1

345 35 6
                                    

Aku menyusuri lapangan besar Seoul High School. Mataku sibuk melihat siswa siswi yang bercengkrama satu sama lain. Ku percepat langkahku menuju kelas 1-1. Kata Jin Oppa sih kelasku disitu. Tentunya Jin Oppa bukan pemilik sekolah ini. Dia tau dari mereka. Yang sepertinya mereka sudah sampai duluan dan langsung memberi tau Jin. Aku merasa beruntung.

Tidak seperti di film-film, saat aku masuk ke dalam kelas, tidak ada yang memperhatikanku. Mereka semua sibuk dengan dunianya masing-masing. Ada yang baru saja berkenalan, ada yang sibuk dengan gadgetnya, ada yang lagi gosip, dan ada juga yang tidur.

"Suasana yang biasa. Sama kayak dulu." gumamku.

Aku menghampiri bangku kosong yang ada di barisan tengah. Kujatuhkan bokongku dan menaruh tasku diatas meja. Ku silangkan tanganku diatas tas dan menaruh kepalaku diatasnya. Bersiap-siap untuk tidur lagi.

"Halo,"

Tapi, gagal.

Aku mendongakkan kepalaku, melihat perempuan berambut pirang sebahu dan memegang roti. Ia tersenyum dan menyulurkan tangannya, "Yubin, salam kenal!"

Dengan cepat aku balas uluran tangannya. "Jiyeon, salam kenal!" Ia tersenyum dan langsung duduk ditempatnya -yang berada disampingku-. Dapat aku rasakan bahwa Yubin sedang melihat diriku. Dari ujung kepala sampai ujung kaki. Merasa risih, aku melambaikan tanganku di depan mukanya. Berniat agar Yubin menghentikan aktivitasnya itu.

"Ah, maaf." Yubin menyingkirkan tanganku, "Kau mengingatkanku pada kakak kelas yang kutemui tadi pagi." Jawabnya.

"Jangan sampai dia.. Jangan sampai dia.."

Aku tersenyum, "Ah, oke. Aku kira, ada yang salah dengan diriku." Yubin berbalik badan, mengambil buku pelajarannya dan menaruhnya di atas meja.

"Tapi, serius. Kau mempunyai kakak laki-laki kah disini? Dia benar-benar mirip denganmu!"

Aku tersenyum kikuk, "Tidak punya." Yubin tetap menatapku, seakan-akan menunggu jawaban ku berikutnya. "Aku serius."

Yubin menghela nafas, "Ah, baiklah aku menyerah. Mungkin mukamu dengan dia hanya mirip. Maafkan aku, Jiyeon-ah." Aku menepuk bahunya, "Tidak apa-apa. Muka ku memang pasaran." Yubin tertawa dan aku juga ikut tertawa.

"Memangnya, kakak kelas yang kau lihat, seperti apa sih?" Kataku memancing. Ya, aku harus menanyakan ini. Daripada aku yang salah paham?

Yubin menopang mukanya dengan tangan kanannya dan menatapku, "Dia persis sepertimu. Matanya bulat, hidungnya mancung, dan jawlinenya.. Oh my god!" Yubin jadi makin bersemangat. Ku paksakan senyumanku agar Yubin tidak curiga.

"Jadi benar itu mereka.."

"Pantas saja mereka lelaki paling di dambakan di sekolah. Saat aku melewatinya tadi, dia langsung diserbu banyak sekali perempuan yang... em, menjijikan?" Ujar Yubin sambil menekan kata 'menjijikan'. Aku menatapnya bingung. "Ya itu, mereka seperti kehilangan akal sehatnya. Lari sambil berteriak 'Oppa!'"

Oh jadi begitu maksud 'menjijikan' Yubin.

Aku mulai berkomentar, "Dapat ku bayangkan pasti lelaki itu sangat tampan. Kau suka ya?"

Yubin terkejut. "Tidak! Bisa-bisa aku babak belur oleh sunbae yang lain karena menyukai lelaki populer di sekolah ini. Sama saja seperti aku bunuh diri."

"Semoga aku tidak mengalami kejadian itu....."

Sudah 15 menit mereka mengobrol. Deringan bel masuk sudah bergema. Tanpa mereka sadari, seorang lelaki di belakang menatap mereka. Sangat tajam.

------------------------------------------

hehehehehe ditunggu vote & commentnya xD

-greenylovey-




Complicated [BTS Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang