Bag 4

172 3 0
                                    

Kicauan burung berhasil membangunkan dengan sinar cahaya matahari yang masuk dari sela sela jendelaku. Pagi ini aku merasa sangat berbeda dari pagi sebelumnya, rasanya ada yang baru dari hidupku kali ini. Ya aku mempunyai seorang Kakak laki laki yang ku impikan selama ini, aku pun bangkit dari tidurku semalam. Aku pun tak tau aku tidur jam berapa semalam rasanya sangat lelah bahkan buku buku bekas ku belajar semalam masih tercecer di meja belajarku. Aku pun bergegas untuk mandi baru saja aku menyiapkan baju untuk sekolahku hari ini tak lama ada suara panggilan masuk dari HP ku, saat ku lihat panggilan masuk ini dari Kakakku.

"Halo ka" Ucapku dengan senyum
"Halo sayang, kamu sudah bangun?"
"Belum.."
"Hah"
"Ya sudahlah ka, jika aku belum bangun mana mungkin aku bisa mengangkat telpon dari mu"
"Haha.. ya benar. Pertanyaanku sangat konyol, oh iya kamu sudah mandi?"
"Belum baru saja aku ingin mandi tapi Kakak sudah menelfon ku"
"Aku selalu menelfon dalam waktu yang tidak tepat" Ucap Ka Iyan dengan nada yang sedikit kecewa.
"Tidak ka, lagi pula Kakak tidak mengganggu waktu ku ko"
"Yasudah kamu mandi saja dulu nanti kita lanjut Chatting saja"
"Oke ka"
"Dah".
Ka Iyan memang sangat lucu, ya tuhan aku benar benar merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang Kakak.
Aku terlalu terhanyut dalam kesenangan ku sampai tak ingat waktu kalau aku harus segera mandi dan merapihkan buku, dengan cepat aku pun langsung masuk ke kamar mandi dengan membawa baju seragam ku.

.
.
.
.
.
.

Setelah kurang lebih 20 menit aku bersiap, aku pun keluar kamar untuk sarapan. Pagi ini Ibuku membuatkan nasi goreng kesukaanku, sangat tumben Ibu memasak Nasi goreng kesukaanku. Biasanya jika aku meminta dibuatkan selalu saja banyak alasan yang Ibu lontarkan.

"Ibu, tumben sekali Ibu membuatkan Nasi goreng kesukaanku?" Tanyaku sambil menyerok Nasi gorengnya
"Ibu sengaja memasak ini karena semalam Ayah cerita ke Ibu katanya kamu sudah mempunyai Kakak laki laki yang kamu inginkan"
Aku hanya tersenyum sambil mengunyah Nasi goreng yang sudah ku santap tadi.
"Bohong bu, dia itu kekasih Mba Alfa. Tapi Mba Alfa menutupi dengan bilang kalau dia adalah Kakaknya" Nabila lagi lagi membuat selera makan ku menurun.
"Nabila!"
Nabila meledekku dengan menjulurkan lidahnya kepadaku.
"Alfa! Benarkah itu?" Bentak Ayah kepadaku dan membuatku menunduk ketakutan.
"Tidak yah itu tidak benar, Nabila hanya mengejekku saja. Dia tidak senang jika aku mempunyai seorang Kakak karena dia merasa disusahkan"
"Disusahkan bagimana?"
"Dia pernah bilang punya Kakak sepertiku saja sudah sering sekali bertengkar, apa lagi bila mempunyai Kakak laki laki"
"Benar begitu Bila?" Tanya Ayah kepada Nabila.
Nabila hanya mengangguk seperti tidak memiliki dosa, dia sangat acuh dengan bentakan Ayah kepadaku. Nabila memang sangat senang jika aku dimarahi oleh Ayah mentang mentang dia anak bungsu dan paling disayang oleh Ayah, aku sampai tidak boleh mendapatkan perhatian lebih dari Ayah. Aku tau dia cemburu karena Ayah memberiku perhatian seperti kemarin.
"Ah yasudahlah yah aku sudah tidak nafsu makan, aku berangkat sekolah duluan". Aku pun memilih untuk meninggalkan sarapan ku dan berpamitan kesekolah, jika terlalu lama dekat dengan Nabila yang ada dia terus saja mengejekku tidak henti hentinya.

Seperti biasa aku selalu menunggu Angkutan Umum di ujung jalan kompleks rumahku, biasanya banyak teman satu sekolahku lewat jalan sini karena memang Arah sekolahku hanya lewat jalan sini saja. Biasanya suka ada yang berhenti untuk mengajakku berangkat bareng, mungkin aku keluar terlalu pagi dari jam biasanya jadi tidak ada yang mengenaliku.
Ya sudah aku pasrah aku memilih naik Angkutan umum saja, karena masih pagi juga jadi aku bisa mengulang apa yang aku pelajari semalam dikelas nanti.

Sekitar 20 menit perjalanan dari rumahku ke sekolahku, saat sampai disekolah hal yang paling pertama aku cari adalah Sherly. Karena aku tidak tau Citra masuk atau tidak hari ini, aku langsung berjalan dengan cepat ke kelas untuk menceritakan apa yang ku alami kemarin.
Saat sampai depan pintu kelas aku melihat bahwa Citra sudah masuk sekolah hari ini, sepertinya dia menunggu untuk dijenguk dulu baru mau masuk sekolah lagi :D . Berarti aku harus menceritakan ini kepada Citra dan Sherly.

"Hi Cit, Hi Sher :)" Sapaku kepada dua sahabatku ini.
"Hi Al, ada apa denganmu hari ini aku fikir wajahmu akan merengut kesal karena ada Ujian Fisika hari ini. Tapi kenapa wajahmu begitu senang?". Tanya Sherly dengan herannya
"Kayanya waktu kemarin kamu menjengukku kamu memohon kepadaku untuk segera masuk" Tanya Citra dengan heran juga
"Kalian berdua tau tidak?" Ujarku yang menggantung.
"Bagaimana kita mau tau, kamu belum memberitau kita" Jawab Citra dengan nada yang sedikit becanda.
"Haha iya yaa.. Jadi begini aku ingin memberitaumu sesuatu"
"Apa?" Tanya Sherly.
"Kalian tau aku ingin mempunyai Kakak laki laki?"
"Ya, impian anehmu itu" Jawab Citra sambil tercengir.
"Bukan cuma sekedar impian aneh Cit, tapi kamu tau? Impian itu sekarang sudah menjadi nyata. Kemarin aku baru saja bertemu dengan Kakakku" Ucapku dengan begitu senangnya.
Sherly dan Citra saling bertatap tak percaya dengan ucapan ku barusan, mungkin dibenaknya ada pertanyaan. 'Benarkah yang dikatakan Alfa?'
"Dimana kamu bertemu dengan dia?" Tanya Sherly dengan nada tidak percayanya.
"Di toko buku langgananku saat aku sedang membeli komik Doraemon"
Saat aku menjawab itu, Citra dan Sherly hanya tertawa kecil menertawakan apa yang baru saja aku katakan.
"Apakah kamu terlalu mengharapkan seorang Kakak sampai kamu meminta  dengan Doraemonmu itu seorang Kakak" Ejek Sherly dengan omonganku tadi.
"Aku memang terobsesi ingin meiliki seorang Kakak laki laki, tapi aku tidak segila untuk bicara kepada tokoh kartun favoritku!". Jawabku dengan kesal lalu meninggalkan mereka berdua yang masih menertawakanku soal Kakakku.

Kenapa hari ini semua orang membuatku kesal, dirumah Nabila sudah mengejekku habis habisan di depan Ayah. Sekarang kedua Sahabatku mengejekku juga sepertinya mereka juga tidak senang jika aku mempunyai Kakak laki laki, aku fikir mereka akan ikut senang karena impian bodohku ini sudah bisa menjadi nyata. Tetapi respon mereka justru membuatku sangat kesal, lihat saja akan ku perkenalkan Ka Iyan kepada mereka. Jika mereka sampai menaruh hati kepada Kakakku tidak akan aku izinkan Kakakku berdekatan dengan mereka berdua.

Surat Kecil Untuk KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang