3.

6K 621 114
                                    

"Dia pacarku."

Tubuh Irene mendadak kaku seperti tersengat listrik ribuan volt.

"Oh, kebetulan sekali aku baru saja membeli banyak makanan. Kemari, kita makan malam bersama, ja!" Tuan Park merangkul pundak Irene mengajak gadis itu untuk kembali masuk ke dalam rumah.

Irene pasrah ketika dirinya diseret menuju ruang makan, ia menoleh ke arah Sehun meminta pertolongan, namun lelaki itu hanya menahan senyum nakalnya.

Mati! batin Irene dalam hati.

-

Tuan Park, Nyonya Oh, Park Chanyeol dan Jinrae.

Irene sekarang duduk di meja makan bersebelahan dengan Sehun menghadap ke empat orang asing itu dengan degup jantung serasa mau pecah. Ke empat orang itu terus menatap Irene dengan lekat hingga membuat Irene tak sanggup bergerak sedikitpun.

"Sejak kapan kau dan Sehun saling mengenal?,"tanya Nyonya Oh begitu antusias.

Sementara bibi Jung mondar mandir menyiapkan beberapa menu makanan dan mengaturnya di atas meja.

"Aku..."

"Kami kenal sejak lama, dia satu sekolah denganku dan sekarang satu jurusan di Universitas," Sehun menyambar jawaban Irene." Benar kan sayang?"

Heol...?

Irene ingin sekali mencabik cabik mulut Sehun mendengar dirinya dipanggil sayang. Irene berharap malam ini dirinyaa buta dan tuli, sungguh menghadapi anggota keluarga Sehun seperti ia sedang duduk di kursi pesakitan menunggu keputusan hakim yang akan menghukumnya.

"Lalu, kapan kalian mulai berpacaran?,"tanya Nyonya Bae menyelidik.

"Aku tid...,"

"Baru beberapa hari lalu, dia yang terlebih dulu menyatakan suka padaku,"lagi lagi Sehun menjawab sebelum Irene sempat membantahnya." Benar kan sayang?"

Untuk kedua kalinya Sehun membuat Irene mual, gigi gadis itu bergemeletuk.

Sayang?Menyatakan suka lebih dulu?Apa apaan dia?Ya!!!!

Irene terpaksa menanggapinya hanya dengan senyuman pahit.

"Jaman sekarang memang tak perlu laki laki yang harus memulainya terlebih dahulu, tapi kau hebat Irene," Tuan Park mengacungkan jempolnya ke arah Irene.

Hebat apanya?Itu kan hanya akal akalan putramu saja.
Ingin sekali Irene berseru membongkar semua kebohongan Sehun.

"Ya, dan aku lebih suka gadis agresif sepertinya," Sehun menimpali sembari menyentil ujung hidung Irene.

Oh baiklah, jika membunuh itu bukan termasuk tindakan kriminal, mungkin Irene sudah melakukannya sejak tadi.

Semua yang ada di meja makan tertawa kecuali Irene yang sesekali menginjak keras kaki Sehun dan mencubit lengan lelaki itu dengan keras.

"Aku akan menjagamu jika Sehun berbuat macam macam padamu," Chanyeol menaik turunkan kedua alisnya menggoda.

Sehun hanya melirik Chanyeol dengan desisan sebal sementara Irene hanya menerima nasibnya dengan pasrah, sekaramg ini ia lebih mirip seperti bayi yang belum bisa berbicara, merengekpun akan sia sia.

"Baiklah, ayo sekarang kita mulai makan," Tuan Park menyudahi obrolan mereka dengan memimpin doa sebelum makan.

Irene menatap tajam saat Sehun menyodorkan sepotong daging tumis ke depan mulut Irene. Tingkah menjijikan Sehun benar benar tak bisa membuat Irene berkutik.

-

Irene langsung mencekik leher Sehun dan mendorong tubuh lelaki itu ke dinding ketika mereka berdua ada di dalam kamar Sehun selesai acara makan malam keluarga.

Cinderella with Melon First KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang