Part XVI

11.4K 545 9
                                    

FYI: MENGANDUNG UNSUR 18++ MAAF JIKA SEDIKIT MERUSAK FIKIRAN READERS.
TOLONG PAHAMI DAN SIKAPI DENGAN BIJAKSANA.
MAKASIII 😍

--------------------BTS--------------------

Author Pov

Setelah Henry dan Felyn pulang, Villa kembali sepi dan itu
membuat mereka bosan.
"Aarrgghh bete banget, kak kenapa kita engga ikut pulang aja sih?" oceh Dea yang langsung tidur disofa.
"Pulang kemana? Jakarta? Bandung?" tanya Rama yang membawa susu coklat lalu
diserahkan pada Dea.

"Bandunglah." jawab Dea yang kini sudah duduk.
"Jadi maksud kamu Henry harus anterin kita dulu baru dia ke Jakarta?" Dea langsung diam sambil meminum susunya.

"Kalau udah selesai tidur ya? Kakak gerah mau mandi dulu." Dea mengangguk.

"Fiuuuh kalau berdua lagi bosen lama-lama. Acara apa sih jam segini?" Dea menekan tombol di remote.Waktu
menunjukan pukul 08.00 malam.

"Kok engga ada yang seru sih bete." Dea langsung mematikan TV dan pergi menuju kamar.

Setelah sampai dikamar Rama masih dikamar mandi. Ketika Dea duduk diranjang pintu kamar mandi terbuka.

Rama keluar dengan rambut basah, dia menggunakan handuk yang dipakai sepinggang.

Entah mengapa tubuh Dea memanas, dia sampai menelan ludahnya dan sayangnya tenggorokannya terasa kering.

Dea langsung mengambil gelas dinakas memang sudah disediakan. Dia menegak habis air hingga tandas.

"Ada apa dengan aku? Kok tiba-tiba gini?" Dea berusaha
menenangkan diri.

Rama heran dengan gelagat Dea, dia melihat bahwa Dea mengeluarkan keringat dingin.

"Kamu sakit lagi?" Rama mendekat dan menyentuh dahi Dea.

Ssssrrrrrrr

Darah Dea langsung berdesir ketika disentuh, tercium
aroma tubuh Rama yang berasal dari sabun mandi dan shampo yang dia pakai.

"Aku, gerah kak mau keluar aja." Dea langsung berdiri dan berjalan menuju luar.

Rama merasa aneh lalu dia menahan lengan Dea.
"Kamu kenapa?" Dea mengatur nafas yang sudah tidak beraturan.

Dia membalikan wajahnya, dia bisa melihat dada milik Rama sungguh membuat ingin dia peluk. Lagi-lagi Dea menelan ludahnya.

"Hmmm kak." panggil Dea dengan pelan.
"Iya, Ada apa?" tanya Rama khawatir. Dea memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam.

"Bodo amat sama gengsi, toh Dea dia itu suamimu sendiri. Mau aku apain juga terserah." Dea berusaha meyakinkan diri.

"Dea kamu kenapa?" Alih-alih menjawab Dea langsung berjinjit dan melingkarkan tangannya di leher Rama.

Chup

Rama terkejut karena Dea tiba-tiba menciumnya dengan lembut. Dea menghentikan ciumannya, dan langsung menunduk. Panas, pipinya panas bahkan seluruh tubuhnya pun panas.

Rama tahu dan dia paham gengsi Dea terlalu besar, akhirnya dia yang mengambil inisiatif.
Ditariknya dagu Dea dan langsung mencium bibir yang memang sudah menjadi candu baginya.

Rama mulai mencium bibir mungil Dea, melumatnya begitu lembut hingga Dea merasakan lututnya lemas seperti jelly sekarang. Beruntung Rama sigap masih memeluknya erat.
Membantu Dea untuk tetap berdiri tegak. Dea bisa merasakan ada sesuatu yang menusuk dibawah tapi dia tidak perduli dan langsung melingkarkan tangan nya dileher Rama.

Mr. Husband (Sequel Mr. Bunglon Is Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang