterin aja gak usah ribut!" titah Felicia yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Devan.

------------------------ -- --

Setelah para sahabat Felicia pergi dia pun mandi. Cukup melelahkan hari ini tapi dia senang Devan melanjutkan SMA disini walau hanya setahun.

"Felicia turun sayang ayo makan malam!" suara ibu dari bawah.

"Oke Mom!" jawab Felicia.

Mereka pun mulai menyantap makanannya. Hening. Dulu suasana makan tidak seperti ini. Felicia menghabiskan makanannya setelah itu langsung naik ke kamarnya.

Hanya ingin istirahat lebih cepat untuk memulihkan tubuhnya. Dia benar - benar tak menyangka sampai pingsan tadi karena kelelahan. Felicia menutup matanya mulai terlelap.

----------------------- -- --

Krring..... Krring...

Alarm jamnya berbunyi Felicia mematikannya beranjak dari tempat tidur. Hari ini tubuhnya sudah lebih baik. Dia mandi dan bersiap untuk sekolah.

Felicia POV

Aku menuruni tangga tak kulihat tanda - tanda keberadaan ibu. Saat aku mengambil air untuk kuminum ada memo yang ditempel disana.

Good morning, dear. Mommy ada pekerjaan mendadak selama seminggu di luar kota. Anak temen Mommy nanti akan menginap beberapa hari disana. Jangan nakal ya sayang. Luv U Mommy.

Aku menghela nafas pelan setelah membaca memo dari ibu. Tunggu ibu tidak bilang anak temannya perempuan atau laki - laki? pikirku sejenak.

Ting.. Tong..

Mendengar bel rumah berbunyi aku berjalan menuju pintu. Saat pintu kubuka aku terkejut dengan ekspresiku masih datar. Apa dia yang akan menginap dirumahku? gumamku dalam hati.

---------------------------------------

Wah... ada tamu nih Felicia, tapi siapa ya?? ayas lanjut dinext part 😆

Semoga kalian suka LLAP dan terus mengikuti kisah Felicia.

Untuk next part lusa ya ayas mau lihat respon kalian dulu. Jangan lupa tinggalkan jejak. 😉

Love Like a PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang