4. gugup

63 5 0
                                    

"gue nembak shasli" spontan kata itu terlonatar dari bibir jiel. awalnya ia ingin menyatakan bahwa wanita itu shalom. tapi apadaya gugup mengalahkan semuanya.

"weits, gue tau. lo nembak shasli bukan karena lo suka sama dia, karena dia temen SMA lo" bantah nindy.

"lo tau dari mana?" tanya diyan sinis pada nindy.

"ya gue taulah, orang dia satu sma dulu sama gue"

"oh gitu, lo gak jujur" tanya diyan pada jiel dengan nada mengancam.

"lo gak tau kan nin, gue dulu sempet pacaran sama shasli" jiel mencoba membuat diyan yakin.

"emm, clbk nih ceritanya" goda faisal.
"shalom.. pacaran yuk" ucap faisal dengan sedikit menggoda shalom.

"paan sih lo, gak berubah dari dulu" ucap shalom.

sontak diyan segera memalingkan wajahnya mencari siapa gerangan si shalom itu. "lo cantik" kata itu yang mampu mengekspresikan perasaan diyan saat menemukan yang namanya shalom. tak lama ia kembali menatap jiel dengan tajam. "sekali lagi lo telat. hukuman buat lo bakal gue bikin makin ngeri" jiel hanya menunduk dan kembali berjalan menuju mejanya.

"surprise !!!" teriak salah saru senior yang bernama Dita.

Suprise adalah hal yang paling di benci oleh setiap mahasiswa yang baru masuk, ya, dimana mereka semua berkumpul di luar kelas dan semua tas di periksa oleh tim suprise.

"astaga, bentar dit" ucap tigor sambil menepuk jidat ringan. "jadi selama ospek lo semua gak boleh bawa segala sesuatu yang berhubungan dengan make up, sorry gue lupa kasih tau lo semua" ditambah cengiran.

"jadi, kalo gue dapet sesuatu yang berhubungan dengan make up baik cowo maupun cewe lo semua harus abisin di sini juga" lanjut dia yang sempat tertunda.

tigor , faisal, nindy, diyan, aisyah, dan dita mulai memeriksa setiap tas. biasanya tas mereka di taruh di loker. berhubung kunci loker belum di bagi mereka terpaksa membawa tas mereka ke kelas.

Mereka menunggu di luar kelas cukup lama dan setiap orang sangat ketakutan apabila ada barang atau make up yang ketahuan.

"Masuk semua!" teriak diyan begitu lantang. Lantas, semua mahasiswa kelas itu pun masuk ke kelas dengan rasa takut yang menghantui mereka.

Satu persatu senior menghitung barang yang di temukan. Bahkan lipbalm yang ditaruh di tumpukan binder pun tak luput dari pencarian.

Pada hitungan terakhir "gue paling seneng kalo ada yang bawa pomade" kata dita secara spontan.

"Gue bakal nanya satu satu ni barang punya siapa dan kalo gak ada yang ngaku semua bakalan gue suruh make" ucap diyan.

Satu per satu mereka menyebutkan barang, satu persatu pula mereka angkat tangan. Ada yang membawa parfum, dina, padahal parfum nya masih baru. Pomade, abay, abay adalah ketua tim di kelas jiel dan sha. Abay ketahuan bawa pomade dan terpaksa ia menghabiskan, walaupun tidak sampai separuh, dan berakhir rambutnya yang sangat kaku. Sampai dia menyebutkan salah satu merk lipbalm dan bedak, sha pun angkat tangan.

"Lo gak di kasih tau pa Ferdi ?" tanya dita sambil menodongkan bedak dan lipbalm kepada shalom. Shalom hanya menggeleng dan terlihat ketakutan.

"Pake sampe abis bareng temen sebelah lo" perintah tigor yang membuat sha sekaligus jiel terkejut, karena jiel lah yang sedang berada di sebelah sha.

"Gila lo, azriel kan ga bawa" sentak nindy dengan cepat tigor membisikkan sesuatu ke nindy dan di balas anggukan dengan nindy sambil tersenyum jahil. "Lanjut" perintah mindy seraya melanjutkan kegiatannya mengawasi yang lain.

"Kok gue kena juga sih ?" ucap jiel dengan nada tidak ikhlas. Sha hanya menjawab dengan gelengan.

"Mana suruh abisin lagi" lanjut jiel dengan nada mengeluh.

"Bedak sama lipbalm gue tinggal dikit kok, lo ga usah khawatir, gue yang bakal rapiin" ucap sha dengan nada menyesal.

Perlahan tapi pasti sha memoleskan bedak di wajahnya hingga tersisa setengah, setelah itu ia memoles bibir tipis yang sebenarnya sudah pink secara alami dengan lipbalm hingga setengah juga. Merasa cukup, ia segera menghadap jiel dan mulai menaburi wajah bersih jiel dengan bedak yang cukup tebal. Jiel merasa gugup saat tangan kiri sha lembut menyentuh pipi kanannya dan tangan kiri sha memoles pipi kiri jiel dengan bedak. Kini wajah mereka hanya berjarak 10 cm. Merasa kesal, Diyan mengehentikan hukuman bagi sha dan jiel lalu pergi keluar kelas itu.

***

Malam ini DP berkumpul di depan rumah sha, atau lebih tepatnya rumah ferdian. Mereka ingin melangsungkan aksinya nobar. Semua anggota DP sudah datang dan mereka semua ingin masuk saat sha membuka pagar. Setelah semua masuk, sha yang ingin menutup pagar di kejutkan dengan datangnya Faisal, Jiel, dan ilman dengan jalan kaki. Mereka jalan kaki karena kendaraan faisal dan ilman menaruh kendaraan mereka di garasi rumah Jiel.

"Ilman ?" kata itu terucap saling kagetnya kenapa ada jiel dan faisal di sebelah ilman.

"Iya gue ajak mereka karena mereka mau gabung sama dp" ucal ilman sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Emm, yaudah kalo gitu masuk aja" ajak sha mereka berempat pun masuk ke dalam rumah.

Malam ini sha mengajak teman teman untuk nobar karena ia kesepian, ferdi beserta anak istrinya tadi sore pergi ke jakarta karena sepupu adis yang di jakarta ada syukuran.

Sejak malam itu anggota domino project bertambah 3, Ilman, Jiel, dan Faisal.

Malam itu juga mereka bertiga diterima dengan tangan terbuka dengan DP. Para anggota DP merasa sama sekali tidak canggung mungkin karena mereka sama sama dari Jakarta. Mereka juga merasa seperti orang yang sudah lama kenal. Ya memang semua sudah saling kenal sebelumnya, tapi tak terlalu dekat. Karena hanya sebatas kakak kelas dan adik kelas, itupun tidak terlalu akrab. Ilman akrab karena ia sepupu bebel, Faisal akrab karena ia sering gabung dengan DP dulu saat di SMA. Sedangkan, Jiel, ia sudah berteman dengan Ilman berteman 2 tahun dan berteman 1 tahun dengan faisal. Mungkin jiel tidak ada sangkut pautnya, tapi DP tidak mempersulit keadaan. Mereka tetap menerima Jiel dengan tangan terbuka. Itung itung ada pemain baru atau kreator baru, bisa jadi editor baru yang bisa mengedit video lebih menarik.

***
TBC

ConfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang