01 - Orientasi

482 23 1
                                    

Dua bulan kemudian. Agustus, 20XX. Pagi hari, Universitas Tunas Harapan.





"Lima menit lagi. Gerbang ditutup, jangan lupa disampaikan ke seksi keamanan." Tirta yang tengah sibuk meng-checklist daftar-daftar perlengakapan yang sudah ada segera melaporkannya pada Arsan.

"Oke Good, jangan kasih lolos yang telat."

"Gimana persiapan san? Aman kan?"

"Aman bang, santai. Duduk aja lo disitu."

Arsan menunjukan tempat duduk para tamu undangan untuk Aji duduk berbarengan dengan dekan dan petinggi fakultas lainya. Semua peserta sudah masuk dan duduk di bangku yang sudah disediakan. Tapi, tidak semuanya. Contohnya...

"Anjir lo ya, lama banget!"

"Sumpah gue ketiduran, huft untung kaga telat."

"... Uwis mana?"

"Bukannya sama lo?"

"Jangan becanda let..."

"..."

"..."

"Shit! Gue kaga tau dia belum berangkat."

"Kan dia nungguin lo di apotek, lo lupa tadi malam dia bilang ke lo?"

Aleta menggelengkan kepalanya pelan, lagian siapa yang sempat untuk mengingat kejadian tadi malam saat sudah dikejar-kejar waktu. Agatha menepuk jidatnya pelan, dirinya menjadi sangat gelisah jika sudah begini. Saat Dekan Fakultas Kedokteran UTH memberikan kata sambutan, fokus semua orang pindah ke arah kanan dari panggung tersebut terlihat perempuan dengan segala perlengkapan mabanya berdiri di sendirian setelah dibawa oleh seorang panitia.

Sebelumnya.

"Ah anjir udah jam 7. IIIHH Letak awas lo ya!"

Louisa yang melihat jam tangannya memilih untuk berlari dari apotek dekan kosannya ke kampus. Sudah tidak ada harapan jika Aleta akan menjemputnya, jaraknya lumayan jauh butuh waktu 15 menit dengan berlari untuk bisa sampai ke kampusnya.

"Apa-apaan telat 20 menit begini?"

Arsan mengeluarkan kedua tangannya dari saku jaketnya dan membuang batang permen yang sedaritadi digigitnya saat dia melihat Louisa berlari mendekat. Seperti yang sudah tertulis di peraturan, bagi setiap peserta yang telat maka tidak da kompensasi sama sekali dan wajib menerima hukuman. Pria itu melipat kedua tangannya di dada.

"Hah...hah.. hah... maaf kak saya telat.."

Deg.

Arsan terdiam melihat wajah Louisa yang terengah menyeka keringatnya, dia kembali teringat kejadian dua bulan yang lalu. Saat perempuan ini tidak sengaja menumpahkan minuman tepat diatasnya.

"Tau ini pukul berapa?"

"Ja..Jam 7.20 kak." Jawab Louisa setelah dia mengecek jamnya.

"Terus?"

"Sssh.. tadi saya sudah siap dari jam 6.45 kak. Menunggu teman saya taunya dia gak jemput-jemput.. saya jadi berlari dari Apotek Melati ke kampus kak."

Louisa menjawab dengan tertatih, dia sempat tersandung dan terjatuh saat berlari ke kampus hari ini. Lukanya ditutupi dengan Rok yang sedikit diturunkan sampai dibawah lututnya.

"Ikut gue lo."

Arsan berjalan lebih dahulu dibanding Louisa, saat Louisa melewati beberapa panitia yang ada di gerbang beberapa dari mereka berbisik yang membuat Louisa mendengus pelan karena ketakutan

"Duh.. mati deh tu anak. Si Arsan galak banget lagi."

"Semoga gak dihukum yang parah deh.."

AKARSANA [ RUMAH SVT AU SPINOFF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang