Aku tidak tau apa pun apa yang sebenarnya terjadi kepadaku, saat aku terbangun aku sudah berada di ranjang rumah sakit. Banyak sekali alat alat dibadanku dan apa ini? Aku bernafas dengan bantuan alat oksigen ini. Aku sakit? Sakit apa, apa karena keluhan sakit dadaku selama ini.
Mana Ayah, Ibu, Nabila dan... Ka Iyan? Apakah Ka Iyan tau aku sedang terbaring dirumah sakit, sekarang dimana Ayah dan Ibu? Pukul berapa ini bukankah tadi aku berada di rumah dalam kondisi menangis.
Tidak lama pintu kamar rawatku terbuka dan menunjukan wajah Nabila, dia terlihat sangat sedih. Aku tau dia pasti habis menangis tadi entah hal apa yang membuatnya menangis."Mba.. kamu sudah sadar?" Ujar getir Nabila yang merasa sangat sedih.
"Ma..mana Ayah. I..ibu?" Tanyaku dengan terbata
"Kamu jangan banyak bicara dulu Mba"
"Bila.. aku sakit apa?" Apakah pertanyaanku salah? Kenapa saat aku bertanya seperti itu Nabila mulai mengeluarkan butiran beningnya. Sakit apa aku sebenarnya.
"Mba, aku ingin minta maaf kepadamu kalau selama ini aku selalu saja membuatmu kesal. Aku selalu jadi adik yang menyebalkan untukmu tapi sungguh sejujurnya aku sayang denganmu Mba"
"Jawab aku Bil, aku sakit apa" Sautku dengan penuh harap Nabila menjawab pertanyaanku.
"Kamu terkena penyakit Kanker paru paru dan sudah masuk stadium 3 Mba, setelah 4 hari lalu kamu baru sadar sekarang. Saat ini kamu sedang menjalankan Radioterapi untuk membunuh seluruh sel kanker dalam tubuhmu Mba" Ujar Nabila sambil menangis deras.
4 hari lalu ? Aku tidak sadar selama 4 hari. Kanker paru paru? Stadium 3 ? Oh tuhan begitu banyak kau berikan aku cobaan, setelah kau memisahkan aku dengan Kakakku. Sekarang kau memberiku cobaan dengan penyakit ini, apakah Ka Iyan tau aku sakit."Ka Iyan?"
"Mba sudahlah! Berhenti untuk terus menanyakan dia, dia sudah tidak peduli lagi denganmu. Dia sibuk dengan Kekasihnya itu, Mba tau kemarin saat aku ingin memberitau kabar ini kepada Ka Iyan dia sedang bermesraan dengan Kekasihnya itu dirumahnya. Bahkan dia tidak menyapaku sama sekali saat aku sengaja lewat depan rumah dia"Ya Tuhan benarkah itu? Kakakku sudah benar benar melupakanku.
Baiklah aku mengalah, aku akan menuruti apa kata Kakakku aku akan pergi jauh dari dia jika memang tanpaku dia benar benar bahagia."Bila, Mba mohon jangan beritau soal penyakit Mba ke Ka Iyan atau pun Denny"
"Mba telat, Ka Denny sudah tau karena waktu malam saat Mba pingsan dia ada dirumah. Ka Denny yang terus menemani Mba selama ini, sekarang Ka Denny sedang pulang untuk bergantian pakaian" Jelas Nabila.Jadi selama ini Denny yang menemaniku, dulu saat aku sakit aku sangat ingat Ka Iyan yang langsung menemaniku tapi sekarang bahkan Ka Iyan tidak memperdulikanku sama sekali.
Inikah caramu memisahkan kami Tuhan, engkau menjauhkan Ka Iyan dariku dan memberiku penyakit seperti ini yang aku tidak tau sampai kapan umurku ini."Istirahatlah Mba Ka Denny akan segera datang kesini" Ucap Nabila yang langsung meninggalkan Kamarku.
Aku hanya berfikir jika nanti aku tiada apakah Ka Iyan akan merasa kehilanganku atau tidak? Karena saat ini pun Ka Iyan sudah tidak ada pedulinya sama sekali denganku. Lebih baik Ka Iyan tidak mengetahui tentang keadaanku sekarang, aku akan menutupi ini dari Ka Iyan. Aku tidak ingin membuatnya merasa terganggu karena aku Mantan Adiknya sedang terbaring lemah dirumah sakit.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Satu bulan sudah aku tidak berkomunikasi dengan Ka Iyan, aku tidak pernah mendengar kabar lagi dari Ka Iyan. Satu bulan juga Denny menemaniku dirumah sakit, satu bulan ini memang sangat mengerikan untukku. Radioterapi yang ku jalani semuanya gagal, operasi pengangkatan sel kanker pun sama tidak ada perubahan. Hingga akhirnya dokter memutuskan untuk merawatku dengan intensif dirumah sakit. Seluruh teman sekolahku sudah tau jika aku terkena Kanker paru paru, Citra dan Sherly kemarin mereka datang menjengukku aku tidak tega melihat mereka berdua menangis melihat keadaanku. Kanker ku semakin parah , dan berhasil merontokan rambut panjangku. Jika Ka Iyan tau pasti dia akan malu memiliki adik yang botak sepertiku.
Seminggu ini aku selalu saja batuk darah dan dadaku terasa sangat perih sekali untuk bernafas, jika tidak dengan bantuan oksigen mungkin aku sudah kesulitan sekali untuk bernafas. Satu bulan ini hidupku ditentukan oleh alat alat medis disini jika salah satu alat medis saja yang lepas dari tubuhku ku rasa aku akan segera mendekati mautku.
Aku ingin tau apa yang sedang Ka Iyan lakukan saat ini, apakah dia sudah makan? Apakah dia sudah belajar untuk persiapan UN nya? Apakah dia sudah mengembalikan buku yang tempo hari dia pinjam diperpustakaan daerah? Sedang apa Kakak sekarang, aku merindukan Kakak.Outhor prove on :
Sementara itu dirumah Iyan, saat ini Iyan bukan sedang belajar untuk persiapan UN nya. Tapi Iyan sedang bermain dengan Aggeris dirumahnya, mereka sangat bahagia seperti tidak ada beban sama sekali. Andai Iyan tau bahwa Alfa sedang terbaring lemah dirumah sakit mungkin Iyan tidak akan melakukan hal seperti ini dibelakang Alfa.
"Iyan, Alfa ko tidak pernah kelihatan? Dan kamu tidak pernah mengajak dia berkumpul lagi bersama kita, coba kamu hubungi dia Iyan. Aku merindukan tingkah manjanya dia" Ucap Aggeris kepada Iyan.
Pertanyaan Aggeris kali ini sungguh menyentuh hati Iyan, tidak terasa sudah satu bulan ini Iyan tidak tau kabar Alfa. Apakah Alfa benar benar menganggap serius perkataannya, kenapa Iyan jadi merasa merindukan Alfa juga. Sedang apa Alfa sekarang"Umm baiklah akan ku coba untuk menghubungi dia".
Iyan pun mengambil ponselnya dan mencoba menelfon Alfa."Halo de, kamu apa kabar?"
"Mau apa kamu menanyakan kabar Kakakku? Belum cukup puaskah kamu membuat dia menderita dengan perkataanmu tempo hari?"
Ternyata yang mengangkat telfon Alfa adalah Nabila tapi kemana Alfa kenapa Nabila yang mengangkat telfonnya dan apa maksud dari perkataan Nabila.
"Bila bisa Kakak bicara dengan Alfa?" Tanya Iyan kepada Nabila.
"Kamu ingin bicara dengan Mba Alfa ? Apa lagi yang ingin dibicarakan, kamu ingin mengatakan bahwa kamu sudah bahagia dengan Kekasihmu sekarang? Dan kamu sudah tidak membutuhkan Kakakku lagi, iya begitu?"
"Nabila Kakak mohon berikan telfon ke Alfa sekarang!"
"Maaf ka, Mba Alfa sedang tidak bisa diganggu. Dan untuk informasi saja ke Kakak sejak kejadian bulan lalu Ka Alfa sekarang terbaring dirumah sakit dia pingsan dimalam saat Kakak memutuskan untuk meninggalkan dia. Dan Kakak sudah tega tega memukul wajah Mba Alfa sampai memar, kondisi Mba Alfa kritis dan aku harap Ka Iyan bisa menjenguknya sebelum semuanya terlambat!"
"Maksud kamu? Halo... Nabila, Haloo.."
Sial! Telfon dari Nabila dimatikan. Apa maksud dari perkataan Nabila apa sebenarnya yang terjadi dengan Alfa ini sungguh membuat Iyan cemas , ingin menjenguk pun Iyan tidak tau dimana Alfa dirawat sekarang.
Apa sebenarnya yang terjadi dengan Alfa, aku harus menghubungi Nabila lagi untuk mencari tau dimana Alfa dirawat sekarang."Iyan ada apa? Kenapa wajahmu begitu panik? Dan kenapa Alfa, jawab yan" Tanya Aggeris dengan nada yang ikut cemas juga
"Alfa..Alfa dirawat dirumah sakit sejak sebulan yang lalu. Dan aku tidak mengetahuinya, ini salahku gis. Sebulan yang lalu aku mengatakan bahwa aku akan meninggalkan Alfa dan tidak menganggapnya Adik lagi, dan saat malam itu aku tidak sengaja memukul wajahnya hingga memar. Aku tidak tau apa yang sedangku fikirkan saat itu, aku sedang emosi" Ujar Iyan yang mulai mengeluarkan butiran bening dari pelupuk matanya
"Apa? Kamu tega sekali Iyan, dia itu Adikmu kenapa kamu lebih memilihku dari pada dia. Aku orang baru dihidupmu dan Dia sudah lebih lama menemanimu. Jika aku tau sebelumnya aku juga akan meninggalkanmu sendiri karena aku tidak mau berbahagia denganmu sedangkan Adikmu sedang terbaring lemah dirumah sakit!" Jelas Aggeris yang sepertinya menyesal dengan langkah yang di ambil Iyan.Ya Iyan mengakui bahwa dia salah, sekarang apa yang harus Iyan lakukan. Iyan harus bertemu Alfa bagaimana pun caranya Iyan harus tau dimana tempat Alfa dirawat.
Iyan harus kerumah Alfa Iyan harus menanyakan langsung kepada Ayah dan Ibunya Alfa dimana Alfa dirawat. Hanya itu satu satu nya cara agar Iyan bisa bertemu lagi dengan Alfa. Iyan harus segera kerumah Alfa.Ini sudah hampir memasuki episode terakhir ya..
Terimakasih atas waktu yang kalian sempatkan untuk membaca cerbung aku 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Kecil Untuk Kakak
Short StoryAneh ? itu lah yang kebanyakan orang bilang. Saat semua orang mempunyai mimpi besar lainnya aku hanya memiliki satu mimpi yaitu memiliki seorang kakak laki laki. Tuhan... Jagalah hubungan kita sebagai Adik dan Kakak Jagalah Kakakku disaat aku jauh d...