Part XVIII

10.5K 591 33
                                    

Dea langsung memuntahkan sesuatu yang ada dalam perut meski hanya sebuah lendir.

"Tuhkan ini fix mba kita nambah cucu." Santi malah duduk sambil kegirangan.
"Iya San kita sepertinya harus buat persiapan."

Bukan menolong Dea yang muntah-muntah. Santi dan Ria malah sibuk mengobrol.

"Mah,  kasian Dea bukannya nolongin." Arum geleng-geleng karena sikap mertua dan ibu mertua adik iparnya rada gesrek.

Arum mendekati Dea yang terus muntah.
"Ayo Dea muntahin aja." sambil memijat tengkuk Dea,  Arum bisa paham karena dia juga sedang merasakan.

"Aduh kak apa yang di muntahin coba? Dari kemarin cuma lendir." Dea memijat pelipisnya.
"Kakak juga dulu suka gitu." Dea langsung mengerutkan dahinya apa yang dimaksud Arum? Apa dia minum wine terus muntah-muntah kaya dia.

"Sudahlah kak, aku mau kekamar aja badan lemes banget dan," belum sempat Dea berjalan Keluar dari kamar mandi dia mual dan ingin muntah lagi.

Uweeeeek

Dea kembali muntah dan tubuhnya mulai lemas bahkan kepalanya semakin pening.

"Dea kamu muntah lag." kini giliran Arum yang mual entah kenapa dia merasa mual.

Uweeeeeeek

Mendengar Arum muntah, Ria dan Santi tersadar kalau ada orang yang butuh bantuan.
"Ekh ya ampun lupa" Dengan segera mereka menuju kamar mandi.

"Aduh kok dua-duanya pada muntah?" Santi mendekati Arum
"Iya muntah kok bisa kolaborasi kaya gini?" timpal Ria yang mendekati Dea.

"Gimana nih?" 2 ibu rempong berubah panik terlebih tubuh Arum dan Dea mulai lemas dan...
"Aduh mba, Arum pingsan." Santi kaget karena Arum terkulai lemah.
"Kamu engga lihat Dea juga pingsan." Ria juga panik karena Dea pingsan juga.
"Gimana dong mba?"

"Panggil suaminya lah."

"Oh iya."

Lalu Ria dan Santi menarik nafas dan………

"GIBRAAAAAAAAN"

"RAMAAAAAAAA"

Tidak perlu menunggu Rama dan Gibran diikuti Danu dan Bisma.
"Ada apa?" Gibran langsung berdiri didepan kamar mandi  disusul Rama.
"Ada apa? liat Arum pingsan." jawab Santi
"Dea juga,  ayo cepat tolong nih kita engga bisa lama-lama nahannya." Ria dan Santi memang kesusahan karena menahan tubuh menantunya masing-masing  sambil berdiri.

Rama dan Gibran langsung bergegas masuk. Mereka berebut masuk ketika di ambang pintu.
"Aduh mas aku dulu yang masuk." ucap Rama yang berusaha masuk.
"Aku duluan dong, engga liat apa istriku pingsan." ucap Gibran engga mau kalah.

"Istriku juga pingsan mas. Ngalah kek, mas duh gimana sih."

"Kamu yang ngalah, kamu lebih muda harus ngalah sama yang tua." Gibran masih bersikukuh.

"Lagi sitkon gini mas mau dibilang tua." Rama terus berusaha masuk. Kedua pria yang memiliki tubuh proposonal berebut masuk dan terjebak di ambang pintu yang sedikit sempit.

"Stooop malah berebut, Gibran kamu duluan karena Arum posisinya dekat pintu." ucap  Ria  yang sudah  pusing.

Gibran langsung nerobos masuk  kemudian menggendong Arum dan langsung keluar.Setelah
Gibran keluar barulah Rama
langsung masuk dan menggendong Dea.

"Haduh bikin panik aja." Santi  bisa bernafas lega.
"Iya, kok  bisa kompakan gitu." Ria tak kalah merasa lega.

"Mah telpon dokter."

Mr. Husband (Sequel Mr. Bunglon Is Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang