Part I

18.8K 888 2
                                    

Rama Pov

Aku memarkirkan mobilku setelah sekitar 20 menit dari rumahku bersama Dea.
Lalu aku masuk kedalam ruangan rektorat universitas ini. Universitas dimana istri cerobohku mengenyam pendidikan.

Alasan klasik karena takut istriku yang masih labil, maaf lebih tepat nya belum DEWASA. Ketakutanku adalah dia tergoda oleh mahasiswa yang ada disini.

Bukankah itu kekanak-kanakan? Terserahlah, jika kalian mengalami situasi sebagai Rama mungkin kalian akan melakukan hal yang sama.

Aku mengetuk pintu dan terdengar seseorang memintaku masuk.
"Selamat pagi pak." ucapku setelah masuk kedalam ruangan.
"Selamat pagi pak Rama. Saya sangat merasa terhormat bapak bersedia mengajar disini." ucap pria sekitar berkepala empat.

"Terimakasih, bapak sudah mau memberi kesempatan saya mengajar disini."

"Tentu saja, saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ketika anda bilang ingin mengajar disini."

"Anda berlebihan."

"Sudahlah pak Rama, pada karir anda yang memang bagus sebenarnya sangat sayang jika anda masih sebagai dosen. Lalu bagaimana sekolah yang di Jakarta?"

"Masih di pegang oleh kepala sekolah yang lama. Saya masih ada hal yang harus dilakukan jadi saya belum menjadi kepala sekolah."

"Oh, yasudah. Pak Rama, kenapa anda ingin mengajar matakuliah umum? Saya tahu kebetulan dosen yang biasa mengajar mengundurkan diri. Tapi akan lebih jika anda mengajar di spesialis anda."

"Tidak masalah pak, saya ingin saja."
Dustaku, karena jika semua orang tahu termasuk dia bahwa istriku kuliah disini aku tidak bisa mengajar di kelasnya karena kami ada hubungan.

Memang itu sudah menjadi peraturan, karena ditakutkan ada KKN. Padahal aku tidak mungkin membedakan antara Dea dan mahasiswa lainnya.
Jadi salah satu jalan ya di matakuliah umum.

"Baiklah, sebentar lagi kelas dimulai. Mari ikut saya ke Aula disini."
Kemudian aku mengikuti pak rektorat disini menuju Aula dimana matakuliah umum dilaksanakan.

Dea istriku selamat mendapat kejutan dari suami bunglon mu ini.

***

Deandra Pov

Aku berjalan menuju kantin, akh mengikuti matakuliah umum seperti melakukan permainan subway surf berlari mendapatkan koin.

"Mau minum apa maka-"

"Minum, es cappuccino cincau." ucapku memotong ucapan Chandra.
"Siap Nona." dia berjalan memesan minuman.

Aku menidurkan kepalaku di meja kantin. Rasanya aku ingin teriak dan marah.
Ternyata kak Rama masih aja kaya Bunglon susah ditebak.

"Ekh, ssssstttt. Itukan Dea? Anak semester 3."

"Iya, istrinya pak Rama."

"Ikh kok bisa pak Rama nikah sama dia. Aku kira dia pacarnya cowok yang tadi. Ikh engga tau diri."

Sudah aku duga, perkataan ini akan terjadi. Dulu waktu disekolah aku tidak lepas dari omongan-omongan ini. Awas ya kak Rama aku pites.

"Nih minumannya." Chandra meletakan es cappuccino cingcau dipipiku dan membuat hatiku dingin. Jadi ingat sama Eiffel, apa kabarnya si anak jenius itu? Hebat banget udah study banding ke Singapura. 😣

"Ekh tuh dia mereka malah duduk berduaan lagi."

Aaaaarrrgghhhhhh rasanya aku ingin sumpel mulut itu cewe pake bedug masjid istiqlal.
"Dea, elo engga apa-apa?" ucap Chandra terdengar khawatir.

Mr. Husband (Sequel Mr. Bunglon Is Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang