Confess

10. isi hati dandi

Siang ini dandi merasa bingung atas pertanyaan yang dilontarkan sha. Ia bingung harus menjawab apa. Sore ini dandi berencana untuk menemui diyan di salah satu caffe. Ia berencana untuk menagih mobil keluaran baru yang di janjikan diyan.

Dandi segera bangkit dan mengambil jaket nya. Ia keluar sambil mengenakan kaca mata hitam. Di ambil nya kunci mobil di nakas dan segera berjalan menuju garasi. Dibuka knop pintu mobil dan segera melaju menuju caffe yang sudah di tentukan oleh diyan.

Di perjalanan menuju caffe, dandi masih saja memikirkan betapa jahatnya ia telah menjadikan sha sebagai taruhan. Untung saja tidak ada yang tahu mengenai hal taruhan yang ia lakukan bersama diyan. Berbeda dengan dandi, diyan justru merasa senang karena dandi berhasil merebut hati sha. Ia malah berharap sha cepat mengetahui apa yang dilakukan oleh dandi terhadapnya. Dengan begitu, sha akan membenci dandi dan diyan bisa mendekati sha kembali. Sedangkan azriel berharap sha dan dandi lebih dahulu putus baru sha mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Sampainya di caffe, dandi sudah melihat mobil diyan terparkir dengan manis di halaman caffe. Dengan cepat dandi masuk ke caffe dan menghampiri bangku di mana diyan sedang menikmati minumannya. Belum sempat dandi duduk, diyan segera melempar kunci mobil ke arah dandi, dengan sigap pula dandi menangkap. Lalu dandi duduk di hadapan diyan.

"Selamat bro, lo udah berhasil dapetin hati sha. Tapi gue ragu, lo ga bakalan lama pacaran sama sha" mendengar ucapan diyan, dandi menyerngitkan dahi.

"Maksud lo apa ?" tanya dandi.

"Ga ada cewe yang mau di jadiin taruhan. Gue yakin lo tau itu" diyan segera bangkit dari tempat duduk dan berjalan keluar caffe. Tapi, belum sempat ia berjalan dandi berucap "kalo emang hubungan gue sama sha ga sampe 6 bulan, gue bakal balikin mobil lo" ucap dandi mantap.

"Tapi sayang nya gue udah yakin sama itu" balas diyan dengan senyum licik, ia segera meninggalkan dandi dan keluar untuk mencari taxi.

Dandi yang gusar dan sangat ragu dengan hubungannya membuat ia merasa sangat amat bersalah terhadap sha. Ia memang mencintai sha, tapi tanpa disadari ia sudah melakukan hal yang salah dan dapat membuat sha lebih dari kecewa apabila mengetahui dandi menjadikan sha taruhan. Ditambah lagi mobil BMW terbaru sebagai imbalan membuat dandi semakin merasa bersalah. Dengan sedikit pertimbangan akhirnya dan di memutuskan membawa mobil yang notabenenya hadiah itu ke surabaya. Masa bodo dengan pertanyaan yang akan dilontarkan sha terhadap dandi. Tinggal bilang bahwa mobil itu pemberian ayahnya apa susahnya ?, hati kecil dandi berkata.

Dandi segera bangkit sembari membawa kunci mobil bmw yang kini sudah jadi miliknya. Ia menelpon supir di rumahnya untuk membawa mobil lamanya pulang ke rumah, sedangkan dandi menikmati kota jakarta dengan mobil barunya.

***

Seminggu sudah dandi sampai di surabaya, tentu saja dengan mobil BMW. Ia memasuki parkiran kampus dengan semua mata tertuju padanya. Semua orang nampak kagum melihat dandi pergi ke kampus dengan mobil yang cukup mahal dan hanya kalangan tertentu saja. Bukannya dandi tidak mampu membeli mobil tersebut, tapi tak ada salahnya memanfaatkan mobil yang sudah ia dapat dengan susah payah. Padahal jika tidak mendapat mobil pun ia akan tetap melakukan hal yang sama dengan syarat mendapat mobil tersebut.

Dandi turun sambil menyisirkan rambut dengan jarinya. Membuat pesona semakin tampak, rahang tegas, alis tebal serta bola mata yang hitam gelap menambah pesona nya. Tentu saja tak lupa ia membukakan pintu untuk wanita kesayangannya, sha. Sha turun dengan anggun tanpa memperdulikan tatapan wanita kampus dengan iri. Bahkan ia tak menerima uluran tangan dandi, ia merasa kesal karena dandi tidak pernah mau memberi tau alasan ia dipertemukan dengan kedua orangtua Dandi.

"Jangan cemberut dong yang" goda dandi pada sha sambil mencolek pipi sha yang terlapis dengan bedah yang tipis.

"Lo bayangin aja, cewe mana yang ga marah di jemput tanpa alasan tiba tiba di ajak ketemu bokap nyokap, untung waktu itu baju gue masih bisa di katakan sopan" balas sha tak mau kalah.