Semuanya sudah samapi ditempat, dimana mereka berlibur. Mereka sekarang sudah ada di Vila dekat pulau tersebut. Dan saat ini para cewek sedang duduk santai disofa vila, sedangkan yang cowok sedang merapikan kamar masing-masing. Kecualai Nevan....
Nevan duduk disebelah Rania, "Khm! Capek yah? Mau jalan gak?" Tanya Nevan sambil memakan snack milik Chika. Rania menolehkan pandangannya "Entar deh gue masih capek". Balas Rania sambil memijit pelipisnya.
Sesudah melepas penat dan saat ini mereka semua sedang berjalan dipinggir pantai pasir putih. Bercanda gurau dengan semuanya, "Kesana yuk!". Ajak Nevan sambil menggandeng tangan Rania dan dibalas oleh jemari lentiknya. "Kemana sih Van?" tanya Rania sambil mengikuti langkah Nevan.
Disisi lain Aldi melihat Rania dan Nevan dengan malas, "Ck! rese banget sih tuh orang". Aldi menggeram dalam hati mungkin dia merasakan 'cemburu' yang amat dalam dihatinya, meski tidak akan ditunjukkan pada siapapun.
Nevan dan Rani tertawa keras saat mereka berbicara masa-masa kecilnya dulu. "Dan lo tau gak, itu bang Marvel sampe sewot gara-gara gue ambil CD film herrypotter doang. Sampe-sampe ngadu ke papi biar dibelin CD baru." kata Rania tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha, iya beneran si Marvel kayak anak bocah umur 6 tahun, padahal udah kelas 6 SD. gila tuh anak. Gue sampe kena omel om Kusuma dikira ngambil CD Marvel taunya elo yang ngambil" sambung Nevan balas tertawa.
"Haduh... huf! kapan yah kita kayak gitu lagi Van? elo bentar lagi pasti sibuk sama kuliah. Pacar, skripsi, apalah itu urusan orang dewasa" eluh Rania sambil memanyunkan bibirnya. Nevan tersenyum tipis lalu mengacak rambut Rania, "Udah gak usah mewek gitu, gue gak bakal ninggalin elo. Dan gue kayaknya masih betah ngejomblo belum ada niatan pacaran, pacar gue kan elo" Jawab Nevan dengan semnyuman sumringahnya.
Rania kembali tertawa, "Bisa aja Lo!". Nevan ikut tertawa atas jawaban Rania, "Ni, kayaknya sore ini gue langsung pulang ajah deh. Soalnya besok gue mau ada Ujian" Kata Nevan membuat Rania menghentikan tawanya.
"Yah... Berarti gak seru dong kalo elo cabut." Eluh Rania. "Ck! gak usah sok sedih kan ada tunangan elo? hahaha" perkataan Nevan berhasil memelototkan mata Rania dan mendapatkan cubitan darinya. "Iiiiih! Nevan! nyebeliiiin!" teriak Rania melengking, dan mengejar Nevan.
"Woy! Gak liat disini ada orang, mata lo taro dimana?!" bentak Aldi dari belakang Nevan, tidak sengaja saat lari tadi Nevan menabrak Aldi yang sedang berjalan. "Sorry gue gak sengaja" jawab nevan minta maaf dengan nada berusaha ramah.
Aldi tersenyum smrik, "Oh gak sengaja? makanya jangan lari-larian kayak di film-film India!" kata Aldi kasar. Rania mendekat dan berkacak pinggang pada Aldi. "Emang kenapa? Lo sirik ya? Apa cemburu? Kalo cemburu bilang gak usah ngode-ngode, elo bukan Ahemnya Gopi" Kata Rania santai mengejek Aldi, sedangkan Aldi yang diejek sudah salah tingkah karena perkataan Rania memang benar.
Aldi balas berkacak pinggang, berusaha menutupi saltingnya. "Hah, gue? Cemburu? Sama lo berdua? MUSTAHIL! Sampe nunggu konjuring 3 tayang juga gak bakal!" Aldi berkata sambil menunjukan muka songongnya membuat Rania memutar bola matanya malas.
Rania tersenyum jahil, "OH gak cemburu toh, yaudah yuk sayang kita jalan gak usah ladenin orang setres entar kita ikutan setres lagi..." katanya sambil menggandeng tangan Nevan lalu melenggang pergi, berjalan meninggalkan Aldi yang sudah marah lalu menoleh kebelakang melambaikan tangannya membuat Aldi semakin marah.
Sedangakn Nevan hanya tertawa, ia tahu bahwa sebenarnya Rania menyukai Aldi tapi Rania enggan untuk mrngakuinya. Nevan hanya berusaha tegar melihat semuanya.
Sore tiba Nevan berpamitan sama semuanya, "Guys gue pulang duluan yah, kalian hati-hati disini. Bye" Pamit nevan sambil masuk kemobil. "Van tunggu!" teriak Rania dari atas, lalu turun menghampiri Nevan. "Nih gue nitip ini buat ditaro dikamar lo yah, titip salam sama Om Adhi" Rania menyerahkan sebuah miniatur Sakura dan Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is My Life [REVISI ON GOING]
Teen FictionRania Kusuma Widjaya, gadis yang berumur 15 tahun baru saja memulai masa remajanya. Anak dari seorang Kusuma Widjaya, gadis yang cantik. Dia membutuhkan cinta, kebutuhan psikologis yang selama hidupnya belum terpenuhi. Setiap individu di dunia past...