Extra Part II

11.9K 439 13
                                    

Rein menunggu seseorang yang selama ini dia cintai. Orang yang dimata hukum adalah kakak sepupunya, namun dalam pandangan nya dia adalah lelaki yang mampuh membuatnya jatuh hati.

"Kakaaaak." Rein memeluk kakak sepupunya dengan sangat erat.

"Haiiii, adikku." Arvan memeluk Rein dengan hangat. Lelaki tampan yang usianya terpaut 7 tahun datang menggunakan sweater putih.

Arvan adalah lelaki yang dicintai Rein sejak dulu. Entah sejak kapan mulainya yang jelas jantungnya akan berdetak kencang jika berada didekatnya.

Lelaki bertubuh tinggi, dan senyuman yang manis. Tapi Rein tidak pernah memberitahu nya karena dia tahu status mereka apa meski tidak ada hubungan darah. Kecuali Deven, mungkin karena Deven adalah saudara kembar nya jadi dia bisa merasakan meski Rein tidak pernah bercerita.

"Oh yah Rein, kakak mau ngenalin seseorang." ucap Arvan dengan melepas pelukannya.

"Siapa kak?" tanya Rein dengan senyum manis di bibir mungilnya.

"Tuh." tunjuk Arvan menunjuk seseorang yang sudah berdiri tidak jauh darinya.

"Kak Fio." ucap Rein pada Fiona adik Efelyn, yang punya kembaran bernama Fero.
Fiona tumbuh dengan cantik, dia sangat anggun dan lemah lembut.

"Hai Riandara." sapa Fiona kaku. "Ikh kak Fio kaya yang engga kenal aja, panggil aku Rein." Rein cemberut dan membuat suasana mencair.

"Iya deh, maafin kakak. Kamu udah gede aja Rein, kesini-kesini mirip Aunty." Fio tersenyum.

"Iya, manja sama cerobohnya mirip banget." ucap Arvan membuat Rein cemberut.

"Ikh kok kak Arvan malah jelekin aku." Rein tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. "Iya deh maaf sayang." Arvan mengelus lembut kepala Rein yang membuat jantungnya semakin berdetak kencang. Terlebih lagi kata sayang yang diucapkan Arvan menambah degupan jantungnya.

"Euhem, kok kalian bisa ketemu?" tanya Rein mencoba menetralkan perasaannya dan mereka sudah duduk di meja untuk bersiap makan malam.

"Kakak kebetulan tugas di rumah sakit didaerah Yogyakarta. Dan Arvan memang memegang perusahan disini." ucap Fio dengan anggun. Gadis cantik yang hampir mirip Felyn.

"Oooh!!" Rein hanya menjawab singkat.

"Berapa lama disini?" tanya Arvan

"Hmmm, mungkin aku kuliah disini kak." jawab Rein

"Serius?"

"Iya."

"Oke, nanti aku cariin universitas yang Bagus disini. Soal tinggal kamu bisa tinggal dirumah nenek." ucap Arvan. Yang dimaksud dengan rumah nenek adalah rumah orang tua Vandi ayah kandung Arvan yang memang dia memtuskan memilih perusahaan kecil di kota Yogya karena memang ingin dekat dengan keluarga dari ayah kandungnya.

"Tidak usah kak, aku sudah diterima di universitas negeri disini. Dan soal tempat tinggal, boleh juga."

"Kamu juga bisa tinggal dirumah kak Fio, hmmm lebih tepatnya rumah dinas." tawar Fio.

"Tawaran yang tidak jelek." jawab Rein dengan santai dan membuat Arvan dan Fio tersenyum.

***

Selama makan malam, Rein memperhatikan sikap Arvan pada Fio. Rein hanya menatap sendu, sesekali dia tersenyum miris. Dia juga tau tatapan Arvan pada Fio adalah tatapan persis yang dia tunjukan pada Arvan.

"Aku hanya adik dimatanya" desis Rein

"Maaf terlambat." tiba-tiba datang seorang lelaki tampan. Rein langsung memasang wajah tidak suka.

Mr. Husband (Sequel Mr. Bunglon Is Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang