Prolog

552 10 0
                                    

Kebanyakan orang pasti memiliki impian..
Entah apa impian mereka tapi aku yakin pasti mereka ingin mewujudkan mimpi tersebut.

Seperti aku, aku pun memiliki impian yang bodoh dimata kebanyakan orang. Impian sederhana tapi tidak masuk akal untuk teman temanku

Aku terlahir sebagai anak pertama di keluargaku, namun aku mengharapkan kehadiran seorang kakak laki laki. Entah mengapa aku sangat ingin memiliki kakak laki laki orang bilang kalau punya kakak laki laki itu enak, kita sebagai adik serasa dilindungi, serasa dijaga, bahkan kalau kita salah kita selalu di arahkan yang benar. Kakak laki laki katanya selain kakak bisa menjadi sahabat, teman sharing, curhat dan lainnya. Karena terlalu sering mendengar kata orang bahwa punya kakak laki laki itu menyenangkan aku pun mulai berandai andai ingin memiliki kakak laki laki.

"Bu.. aku mau kakak laki laki" Ujar ku kepada ibuku yang sedang asik memotong bawang di dapur.
"Kamu ini anak pertama sayang, suami mu kelak yang akan menjadi kakak mu juga" selalu itu jawaban ibuku sangat bosan aku mendengarnya

.
.
.
.
.
.

Aku pun terus merenungkan apa kata kebanyakan orang, bahkan teman sekelas ku selalu saja memanasi ku karena dia memiliki kakak laki laki. Selalu membuatku iri karena kakaknya sangat perhatian sekali kepada dia.
Oh tuhan.. bisa kah waktu ku putar aku ingin dilahirkan setelah ibuku melahirkan anak laki laki.

~
~
~

Hari ini teman sebangku ku (Citra) tidak masuk bukan cuma hari ini sudah 4 hari ini dia tidak masuk karena sakit, karena aku adalah bendahara kelas jam istirahat aku dan seluruh organisasi kelas dimandatkan untuk menjenguk Citra ke rumahnya. Karena uang yang dihitung ku rasa sudah cukup akhirnya aku dan yang lain sepakat untuk berangkat 1 jam sebelum jam istirahat, kebetulan mata pelajaran ini sedang kosong. Dari pada waktu terbuang sia sia lebih baik dipakai untuk membeli buah tangan untuk menjenguk Citra.

Syukurlah jarak rumah Citra dan sekolah tidak begitu jauh jadi kami bisa tiba dirumah Citra lebih cepat
"Alfa, kamu saja yang mengetuk pintunya" Ucap Bagas 'ketua kelas XI MIA 2'
"Aku ? Ah yasudah"

'Tok..tok..tok..'

Ketukan pintu pertama tidak ada respon.

'Tok..tok..tok.. Permisi!'

Ketukan pintu kedua pun tidak ada respon.

Kalo kata guru agama sampe ketukan pintu ketiga juga gak ada respon pulang aja udah :-D

"Kamu kurang keras kali ngetuk pintunya Al" Saut sherly sekertaris kelasku

Dengan menarik nafas aku pun mencoba mengetuk pintunya lagi

'Tok..tok..'

Belum selesai aku mengetuk pintu rumah Citra sudah terbuka dan menunjukan wajah seorang pria muda yang aku rasa umurnya tidak jauh denganku, ya tuhan dia sangat tampan..

"Iya, kalian ini teman sekolahnya Citra ya" Ujar sang pria itu.
"Iya ka kami semua teman sekelasnya Citra, kami kesini mau menjenguk Citra ka". Jawabku
"Oh baiklah, silahkan masuk dik".

Untung aja gak sampe 3x gak ada responnya, kalo engga bisa mubadzir makanan yang udah dibeli

Kami semua langsung mengikuti pria tadi sampai ke kamar Citra, kami semua pun akhirnya bertemu dengan Citra. Melihat kondisi Citra memang sedikit memprihatinkan terbaring lemah di atas tempat tidur, Citra terkena gejala typus tapi dia tidak mau untuk dirawat maka dari itu dia lama untuk sembuh.

"Hi Citra, bagaimana keadaanmu sekarang" Ucap bagas
"Lebih membaik dari sebelumnya gas"
"Citra, ayolah cepat sembuh. Aku merasa kesepian tidak ada kamu, aku duduk sendiri saja seperti tidak punya teman" Keluh ku kepada Citra
Respon Citra hanya menyengir kecil
"Tenang Alfa kalau malam ini kondisiku bisa membaik besok aku akan masuk sekolah ko"
Aku hanya tersenyum mendengar pernyataan Citra, itu artinya aku tidak akan merasa kesepian lagi dikelas.
"Oh iya Cit, ini kami bawakan sedikit makanan untuk kamu" Ucap Sherly sambil menaruh bawaan kami di atas nakas.
"Wah terimakasih banyak ya, aku merepotkan"
"Tidak apa apa ko Citra, kamu kan teman kita jadi seperti ini sudah menjadi tugas kita sebagai organisasi kelas" Ucap Bagas.

Tidak lama saat kita berbincang, pria muda tapi masuk kedalam kamar Citra sambil membawa semangkuk bubur , segelas air putih, dan obat yang sudah siap minum.

"Maaf menganggu obrolan kalian, tapi Citra harus makan dulu setelah ini minum obat"
"Aduk kakak, udah sana aku bisa makan sendiri. Aku malu jika kakak menyuapi ku makan" Ucap Citra
"Kalau kamu makan sendiri pasti tidak akan habis, sudah nurut saja sama kakak. Mau cepat sembuh kan?"

Kami semua melihatnya hanya terkikik kecil karena perlakuan manja Citra, aku yang melihat ini semakin begitu iri karena ternyata Citra memiliki seorang kakak laki laki.
Andai saja aku memiliki kakak laki laki yang perhatian dan sayangnya sama seperti Kakaknya Citra ini.

Surat Kecil Untuk KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang