Part 18 - 10 Desember

512 28 5
                                    

Lest read! 😄
-----------------------------------------------------------------

"Fe, udah sore nih. Jalan kemana lagi?" tanya Kenan yang berjalan menuju mobilnya bersama Felicia.

"Pasar malem aja ayok!!" ucap Felicia semangat.

Kenan mengangkat sebelah alisnya tampak heran. Namun dia mengiyakan permintaan Felicia. Setelah seharian bolos sekolah yang dihabiskan mereka dengan bermain game di mall. Bahkan sampai insiden dengan Bu Nur. Felicia masih ingin bermain? Sungguh gadis ini seperti bunglon berubah - ubah.

-------------------------- -- --

Tap... tap... tap...

"Kami telah mendapatkan nomornya pak dan semua data - datanya," ucap seorang pria berdiri di depan meja.

"Bagus! Lakukan tugasmu selanjutnya!" perintah seorang pria paruh baya yang duduk di sebrang meja.

"Baik, Pak!" ucapnya lalu meninggalkan ruangan.

"Permainannya baru saja dimulai Felicia," gumamnya lalu menyeringai.

Felicia POV

Aku dan Kenan turun dari mobil. Entah kenapa aku merasa ada yang janggal. Aku seperti melupakan sesuatu yang amat penting.

"Hei! Jangan melamun, ayo kita bersenang - senang!" ucap Kenan membuyarkan lamunanku.

Aku mengangukkan kepala seraya tersenyum. Dan kami pun menjelajahi pasar malam. Aku menikmati hari ini. Hari yang menyenangkan bersamamu. Kenan.

"Wah... gila sekarang udah jam 9 aja! Aku fikir masih jam 7!" kata Kenan cemberut.

Tuk!! 

Aku memukul kepalanya, "Kita sudah dari tadi main kesana - kemari disini bodoh!"

"Huft... Kamu kok kasar sih, Fe!" ucapnya mengerucutkan bibirnya.

"Tau ah!"

Kami sedang duduk di bangku jauh dari keramaian pasar malam.

"Tunggu disini ya, Fe. Aku mau beli sesuatu," lalu Kenan berjalan menjauh meninggalkan aku duduk sendirian.

"Hahhh...... Gue senang banget hari ini!!" ucapku menghela nafas lega. Hari ini terasa tak ada beban apapun. Mungkin karena bersamanya aku jadi... entahlah tak bisa aku jelaskan.

Drtt.... drrttt...

Iphoneku berbunyi. Mungkin ibu tanpa aku lihat nama yang tertera pun aku yakin itu dia.

"Hallo, Mom!"

" It's not your Mommy, I'm your Daddy! Long time no see Miss Ford!" suara bass ini terdengar tak asing bagiku.

" Bastard! Mau apa lo?!!" aku langsung naik pitam. Setelah bertahun - tahun untuk apa dia menghubungiku? Apa dia sudah menemukan aku? Aku langsung melihat sekitar mencari sosoknya yang mungkin ada disini.

" Wow... Jangan kasar pada Daddy, sayang. Apa kau tidak merindukanku?"

" Membusuk aja lo dipenjara!!" bentakku padanya.

" Hahaha.... Kau tampak bahagia hari ini, sayang. Apa kau menikmatinya? Tidakkah kau memilih waktu yang salah untuk bersenang - senang?"

" Apa maksud lo, hah?" aku benar - benar tidak mengerti arah pembicaraan ini harusnya ku matikan saja.

"Sepuluh Desember kematian Risa. Aku fikir kau akan ada di pemakaman, tapi ternyata tidak. Jadi kuperkirakan kau sudah melupakannya. Adik tercintamu." ucapnya lalu menyeringai.

Deg!

Inilah kejanggalan yang sedari tadi aku aku rasakan. Aku mematung mendengar ucapannya.

"Hahh.... Lupakan saja apa yang aku katakan! Nikmati harimu sayang." setelahnya dia menutup sambungan telpon.

Kenan POV

Aku berjalan menghampiri Felicia dengan membawa arum manis dikedua tanganku. Eh? Kenapa dia berdiri?, batinku melihatnya tengah berdiri dengan Iphone yang ditempelkan ditelinga. Mungkin dia sedang menerima telpon.

"Fefe, aku membelikanmu arum manis!" seruku membuatnya berbalik dan menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa aku artikan.

"Fe? Are you okey?" aku mulai khawatir menatap matanya yang kosong. Dia berjalan begitu saja melewatiku seolah aku tak pernah ada. Apalagi yang sebenarnya terjadi padamu?

Aku berjalan cepat menghadang langkah gontainya yang tak tentu arah.

"Fe! Apa yang terjadi?" tanyaku setengah berteriak berusaha mengembalikannya ke dunia nyata. Namun dia masih bergeming. Kedua tanganku menyetuh pundaknya.

"Kamu bisa cerita apapun padaku, Fe." aku berusaha menyakinkannya bahwa dia tidak sendirian.

"Minggir!" suaranya lirih terdengar tak berdaya. Hanya satu kata itu yang lolos dari mulutnya. Padahal aku berharap lebih dia mau menceritakannya padaku.

Aku membiarkannya berjalan melaluiku mungkin dia sedang butuh waktu untuk dirinya sendiri.

--------------------- -- --

Drrtt... drrtt....

Iphone Kenan bergetar di atas nakas. Mata lelaki itu setengah terbuka, tangannya meraba - raba kotak kecil yang menganggu tidurnya.

"Halo?"

"Kenan, Felicia sama kamu?" suara lembut khas ibu terdengar ditelinga Kenan.

Mata Kenan dalam sekejap terbuka dengan kesadaran penuh dia mencerna ucapan Aunty Amira. Jadi Fefe belum juga pulang?

Diliriknya jam baker diatas nakas pukul 01.00 AM. Astaga! Dimana dia jam segini?

"Kenan? Kamu masih disana?" tanya Amira yang tak kunjung mendapatkan jawaban Kenan.

Suara Amira membuatnya tersadar, "Eh, iya aunty dia lagi tidur di kamar sebelah." dusta Kenan.

"Oh, ya udah. Tolong sampaikan ke Felicia aunty ada tugas keluar kota. Mungkin kali ini akan agak lama sekitar dua atau tiga minggu." jelas Amira

"Baik aunty nanti aku sampaikan." jawab Kenan dengan ragu yang mampu di sembunyikannya.

"Ya udah. Jaga Felicia baik - baik ya, Ken. Aunty sebentar lagi take off. Maaf aunty jadi ngerepotin kamu."

"Ah, nggak repot kok aunty."

Setelahnya sambungan telepon terputus. Kenan menghubungi nomor Felicia berkali - kali namun teleponnya tidak aktif. Dia menghela nafas berat seraya mengacak rambutnya frustasi. Mengapa situasinya semakin rumit sekarang?

"Kamu pergi kemana, Fe?"

-----------------------------------------------

Iya Ayas tau part ini pendek dan nggak sebanding dengan lamanya Ayas nggak update. 😧 Ini dikarenakan Ayas terserang malas dan 'lelah' . Tapi Ayas harap kalian suka.
Dan seperti biasa typo - typo ingatkan ya 😊
Vomment kalian Ayas tunggu 😉

Hug&Kiss

Ayashi💝

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Like a PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang