Bag 3

190 5 0
                                    

Hari ini bukan hanya membuatku tersenyum tak henti, namun rasanya ingin berlompat seharian penuh. Setelah tuhan menemukan ku dengan Ka Iyan yang kini adalah Kakakku, Ayahku pun memberikan izin penuh untuk menjadi Adik dari Ka Iyan. Tidak terbayang bagaimana senangnya hati ini besok aku akan bercerita kepada Citra dan Sherly kalau impianku selama ini sudah terwujud, aku yakin mereka pasti akan tercengang tidak percaya.
Tak lama aku mengeluh sakit dibagian dadaku, sudah beberapa minggu ini aku sangat sering merasakan sakit dibagian dada. Aku hanya menganggap bahwa ini hanya sakit biasa karena aku terlalu capek hari ini, dan seperti biasanya juga aku rasakan sakit ini jika aku habis melakukan banyak aktifitas atau kecapean.
Aku pun membaringkan tubuhku diatas kasur tapi entah mengapa rasa sakit ini sangat berbeda dari biasanya, ini sangat begitu sakit. Mungkin efek karena aku lompat lompat kegirangan tadi jadi membuat rasa letihku semakin menjadi. Ah yasudahlah ini tidak penting, yang penting sekarang aku bisa memiliki seorang Kakak laki laki.

"Mba.." seru seseorang dari balik pintu kamarku.
"Bila, ada apa?" Ternyata itu adalah Nabila adikku.
"Aku dengar dari Ayah tadi hari ini Mba sudah memiliki Kakak?"
Aku hanya mengangguk dalam posisiku yang masih berbaring
"Berapa umurnya Mba?"
"18 tahun"
"2 tahun diatas kamu? Apakah orang tidak memandang lain Mba, bisa saja Ayah tidak percaya jika dia adalah Kakakmu" Ucap Nabila yang berhasil membangunkanku dari posisiku tadi.
"Apa maksudmu?" Tanyaku dengan nada sedikit keras.
"Umurmu dan dia tidak terlalu jauh Mba, bisa saja Ayah beranggapan bahwa sebenarnya Kalian adalah sepasang kekasih. Namun karena kamu tidak mau mengakuinya Akhirnya kamu berbohong bahwa dia adalah Kakak yang kamu inginkan selama ini". Ya kali ini Nabila benar benar membuatku kesal.
"De dengar ya! Aku tetap menghormati apa peraturan Ayah, aku tidak di izinkan untuk berpacaran sampai umurku 17 tahun. Ya walaupun aku pernah pacaran diam diam sebelumnya dibelakang Ayah, namun untuk saat ini yang aku butuhkan itu Kakak laki laki bukan Kekasih! Jadi berhenti untuk membuatku kesal". Aku pun memarahi Nabila karena tidak terima dengan pernyataannya tadi, aku tidak selicik itu untuk menutupi siapa kekasihku.
Dengan raut wajah kesal Nabila pun meninggalkan kamarku dengan membanting keras pintu kamarku, sedikit ada rasa menyesal juga aku memarahinya tadi. Namun aku sudah sangat kesal dengannya dari awal aku cerita ingin mempunyai Kakak hingga sosok Kakak itu sudah ada tetap saja dia mengejekku dan membuat pernyataan tidak benar seperti itu.
Sudahlah! Dari pada emosiku semakin memuncak lebih baik aku belajar untuk Ujian Fisika ku besok.
Saat baru saja ingin memulai belajar tiba tiba ada notifikasi VC masuk diponselku, saatku lihat ini adalah VC dari Ka Iyan. Dengan segera aku pun langsung mengangkat VC dari Ka Iyan.

"Hi de, kamu lagi apa?" Sapa Ka Iyan saat sudah jelas melihat wajahku di ponselnya.
"Hi Ka, aku baru saja mau mulai belajar. Tapi Kakak sudah VideoCall aku" Jawabku dengan tersenyum kepada Ka Iyan.
"Ya ampun maaf de Kakak fikir kamu belum mulai untuk belajar"
"Tidak apa apa ka, Kakak sendiri lagi apa?" Tanyaku balik kepada Ka Iyan.
"Kakak? Kakak sedang memikirkan kamu". Sukses! Rayuan Ka Iyan sukses membuat semurat merah diwajahku, aku bingung Ka Iyan ini Kakakku atau kekasih ku. Caranya merayuku seperti mantan Kekasihku dulu.
"Kakak bisa saja, Kakak tidak belajar?"
"Aku? Belajar? Sudah khatam :D"
"Hahaha.. Kakak ini aneh aneh saja. Seperti khataman Al-qur'an saja".

VC berlanjut sangat seru kami berdua berbincang dengan asik, dan tak lupa aku pun memberitau apa yang Ayahku bilang tadi. Ka Iyan memang awalnya tersentak tak percaya secepat itu Ayahku mengizinkan Ka Iyan sebagai Kakakku. Dan ternyata orangtua Ka Iyan juga ingin sekali bertemu denganku, baru ku tau pula ternyata Ka Iyan ini adalah Anak bungsu dari 4 bersaudara. Pantas saja dia menginginkan seorang Adik perempuan karena rata rata saudaranya adalah laki laki, mungkin Kakak pertamanya saja yang perempuan.
Karena terlalu asik berbincang aku pun lupa waktu jika aku harus belajar untuk Ujian fisika besok.

"Hahaha yasudah, kita berdua terlalu asik mengobrol sampai Kakak menganggu waktu belajarmu. Belajar yang benar ya de, Kakak sayang kamu"
"Iya Ka, aku juga sayang Kakak"
Dan Akhirnya obrolan kami pun berakhir, rasanya masih ingin berlama lama mengobrol dengan Ka Iyan. Namun apa boleh buat aku pun harus belajar untuk Ujian Fisika besok.
Aku pun meletakan ponselku dan melanjut waktuku untuk belajar, apa lagi Guru mata pelajaran Fisika sangat terkenal dengan kegarangannya. Matanya seperti ada dimana mana mengawasi muridnya dengan begitu jeli, dulu pernah ada kejadian teman sekelasku mencontek dengan membawa contekan di saku celananya. Pak Angga entah memiliki kekuatan apa dia bisa tau bahwa dia sedang mencontek, padahal sedari tadi dia hanya duduk diam di meja guru.
Makanya aku harus berhati hati diujian Fisika kali ini aku takut jika nantinya aku malah tertuduh mencontek oleh Pak Angga.

Surat Kecil Untuk KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang