Part 7 - Tamu

782 66 21
                                    

Seorang lelaki berdiri di depan pintu membawa koper. Felicia membukakan pintu membiarkan dia masuk tanpa bertanya apapun.

"Ahem," lelaki itu berdehem, "Gue Kenan Alfin Brata," lelaki itu memperkenalkan diri, Felicia hanya menatap sekilas kemudian berlalu masuk.

"Duh, tuh cewek main nyelonong pergi aja gak nanya dulu gitu gue siapa? Kalau gue rampok gimana? Wah, teledor banget tuh cewek!" gerutu Kenan. Atau dia udah tau siapa gue ya? pikirnya.

Felicia turun kembali mengenakkan jaket dan membawa tasnya. Dia menatap Kenan sejenak melihatnya memakai seragam sekolah sepertinya versi lelaki. Jarinya menunjuk kamar atas sebelah kamarnya.

"Kamar lo!" ucap Felicia.

"Eh, iya. Gue taruh ini dulu, tungguin!" kata Kenan berlalu menaiki tangga.

Felicia menunggu di bawah beberapa saat berlalu dan Kenan sudah turun dengan tasnya. Mereka berdua keluar dari rumah. Setelah Felicia mengunci pintu Kenan berusaha mengajaknya bicara.

"Lo bareng gue aja, sekolah kita sama. Gue baru pindah dan masuk hari ini," ucap Kenan dengan senyum manisnya.

Felicia tak mengubris dan berjalan menuju motornya. Gadis itu memakai helemnya mengendari ninja putihnya pergi meninggalkan Kenan.

"Wah, gila tuh cewek. Masa cantik - cantik motornya maco gitu. Mana gue dicuekin mulu, ngomong cuman dua kata doang tadi," Kenan mengerutu sambil berjalan dan memasuki mobilnya.

---------------------- -- --

Felicia POV

Sesampainya di kelas dengan Khristy aku hanya duduk membaca bukuku.

"Baca mulu, Lic?" tanya Devan baru datang.

"Cita - citanya mau ngalahin mbah google tuh!" celetuk Khristy. Dan itu membuat mereka tertawa dan terlihat akur kalau seperti itu.

Aku hanya mendengus kesal mendengarnya.

"Anjir! Serius lo punya cita - cita mau ngalahin mbah google?" ucap Devan.

Aku menatap Devan tajam dia hanya nyengir kuda dan mengaruk kepalanya yang tak gatal.

"Btw, ntar ada anak baru loh, Lic. Terus denger - denger cowok terus ganteng banget," ucap Khristy berusaha menarik perhatianku.

Aku hanya membaca bukuku tak peduli yang dikatakan Khristy.

"Gue kan anak barunya, Khris," sahut Devan tersenyum lebar.

"Ah, lo mah kagak ganteng, Dev. Ada lagi selain lo ntar siswa barunya. Felic, diem mulu deh!" kata Khristy.

"Hem, Felicia ice mode on nih," tambah Khristy.

"Lo katarak ya, Khris? Gue udah ganteng badai gini. Mesti ke dokter mata deh lo periksain," celetuk Devan.

"Wah, curut lo ngatain gue katarak," sewot Khristy.

"Shut up!" ucapku dengan menatap tajam pada mereka membuat keduanya diam sambil meringgis.

Tett... Tett..

Bel masuk berbunyi diikuti Bu Indri guru sejarah masuk ke kelas yang di sampingnya ada Kenan.

"Hari ini kalian mendapat dua teman baru. Kamu yang sudah duduk di belakang Felicia ke depan sebentar, perkenalkan diri kamu ke teman - teman!" kata Bu Indri pada Devan yang duduk di belakangku.

"Namaku Devan Satya Rega. Teman - teman bisa panggil Devan," jelas Devan tersenyum membuat beberapa siswi perempuan genit kedip - kedip mata kelilipan dan tersenyum - senyum sampai gigi mereka kering.

Love Like a PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang