Pastent

59.1K 6.3K 4.2K
                                    




PASTENT

Past and Present

**

Trian.

Masa lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masa lalu.

Kayak memory card yang udah lama lo simpan di dalam laci, dan ketika lo buka semua isinya di dalam laptop, lo seakan keinget lagi.

Kangen? Mungkin.

Menyesal? Iya.

Sedih? Gak tau.



Pernah gak lo disuruh milih apa yang berharga buat lo?


"Hai Ian."
"Lama gak ketemu."

Kayak mimpi tau gak. Mimpinya mimpi buruk.

Ketika pertama kali gue injakin kaki di Kebumen, yang gue tau saat itu cuma perasaan gue gak enak. Gak tau gak enaknya kenapa, tapi yang jelas disaat yang sama gue juga mengingat Thea. Apa ini tanda dari perasaan gak enak gue itu?

4 hari lewat dan begini-begini aja. Seharusnya gue seminggu disini, tapi ternyata gue balik lebih cepat dari seharusnya. Kalau lagi dalam tekanan, gue bisa mengerjakan lebih cepat dari kemampuan gue biasanya dan ya, gue akuin, gue lagi dalam keadaan tertekan banget belakangan ini.

Kedatangan Clara, adiknya Keira yang gak tau emang udah takdir Tuhan apa gimana tiba-tiba muncul dan deket gitu aja sama Thea. Bahkan mungkin, Thea satu-satunya orang yang bisa menjangkau dia di kampus. Kemanapun Thea pergi setelah selesai kelas, Clara pasti akan selalu ngekorin dia dari belakang.

Gue tau gimana Clara.

Dia memang punya kelainan sosial. Apa sih bahasa kerennya itu? Social Disorder? Ya sejenisnya lah, maklumin aja kalo gue salah ngomong, gede di kampung soalnya.

Itu mungkin yang buat Ira se-anti itu sama adiknya sendiri. Kalau sama gue yang normal-normal aja dia suka protes "Yan pake baju ini, Yan sepatu kamu jelek, Yan jangan kayak orang kampung," apalagi sama Clara yang -maaf ya, notabenenya gak normal karena kelainannya itu? Seringkali Ira selalu bilang sama orang-orang kalau dia gak punya saudara kandung. Atau biasanya dia gak mau ngomongin tentang keluarga di saat-saat tertentu seperti kalau lagi di wawancara majalah. Karena itu, malu sama tingkah adiknya. Gue kadang suka kasian sama Clara, bahkan gue suka secara gak langsung tanya soal Clara ke Ira waktu kita masih jadian dulu. Tapi hasilnya? Keira berakhir marah sama gue. Ujung-ujungnya berantem lagi.

"Kamu gak usah deket-deket sama Clara, kenapa sih?" tanya gue dengan nada yang gue akuin gak enak banget di denger -nyolot, nyebelin.
"Kenapa sih, Yan? Aku gak ngerti deh. Kamu ngomong ini udah tiga kali loh dari Minggu Pengukuhan waktu itu."
"Ya justru karena aku udah ngomong tiga kali makanya kamu dengerin!"
Gue sendiripun kaget karena bisa bentak Thea kayak gitu tanpa sadar. Gue pikir Thea akan bales bacotan gue sama kerasnya dan kita akan berakhir berantem untuk yang pertama kali.

NonversationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang