1

62.9K 1.3K 59
                                    

"Pagi Mbok Imah, Bi Ratih" sapa gadis ceria itu dengan ramah pada dua wanita paruh baya, sambil menuruni tangga menuju ruang makan ia membenarkan cepolan rambutnya.

"Pagi non..." balas kedua wanita paruh baya yang diketahui menjadi asisten rumahnya tersebut, mereka tersenyum ramah sambil menata meja makan untuk tuan dan nona muda pemilik rumah.

Gadis bernama Rania Kusuma Widjaya itu sudah duduk manis diruang makan bersama seorang pria setengah baya untuk sarapan.

"Pagi Ayah. Morning kiss dulu dong!" Kata Rania dengan mencium pipi lelaki yang dia sebut ayah tersebut.

"Duh keliatan bahagia banget sih putri Ayah ini, lebih ceria dari biasanya" ucap sang ayah dengan membelai rambut putrinya yang sudah duduk disampingnya itu dengan lembut.

"Iya dong, kan ini hari pertama Nia sekolah" katanya manja, disusul dengan cengiran kuda yang tercetak indah dalam wajahnya.

"Sayang nanti kamu diantar sama mang Diman yah, hari ini Ayah mau berangkat ke Lampung buat kontrol pembangunan di sana, mungkin lusa Ayah baru pulang, dan ingat jangan membuat onar dan menyusahkan pamanmu disekolah baru nanti, oke?" katanya dengan lembut.

Rania yang sedang menyiapkan nasi goreng ke dalam mulutnya langsung terhenti, menatap sang ayah dengan muka masam.

"Pergi lagi? Kapan bisa di rumah sih? Kerja kerja kerja! Kapan sih Ayah bisa ngeluangin waktu buat Nia?! Mengantar Nia Sekolah saja Ayah jarang! Bahkan tidak pernah!"

Kalimat itu diucapkan dengan nada yang tinggi. Ia berdiri dengan hentakan kaki, menghasilkan bunyi decitan dari kursi yang di dudukinya.

"Sayang...." perkataan ayahnya diacuhkan begitu saja, terlampau kesal. Rania melangkah keluar tanpa menghiraukan panggilan sang ayah.

Sekarang wajah gadis yang berapa menit lalu ceria itu sekarang berubah muram. Perasaan kesal, sedih, dan marah menjadi satu saat ini.

"Jalan Mang," ucapnya pada si supir pribadi.

Sedikit menahan tangis, ia memalingkan wajahnya ke samping, menyenderkan kepalanya yang lelah di bantal kursi mobil. Memejamkan mata, membiarkan bulir bening lolos dari netra indahnya.

Percuma hidup mewah jikalau selalu merasa kesepian, percuma juga bergelimbang harta bila kasih sayang orang tuanya, jarang ia dapatkan.

Itu yang ada dipikiran Rania. Ia ingin sekali diantar oleh ayahnya saat pergi sekolah.

Ayahnya itu jangankan untuk mengantarkan, bahkan yang mengambil hasil rapor pun bukan ayahnya, melainkan mang Diman atau terkadang Mbok Imah selaku supir dan asisten di rumahnya.

Ayahnya tidak akan mengambil rapor sebelum nilai si putri sempurna dalam versinya, karena dulu sang ayah sering mendapatkan laporan bahwa putri semata wayangnya itu mendapatkan nilai buruk dan kerap membolos sekolah.

Ayahnya malu sekali, rasanya seperti enggan hadir menjadi wali putrinya, bahkan sering kali semasa SMP Rania mendaptkan surat panggilan orang tua, dan tebak siapa yang datang?

MANG DIMAN

Iya, benar. Supir pribadi Rania, karena hal itu juga membuat wataknya mengerasa. Gadis ini memang sulit diatur. Enggan membaik. Tidak memiliki niatan berubah. Sedikit pun.

Revisi 18 Juni 2022

I miss you baby ❤️
-Indi

Love Is My Life [REVISI ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang