Menuju Loversation #1Berteman
Bukankah harusnya begitu?
Kasih yang ditakar dan berbalas namanya bukan kasih
Cuma rasa pada sesama yang lebih besar dari sesama lain
Bukankah harusnya begitu?
Kasih yang tak terbatas dan tak berbalas namanya bukan kasih
Cuma cinta yang gak pernah sampai pada satu titik yang dituju.
☾☾☾☾
16 Maret 2014,
Theala
Tahun pertama kuliah, lo pada ngarepin apa sih?
Terus terang, ekspektasi gue pas kuliah tuh tinggi banget. Baru pertama kali pilih jurusan sendiri, masuk ke kampus yang jauh lebih luas, lebih besar, dan lebih ramai dari sekolah. Kegiatan baru, cara belajar baru, dan tentunya temen baru.
Buat orang yang selama sekolah gak bisa berteman, sekalipun gue tau itu susah, gue tetep excited untuk ketemu orang baru. Siapa tau pas kuliah gue bisa lebih bersosialisasi, punya orang yang bisa gue ajak main atau cerita sesuka hati gue. Tekad buat berubah pun ada. Selama ini gue mikir, mungkin yang salah cuma sikap gue -terlalu kaku dan gak tau cara mulai pembicaraan, bukan orang lain yang blagu dan gak pengen bergaul sama gue.
Cuma ternyata, 1 tahun gue kuliah, ekspektasi gue terlihat ketinggian.
"Demi apa sih ini udah libur lagi?" setahun ini, gue dibiasakan dengan suara cempreng Milly. "Hidup gini-gini aja ya," dan protesnya tentu.
"Yaaah, namanya ngampus," tiap selesai UAS, gue paling anti buka buku lagi untuk periksa jawaban, biasanya malah melipir ke warung, jajan Risol.
"Lo libur ke mana The?" Milly kebetulan lagi ngurangin makan gorengan. Diet. Jadi dari rumah udah bawa bekel makanan sehat.
"Hmm," sambil ngunyah gue mikir. "Ke mana ya.."
"Ikutan UKM gue aja yuk. Anak-anak Siaran lagi pada pengen jalan-jalan gitu ke Puncak, mau Api Unggun sambil bakar-bakar sate gitu."
Wah, terdengar asik.
Gue selalu pengen deh bisa kayak gitu. Punya waktu buat temen, pergi ke acara sana-sini sampai kebingungan mana yang harus diduluin, hape selalu rame, jadi tempat curhat banyak orang.
Seru deh. Jadi orang yang dibutuhin dan bisa masuk ke semua orang gitu tanpa ada rasa canggung dan gap sama sekali.
Sayangnya, gue gak pernah cukup pandai melakukannya.
Awal-awal excited untuk ikut komunitas dan organisasi ini-itu, tapi lama-kelamaan tenaga gue seolah abis. Gue jadi memilih lebih banyak di rumah. Sibuk dengan Grey Anatomy series atau buku-buku yang gue beli di Toko Buku. Gak tau kenapa, ngobrol sama orang lain itu terasa sangat menguras tenaga. Belum lagi situasi ramai yang begitu mengganggu gue dengan cara yang susah gue deskripsiin. Pokoknya gak suka.
Jadi gue maunya apa sih?
Gue juga bingung.
Gak suka kesepian, tapi gak pengen di tengah keramaian. Aneh banget.
"Gak ah. Itu kan acara UKM lo."
"Ih gak apa-apa tau! Dari pada lo bosen di rumah. Emang lo ngapain aja di rumah?"
"Ya..... Gak ngap-"
"Jalan sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nonversation
General Fiction(SUDAH TERBIT) Teman, katanya. Cinta, rasanya. Pupus, akhirnya.