Part XXII

11.7K 548 9
                                    

Author Pov

Dea pulang bersama Rama karena Chandra merasa tidak enak jika harus mengantar pulang Dea.

Sepanjang perjalanan Dea hanya diam, Rama yang melihat itu jadi bingung sendiri.

"Kenapa cemberut gitu? Nyesel engga pulang bareng Chandra?" tanya Rama yang tetap fokus menyetir.

Dea bungkam, kebiasaan jika dia marah. Dia akan diam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Rama menarik nafas mencoba sabar dengan sikap istrinya.

"Mau makan apa?" akhirnya Rama mengeluarkan jurusnya karena Dea sangat hobi dalam hal makan. Dan benar Dea langsung merespon seketika moodnya berubah.

"Mau." jawab Dea dengan mata berbinar-binar. Rama tersenyum puas, dan dia tidak mau membahas tentang sikap bungkam dia takut sikap Dea kembali diam.

"Makan apa?" tanya Rama.
"Aku mau nasi Padang." jawab Dea dan langsung di setujui Rama.

Sekitar 10 menit mereka sampai di sebuah rumah makan Padang. Dea dengan sumringah keluar dari mobil.
"Kakak ayo, aku lapaaaaaaar." ucap Dea sambil mengusap perutnya.

"Bukan kamu aja, kalian tuh lapar." ucap Rama yang langsung dipahami Dea yang dimaksud dengan kalian.

Setelah masuk Rama langsung menyuruh Dea memilih makanan yang dia dinginkan.

"Aku mau cincang, ayam goreng, hmmm goreng belut juga boleh. Itu sama cumi yang besar, apa lagi yah??" Dea tampak berfikir.

"Semua yang disini aja ya uda." kata Rama dan langsung di angguki pelayan disana.

"Ikh kok semua kalau engga kemakan gimana?" tanya Dea sebal.
"Aku juga makan Dea."

Dea hanya tersenyum dan duduk di meja yang kosong dekat jendela yang menyuguhkan Taman.

"Kamu yakin pesen belut?" tanya Rama karena Rama tahu Dea tidak suka makan belut.
"Iya." jawab Dea singkat.

Setelah menunggu beberapa menit semua pesanan datang. Mata Dea langsung berbinar melihat makanan didepan matanya.

"Oh ya uda saya lupa, pesen jus melon nya 2." ucap Rama pada pelayan. Dea langsung berdoa dan setelah itu mulai makan dengan lahap.

Daging cincang adalah makan favoritnya dimasakan Padang.
Rama hanya melihat dengan decak kagum. Dea memang punya selera makan tinggi, terlebih dia sedang hamil meski sempat beberapa hari nafsu makannya menghilang. Tapi Rama senang karena kini Dea sudah kembali seperti biasanya.

"Kok engga makan?" tanya Dea yang menyadari nasi dipiring Rama masih utuh.

"Oh, hmmm Kakak kenyang." ucap Rama yang langsung meminum jus melonnya.

"Aku yang makan boleh?" pinta Dea sambil nyengir. Rama mengangguk sambil tersenyum.

"Asyik!!!!" Dea bersemangat mengambil piring yang berisi nasi. Rama merasa kenyang dan itu tidak masalah.

***

Selama masa kehamilan Dea tidak pernah ngidam macam-macam. Hanya nafsu makannya yang bertambah.

Memasuki bulan 5 perut Dea sudah mulai membuncit, Rama semakin menjadi suami siaga.
"Kak." panggil Dea dengan pelan.
"Iyaa apa?" Rama langsung berjalan mendekati Dea yang duduk di meja makan.

"Bukannya sekarang waktunya cek ke dokter kandungan buat USG?" ucap Dea sambil mengelus lembut perutnya. Meski baru usia 5 bulan tapi perut Dea sudah seperti 7 bulan hampir menyamai Arum.

"Iyaa hampir saja aku lupa." Rama langsung duduk disamping Dea dan memegang perut Dea lalu mendekatkan telinganya.

"Haii kalian baik-baik saja? Sekarang papah dan mamah mau liat kalian." ucap Rama dan Dea tersenyum. Rama menyebut kalian karena prediksi bidan yang biasa mengecek kehamilan Dea, bahwa Dea mengandung 2 janin. Untuk meyakinkan dugaan itu bidan menyarankan untuk melakukan USG.

Mr. Husband (Sequel Mr. Bunglon Is Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang