Part 9 - Cowok Aneh

706 48 12
                                    

Apasih bayangan kalian tentang si Kenan? Tapi kalau Ayas, Zayn Malik adalah gambaran si Kenan. 😍

Happy reading 😉
-------------------------------------------------------------

"I-itu bu--bukan punya gue kok. Pu--punya a--adek gue. Ah iya bener punya adek gue. Dia gak sengaja masukin ke tas gue," jelas Kenan tergagap.

What?! Jangan dikira gue percaya. Dia jelas bohong. Jadi? Dia emang pemilik benda ini?! What the hell!! Dia bener cowok aneh! Aku sekarang menatapnya dengan curiga.

"Ah, iya deh iya itu punya gue. Tapi beneran gak gue pakek cuman gue simpen soalnya gue suka sih," jelas Kenan jujur.

"Kutek pink?!" ucapku dengan menatapnya seolah makhluk paling aneh sejagat raya.

"Iya, gue suka gitu cewek yang pakek kutek pink, saking sukanya gue sampai punya. Tapi sumpah gue gak pakek kok!" ucapnya agar aku tak salah paham.

Aku melemparkan benda itu padanya dan berhasil dia tangkap. Tak peduli apa yang dia jelaskan. Tapi yang pasti aku sudah mencapnya sebagai cowok aneh.

--------------------- -- --

Di sekolah Khristy terus menggangu Felicia yang fokus belajar di bangkunya. Sedangkan Kenan dan Devan entah mereka sedang bicara apa mungkin seputar hal pribadi.

"Duh, elah. Lo kok diem rapet amat sih, Lic. Gue lo cuekin mulu deh!" protes Khristy yang sedari tadi mengoceh ria tak digubris oleh Felicia.

Felicia pun menghela nafas lalu beranjak keluar kelas tanpa sepatah kata pun. Hal itu membuat kebingungan Khristy dan Devan sementara Kenan masa bodo dengan tingkah Felicia.

"Kenapa tuh Felicia? Kok gak lo ikutin?" tanya Devan.

"Kagak tau, lagi PMS kali. Yang bener aja lo masa gue kintilin terus gitu Felicia," ucap Khristy sewot.

Semua tau perdebatan kecil itu akan jadi adu mulut yang cukup panjang dan lebar.

Sementara itu Felicia sedang ada di perpustakaan. Dia sedang bersandar di rak buku dengan sebuah buku di tangannya. Tampak fokus dengan buku yang dibacanya hingga tak sadar ada sepasang mata yang memperhatikannya.

Bagas menghampiri Felicia, ya yang memperhatikannya memang Bagas.

"Felic!" panggilnya.

Felicia menurunkan buku yang menutupi wajahnya memang Bagas yang memanggilnya.

"Hem," hanya itu suara Felicia yang di keluarkan.

Bagas hanya menghela nafas. Sulit sekali mendapat perhatian darinya. Bagas menggerutu dalam hati.

"Ini ada party di rumah gue ntar sore, datang ya?" ajak Bagas seraya memberikan undangan padanya.

Felicia menerima udangan itu dan mengedikkan bahunya tanda bahwa dia tak bisa menjanjikan untuk datang. Bagas hanya tersenyum dengan sikapnya lalu melangkah pergi.

------------------------- -- --

"Felic, pokoknya lo harus dateng di pestanya Bagas ya?! Oke! Gak ada penolakan. Kalau lo gak dateng gue seret lo dari rumah sampek ke pestanya Bagas!" cerocos Khristy dari sambungan telpon.

Tut..tut..tut..

Nada monoton telpon dimatikan sepihak oleh Khristy. Felicia menghela nafas.

Dia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Keluar dari kamar mandi dia membuka lemarinya lalu bersiap.

Felicia sudah siap, seperti biasa penampilannya boys. Tak apalah pergi ke pesta sebentar buat setor muka doang terus langsung cabut pulang, batin Felicia.

Love Like a PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang