Part 12 - Fans Gila

591 31 14
                                    

Bagas imut deh 😍 jadi inget part 7?
Btw, Logan jadi castingnya Bagas, cocok gak?

Happy Reading 😉
----------------------------------------------------------------

Felicia baru membuka sedikit lokernya tapi barang yang ada di dalamnya mendesak keluar dan berjatuhan di lantai.

"Anjir! Masih banyak juga fans lo dari SMP sampai sekarang," celetuk Devan yang entah sejak kapan bersandar di loker sebelah.

Coklat yang begitu banyak serta kartu ucapan dan surat berceceran di lantai saking banyaknya. Felicia menghela nafas lalu mengeluarkan kantong plastik dari dalam ranselnya. Dia berjongkok memunguti semuanya dibantu Devan.

"Aneh deh, Lic. Padahal lo kayak gini tapi masih ada yang ngefans sama lo. Banyak pula," ucap Devan selesai memungut semua coklat serta surat.

Felicia hanya merespon dengan mengedikan bahunya.

"Eh, tapi lo masih kayak biasanya kan?" tanya Devan menunjuk kantong plastik yang penuh dibawa Felicia.

"Iya!" ucap Felicia tersenyum.

Dari kejauhan Kenan memperhatikan mereka berdua. Dia melihat banyaknya coklat yang dimuntahkan loker Felicia saking banyaknya. Hingga Kenan berspekulasi kalau Felicia akan menjual semua coklat yang di kantong plastiknya selesai ia kumpulkan tadi. Ternyata sifat lain Felicia matrealistis, batin Kenan.

Bagas berlari ke arah Felicia dan Devan. Setelah dia sampai, ia pun mengatur nafasnya yang ngos - ngosan. Felicia dan Devan menatap Bagas heran.

"Felicia ikut gue sekarang!" ucap Bagas dengan nafas yang sudah teratur.

Felicia hanya mengelengkan kepalanya dengan ekspresi datar.

"Gue perlu ngomong berdua sama lo," ucap Bagas memelas.

"Gak!" ucap Felicia tegas.

"Ya udah! Gue ngomong disini aja!" ucap Bagas lalu mencekal tangan Felicia dan sedikit menyeretnya ke tengah lapangan.

Bagas dan Felicia pun berhenti di tengah lapangan. Felicia menatap tajam Bagas. Tapi Bagas malah memanggil semua siswa yang tersisa hari itu karena kebanyakan sudah pulang. Hanya tinggal beberapa siswa yang mengikuti ekstrakulikuler di sekolahnya.

"Permisi semua, mohon perhatiannya sebentar, berkumpulah di lapangan untuk menjadi saksi hari ini!" teriak Bagas dan mereka pun berlarian keluar kelas lalu mengerumuni Bagas dan Felicia.

Gila nih cowok. Minta gue tampol emang ya, malu - maluin aja, batin Felicia.

Bagas berlutut di hadapan Felicia dengan sebuket bunga cantik yang entah dari mana asalnya. Anjir! Gue gak suka bunga! Bikin malu gue aja nih cowok, geram Felicia.

"Felicia Luxfita maukah kau menjadi kekasihku? Mengisi hari - hariku yang sepi dengan canda tawamu," ucap Bagas dengan mata berbinar.

Felicia terlihat datar tak peduli sorakan siswa lain yang menyuruhnya menerima Bagas. Dia pun menyungingkan senyum miringnya. Dari sekian banyak fans gue, lo emang fans gila! batin Felicia.

Gak bisa sabar lagi nih gue. Dasar Bagas kampret! Kenan terus memandangi adegan itu dari kejauhan dengan kilatan amarah dalam matanya.

Golok mana golok? Udah gatel banget tangan gue pengen mutilasi Bagas, sementara Devan sudah terbakar amarah melihat kelakuan Bagas yang nekat.

Felicia mengambil bunga dari tangan Bagas tanpa berkata apapun lalu berjalan pergi. Sedangkan Bagas senang bukan main melihat bunganya di terima Felicia artinya cintanya juga terima. Semua siswa bersorak untuk Bagas.

Tapi beberapa siswa laki - laki melihat ke mana Felicia akan pergi. Ternyata menuju tong sampah lalu dia berteriak, "Woy, Bagas!"

Hal itu membuat semua siswa yang bersorak diam dan melihat Felicia begitupun yang dipanggil masih dengan binar bahagia di matanya. Hingga saat Felicia memasukkan bunga Bagas ke dalam tong sampah dan berlalu pergi. Aksi Felicia telah menghancurkan hati Bagas yang terlanjur bahagia tadinya.

Harusnya Bagas tau bahwa mendapatkan Felicia tak semudah ia mendapatkan kebanyakan gadis di sekolahnya. Karena Felicia berbeda, dia tak genit atau manja seperti gadis lain. Dia penuh dengan rahasia dalam sikap dinginnya.

--------------------- -- --

Felicia melajukan motornya menuju supermarket untuk belanja kebutuhan. Harusnya dia pulang dulu dan menaruh kantong plastik yang berisi coklat itu, bukannya malah membawanya ikut dalam tasnya. Coklatnya banyak hingga beratnya membebani punggungnya.

Baru saja dia turun dari motornya ada seorang pria berlari tergesa - gesa dan kelihatan kebingungan hingga menabrak Felicia.

Kenan POV

Aku ingin ke supermarket dulu sebelum pulang. Membeli beberapa minuman soda. Aku masih tinggal di rumah Felicia ralat rumah Aunty Amira.

Mengingat Aunty Amira jadi membuatku bingung. Bagaimana bisa wanita baik hati dan ramah bisa mempunyai anak Felicia yang tingkahnya kebalikan dari ibunya. Aunty dulu ngidam apaan anaknya bisa kayak gitu? batinku.

Setelah memakirkan mobil aku pun keluar. Mataku membulat sempurna melihat kejadian ini. Aku benar - benar tak habis fikir dengan kelakuan Felicia. Ingin sekali aku menamparnya berkali - kali hingga dia sadar. Astaga! Dia sedang....

----------------------------------------------------

Bersambung dulu wegkk... 😜
Hehehehe.....
Seneng banget godain readers.
Part ini pendek tapi part selanjutnya Ayas usahakan tidak akan mengecewakan.
Jangan lupa vomment biar Ayas cepet update. Jangan diread doang yah hargai Ayas yang nulis.. 😢 #pekaplease
Ingetin Ayas kalau typo. 😅

Love Like a PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang