5

201 29 3
                                    

Hari ini aku sudah berjanji kepada Yubin untuk pulang bersamanya. Yubin sempat bertanya padaku, kemana aku saat 2 jam pelajaran terakhir. Karena aku tidak bisa bilang bahwa aku sedang menemani Taehyung dan berbicara dengan Jimin, aku bilang ke Yubin kalau aku ke perpustakaan dan ketiduran disana.

Well, tidak 100% berbohong, kan?

Untungnya, Yubin tidak curiga padaku.

Aku dan Yubin bergegas menuju gerbang sekolah. Dari jauh, aku melihat 2 orang lelaki bersandar di depan mobil. Oh tunggu. Aku kenal mobil itu.

Dan kedua lelaki itu.

Aku buru-buru menarik tangan Yubin dan membawanya berlawanan arah dari Taehyung dan Jimin.

"Jiyeon-ah! Kedua sunbae itu memanggil namamu!" Teriak Yubin disampingku. Aku tidak menggubrisnya dan langsung membawa Yubin ke halte bus.

Aku mengatur nafasku, "Rumahmu dimana?" Aku mengeluarkan ponselku sembari duduk di halte bus. Sekaligus menunggu jawaban Yubin.

"Rumahku di Gangnam. Hanya 3 halte kok." Jawabnya pelan. Yubin menunduk, "Aku merasa kau merahasiakan sesuatu dariku."

Aku menelan ludah. Aku tidak ingin membuka rahasiaku sekarang. Aku takut kalau sifat Yubin akan berubah setelah mengetahui itu.

Aku mengelus pundak Yubin, "Aku tidak membunyikan apa-apa."

Lagi-lagi, Yubin tidak menjawab, menungguku untuk menjawab pertanyaannya. "Aku serius." Tekanku.

Yubin menoleh padaku, "Sudah ku bilang, kalau aku percaya padamu." Ia menunggingkan senyum, "Busnya sudah datang!"

"Maafkan aku, Yubin-ah.. Suatu saat pasti kau akan mengetahui semuanya.."

----------------

"Ingin masuk?" Tawar Yubin.

Aku menggeleng, "Aku takut kalau ada kakakmu," Yubin tersenyum. "Bisa-bisa, aku pulang tinggal nama."

Aku mengacungkan kedua jari telunjuk dan jari tengahku. Menandakan perdamaian. Yubin tau itu dan dia tersenyum sumringah.

"Terima kasih sudah mengantarku! Hati-hati di jalan!!"

-----------

Aku sudah sampai di depan rumahku. Aku melihat sesuatu yang janggal.

Ada 3 pasang sepatu di depan pintu rumah.

Yang ku kenal hanya sepatu Taehyung. Dan ku pastikan, kedua pasang sepatu yang lain bukan punya Jin ataupun Namjoon.

Aku memencet bel rumahku 2 kali. Tidak ada jawaban. Ku pencet sekali lagi, dan Voila!

Lelaki yang lebih rendah dariku, yang kutemui tadi di perpustakaan, membukakan pintunya.

Jimin.

"Aku tidak salah rumah, kan?...."

"Hey, ngapain kau diam disitu? Gak langsung masuk?" Suara cemprengnya membuyarkan lamunanku. "Tae Oppa didalam kan?"

Jimin mengangguk, "Silahkan masuk, Tuan Putri."

Aku memutar kedua bola mataku dan melewatinya begitu saja. Dapat kurasakan Jimin sedikit tertawa geli. Dia menutup pintu dan aku segera menuju kamar.

Saat aku ingin melewati ruang keluarga, aku menemukan sosok laki-laki yang sangat ku kenal. Bermain bersama Taehyung. Orang yang membuat hariku menjadi buruk.

Seakan sadar akan kehadiranku, dia menatapku. Menatapku dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Taehyung lari dan langsung memeluk tubuhku.

"Ya! Kau dari mana saja? Tadi ku tunggu di depan gerbang bersama Jimin, kau malah pergi." Taehyung menciutkan bibirnya, "Tadi juga sudah ku panggil namamu, tapi kau tidak menengok. Ku kira kau sudah tuli."

Aku melepas pelukannya dan menamparnya pelan, "Berisik. Yang penting aku sudah selamat sampai dirumah." Aku masih tetap fokus melihat lelaki itu. Bukan Taehyung ataupun Jimin.

Lelaki itu mendekati Taehyung, melihat ke arahku. "Kim Jiyeon?"

Dapat kulihat reaksi Taehyung dan Jimin yang sama-sama membulatkan matanya.

"Kau kenal dia?"
"Kau kenal adikku?"

Taehyung memegang bahu lelaki itu, "Ya! Kau kenal adikku?"

"Bagaimana bisa aku tidak kenal dengan dia? Dia sekelas denganku."

Aku memutar kedua bola mataku dan melewatinya. "Walaupun aku tidak tau tujuanmu kesini untuk apa, ku harap jangan membuat kerusuhan disini."

Aku berhenti, "Terima kasih sudah membuat hari ini menjadi hari burukku, Jeon Jungkook."

----------------------------

Yeyeyeyeyey ditunggu vommentnya <3

261016

-greenylovey-


Complicated [BTS Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang